Pak Andang,
CMIIW. Optimisme sebuah lead atau prospect itu kan tergambar dari geological 
chance factor (GCF), bukan dari perhitungan resource (dimana Sw termasuk 
didalamnya). Kalau suatu propect punya GCF dengan % tertentu, katakanlah dengan 
sangat pesimis kita bilang hanya 18%, maka kita mengganggap potensi 
hidrokarbonnya ada, tidak 100 % isinya air. Kalau 100 % air, berarti salah satu 
komponen petroleum system 0, yang berarti GCF nya juga 0. Kalau saya sebagai 
geologist/explorationist, saya akan liat GCF nya untuk bisa bilang it's a 
prospect to drill. apakah itu economic to drill? barulah liat resourcenya (ada 
3 skenario juga kan? P10, P50 dan P90) lalu dibandingkan dengan operating cost 
nya + perkiraan harga minyak/gas, dll....itupun yang mutusin yang punya duit 
hehehe. 

Saya rasa begitu juga untuk frontier area atau potensi diluar cekungan, 
explorationist bersikap pesimis atau optimis itu setelah mengkalkulasi GCF nya, 
bukan potensi resources nya. Kalau seorang explorationist bilang suatu frontier 
area itu high risk karena low GCF (salah satu petroleum systemnya gak tentu 
misalnya), ya seharusnya kita (komunitas geoscientist) mestinya bisa terima, 
karena kita juga yg mengkalsifikasikan begitu. Pernyataan pesimisme berdasarkan 
perkiraaan resource menurut saya tidak seharusnya keluar dari mulut 
explorationist. 

Cuma ya memang GCF itu juga bisa subjectif...5 orang explorationist yang 
generate prospect yang sama mungkin bisa menghasilkan 6 GCF yang berbeda, dan 
kadang2 yang mutusin GCF mana yg dipake itu juga ditentuin oleh yg punya duit 
(sepenggal kisah dari suatu TCM hehehe)

Naslin

On Wed, 29 Aug 2012 08:32:53 +0530  wrote
>Dalam perhitungan cadangan u/Lead atau Prospek, kalau ada rujukan 1 
>sumur/field discovery di sekitarnya atau dlm blok tsb, maka sangat wajar Sw yg 
>dipakai adalah Sw yg berasal dr discovery field/sumur tsb. Tetapi kalau sumur2 
>sekitarnya dryhole maka Sw yg dipakai adlh Sw asumsi bhw Lead/Prospek tsb 
>berisi minyak/gas, dan itu berarti MAX 65% u/minyak dan 70% u/gas!!! Nah, 
>porositasnya bisalah dipakai dr dryhole2 atau wet zone sumur2 sekitarnya.... 



Kalau kita sdh menyatakan suatu closure menjadi Lead atau Prospek, ya aneh dong 
kalo kita kasi harga Sw-nya 80% dan bahkan sampai 100%!!! Artinya kita gak 
menganggap itu sbg Lead, tapi sbg closure yg berisi air. Kalau membayangkan 
/mengharapkan / mengusulkan - suatu closure menjadi Lead ya harus pasang Sw yg 
hidrokarbon (65%). Kalo kita gak nganggep ada hidrokarbonnya ya jangan 
dinamakan closure tsb Lead atau Prospek, tapi blendukan isi banyu saja kalo 
begitu,.... hehehe :-) !!!



Nah, demikian juga dalam menimbang-nimbang potensi sumberdaya migas kita di 
luar daerah / cekungan yg sdh berproduksi. Kalau attitude kita sebagai 
explorasionist - geologist sudah diwarnai dg pesimisme dan blm2 sdh bilang: 
"potensi migas kita tdk sebesar negara2 tetangga", "apa iya kita akan dptkan 
migas di cekungan2 frontier yg blm dieksplorasi", "resiko eksplorasi tinggi, 
jadi kita serahkan saja pd org2 asing yg brani ambil resiko u/eksplorasi 
daerah2 unknown kita", dsb dsb yg kesemuanya menunjukkan pesimisme, sikap 
negatif, kemalasan dan ketidak-percayaan diri, ...mana mungkin kita akan 
dapatkan cadangan2 baru? Nope!!



Makanya, jangan pernah menyerah dan menyeratuspersenkan saturasi air sblm 
benar2 kita bor dan uji sumberdaya2 migas indonesia kita!!!!



ADB 2012

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kirim email ke