Itulah makanya DepPerin mencanangkan konsep TKDN dng melakukan perlindungan 
barang produksi dalam negeri, arahnya pembinaan terhadap Industri Dalam Negeri.
Sayangnya yang terlihat melaksanakan hanya sektor migas saja karena dipaksakan 
dng harus melaksanakan PTK 007 dalam pengadaan barang dan jasa.
BK.


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au>
Date: Sun, 5 Aug 2012 02:57:24 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist

China importir bahan mentah begitu banyak dari Australia, amerika latin, middle 
east dan Afrika.
Tapi kebanyakan impornya adalah impor produktif,  sebagai bahan untuk membuat 
produk ekspor yang dijual kembali dengan harga berlipat.

Impor konsumtif  terjadi setelah ekonominya melesat dan menghasilkan kelompok 
menengah dan atas yang begitu banyak jumlahnya. Juga impor tersebut tidak 
mengancam homegrown industry karena memang daya saingnya besar.

Yang saya takutkan impor kita kebanyakan barang konsumtif. Dari mulai buah, 
textile sampai HP dan mobil. 
Export kita kebanyakan barang mentah. Tidak ada upaya menciptakan nilai tambah 
samasekali. Koq bisa kita yang katanya punya hutan tropis terbesar tapi 
industri mebelnya jauh dibawah China dan Malaysia ? 

Mau coba memaksa RIM untuk bikin server di tanah air atau membuat peraturan 
mewajibkan membangun smelter untuk semua miningpun dicemooh dan ditolak oleh 
bangsa kita juga....

Kirim email ke