Anggota IAGI yang saya hormati,

 

Dua usulan pertama dari 11 prioitas yang saya kemukakan dalam ceramah saya
untuk menanggulangi subsidi BBM, adalah (1) Transparansi dan kejujuran
informasi, dan (2) Sosialisasi dan pengikut sertaaan. Kedua persaratan
inilah yang saya anggap IAGI bisa memegang peranan penting.  

 

Sosialisasi perlu diterangkan oleh anggota IAGI kepada masyarakat luas bahwa
energi itu akan habis (depleted), bahwa energi itu mahal, bahwa energi itu
susah dicari, bahwa Indonesia telah menguras migas lebih dari 125 tahun.
Dengan demikian kita harus hemat dan pelit energi. Dan masyarakat luas
sampai kedaerah-daerah harus diikutsertakan, semacam multi-level-marketing.
Universitas didaerah perlu dilibatkan dengan pelajaran-pelajaran tentang
industri perminyakan dan konservasi energi. Universitas meneruskan ke Pemda
dan seterusnya ke masyarakat luas. 

 

Transparansi dan kejujuran data adalah syarat mutlak. Sengaja atau tidak,
banyak orang termasuk anggota profesional seperti IPA., HAGI, IATMI, dan
IAGI, sering mengemukakan hal-hal yang menjadi kepentigan perusahaan mereka
hingga dengan tidak sengaja telah mennyesatkan pemgambil keputusan policy
energi.  Anggota professi, tanpa sengaja selalu mengatakan bahwa kalau
dicari migas pasti ditemukan. Berikan kami kemudahan untuk investasi. Kami
akan terapkan teknologi dan management terbaru dan kita akan dapatkan
minyak. Mereka memberikan contoh-contoh keberhasilan seperti Kodeco dan
Cepu, dua lapangan tua yang cadangannya bertambah cukup besar. Pembuat
policy energi seperti anggota DPR dan Penjabat, mengangap bahwa
International Oil Company masuk Indonesia dan berani mengebor sumur
eksplorasi dengan biaya puluhan juta dolar. Kesimpulan mereka simple, IOC
berani mengeluarkan jutaan dollar, pasti Indonesia kaya dan mineral
resources berlimpah. Hal-hal inilah yang perlu diluruskan oleh IAGI serta
anggota professional lainnya yang mengerti tentang high risk dan high reward
yang menjadi ciri khas industri perminyakan.  

 

Kedua usulan tsb. adalah sesuatu yang kita semuanya harus kerjakan dalam
menanggulangi subsidi. Kedua usulan ini relatip murah hingga dapat
dikerjakan langsung.  Selain itu, sosialisai dan pengikut sertaan masyarakat
luas  juga perlu dilakukan secepatnya sebelum Pemerintah menaikkan harga
BBM. Masyarakat luas perlu diberi penerangan hingga nantinya tidak timbul
gejolak. Daerah perlu didatangi. IAGI adalah organisasi yang tepat karena
sudah biasa bergerak didaerah. IAGI sebaiknya menawarkan jasanya kepada
Pemerintah untuk melakukan sosialisasi. Geologist yang sudah pensiun maupun
yang baru lulus yang memerlukan pekerjaan dapat di mobiliser. Untuk ini IAGI
kemungkinan besar bisa mendapat pendanaan dari Pemerintah.  

 

Salam,

 

HL Ong  

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 23, 2012 11:02 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dinner Talk IAGI

 

Data tahun 2010 yang dipergunakan oleh DEN (Dewan energi Nasional) dalam
menyusun SKENARIO KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL MENUJU TAHUN 2050 saya kira
menggunakan data ini juga. 

