Tambahan lagi pak Rovicky terhadap status FB pak Andang Bachtiar yg saya repost 
di status FB sy:
Yohanes Budi Sulistiohadi wrote: "kurang satu mas Ery Arifullah:
4. Karena ingin cepat dapat hasil instan dari potensi SD Mineral tersebut, 
tidak sabar ingin cepat membongkarnya sebelum berhasil menguasai teknologinya 
sendiri. Akhirnya rela mendapat sebagian (SANGAT) kecil saja dari hasil tambang 
mineral dan hidrokarbon :-). Dari yang sangat kecil inipun, sebagian BESAR 
menguntungkan mereka yang *bersusah payah* menyiapkan kontrak kerja untuk 
pemilik teknologi tersebut

Salam, Ery
2525
Sent from my iPad

On 11 Agt 2012, at 16:32, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> wrote:

> Dari fb pak Andang Bachtiar
> Logika dan mentalitas bgs terjajah: 
> 1) Krn resikonya tinggi maka kita butuh orang asing untuk melakukan 
> eksplorasi sumberdaya kebumian di Indonesia (bgsa terjajah adlh bangsa yg tdk 
> mau mengambil resiko)
> 
> 2) Krn teknologinya tinggi maka kita butuh modal asing untuk maju ke depan 
> memimpin kita dlm usaha eksplorasi sumberdaya migas dan mineral Indonesia 
> (bangsa terjajah adlh bangsa yg tdk peduli pengembangan teknologinya sendiri, 
> bahkan u/mencontek - mencuri - meniru teknologi luar negeri saja tdk 
> disemangati, tdk dihidupi)
> 
> 3) Krn menyangkut cadangan raksasa, produksi yg besar dan operasi yg luar 
> biasa complicated dan sensitifnya, maka kita serahkan saja operatorship 
> pengelolaan blok2 migas yg sdh expired kontraknya ke perusahaan2 asing yg sdh 
> pengalaman; Pertamina atau perusahaan2 nasional lainnya silakan jadi makmum 
> saja ... (bangsa terjajah adlh bangsa yg tidak percaya pada kemampuan diri 
> sendiri, bangsa terjajah adlh bangsa yg pemimpin2nya mengukurkan baju 
> kemajuan efisiensi teknologi kecanggihan operasional manajemen bangsa asing 
> yg kedodoran ke tubuhnya sendiri yg bebal dan kuper pdhl sebagian besar 
> rakyatnya yg professional sdh terbiasa memakai baju tersebut!!!!)
> 
> Nah, apakah kita mau terus pelihara logika dan mental spt itu????
> 
> 
> -- 
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Kirim email ke