Yang dipertanyakan bukan besar kecilnya angka tetapi rasio antara low cal
(21 %) yang hanya 1/3 dari kalori menengah (70 %). 
Angka perbandingan ini konon secara logika genesa pembentukan batubara agak
aneh. cmiiw. Sayapun tidak tahu bagaimana menjelaskannya, genesa seperti apa
yang dapat menyebabkan kalori rendahnya lebih sedikit dibandingkan batubara
kalori menengah. Mungkin hal ini perlu dijelaskan kawan-kawan yg bekerja di
batubara, genesa seperti apa yang menyebabkan low cal < med cal.

Dalam besaran Sumberdaya-Cadangan batubara ini utk Proven << Probable bisa
dimengerti. Karena nantinya yang probable bila dievaluasi atau dikerjakan
(dikembangkan) akan menjadi proven.
Tetapi untuk Migas kemarin ditunjukkan bahwa besaran Proven >> Probable
(maaf saya lupa angkanya)

Saya sepakat dengan Mas Yoga untuk mulai diinventarisasi, namun persoalan
"angka" yg dimunculkan inilah yang harus dikritisi seperti ditulis Mas
Noorsyarifuddin.

RDP

2012/7/23 yoga suryanegara <yoga_suryaneg...@yahoo.com>

Bapak2, coba dilihat pie diagram yang dicantumkan adalah bersumber dari data
tahun 2006, artinya data yang terkumpul adalah sebelum tahun tersebut.

Seingat saya, low rank coal, mulai ramai dibicarakan masuk dalam komoditas
komersial industri di era tahun 2006, yang artinya pada tahun tersebut
data-data hasil explorasi masih belum masuk dan terupdate di dept esdm kita.

 

Dalam dua seminar nasional yang diadakan oleh perhapi dan ics di jakarta
baru2 ini saya sempat mengingatkan betapa pentingnya update data dan
validitas data sda dan cadangan sumber energi kita untuk kepentingan den
(dewan energi nasional) dalam menentukan arah kebijakan energy mix kita. 

 

Regards,
Yoga Suryanegara

  _____  

From: "lia...@indo.net.id" <lia...@indo.net.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 23 July 2012 12:20 PM


Subject: Re: [iagi-net-l] Dinner Talk IAGI


dalam melihat data harus jelas ,antara lain :  Sumber data tsb
(intitusinya) , Kriteria/devinisi/Status sumberdaya/cadangan 
yang dipakai , Tahun penerbitannya .
Kalau seandainya kita pakai data Batubara yg ngeluarkan Dirjen
Minerba / ESDM atau Data Migas yg ngeluarkan Dirjen Migas /
ESDM/BP Migas  kok sampai salah dan menyesatkan
.................  wah kalau yg ini aku nggak bisa
komentar.....

ISM



> 2012/7/23 noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com>
>
>> Sedikit tambahan:
>>  Satu point yang cukup menohok dari diskusi dengan Pak Ong
>>  kemarin adalah
>> bahwa IAGI (dan organisasi profesi lainnya) sama sekali
>> TIDAK KRITIS terhadap data/informasi yang beredar (dan
>> ternyata menyesatkan masyarakat dan para pembuat
>> keputusan)...
>>  Mudah-mudahan ini bisa menjadi referensi PP IAGI.
>>  salam,
>>
>
> Salah satu yg saya peroleh dan mirip dengan yag disampaikan
> Pak Ong adalah sumberdaya berdasarkan kalori.
> http://psdg.bgl.esdm.go.id/makalah/1.1%20%20Batubara%20Grand%20Melia.pdf>
Bagaimana mungkin kalori rendah jumlahnya lebih sedikit dari
> kalori sedang. Hal yang mirip dengan ini adalah perhitungan
> cadangan Migas dimana Proven lebih kecil dari Probable. dsb.
> Ini memang belum menjadi perhatian IAGI selama ini. Apa yang
> diungkapkan Pak Ong ini akan ditindak lanjuti oleh PP IAGI.



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
<http://indomail.indo.net.id/> 



----------------------------------------------------------------------------
----
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
----------------------------------------------------------------------------
----
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.
----------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------






-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Reply via email to