Pak Ong,

Dari slide power pointnya Peabody halaman 26 dikatakan China memimpin dalam
pembuatan "Supercritical and ultrasupercritical operating plants", apakah
bararti China sekarang butuh pasokan batubara berkadar abu, sulphur rendah
agar mendapatkan kalori yang tinggi dan sedikit memproduksi polusi?

http://www.peabodyenergy.com/mm/files/News/News%20Presentations/WashUSymposium_v13_FINAL_slides.pdf



Salam,
Ewa

2012/8/31 Bandono Salim <bandon...@gmail.com>

> **
> Yaa kan ada polisi yang ngatur. Kalau ndak bisa ngatur lalin dengan baik,
> lebih baik ndak ada polantas yaa. Pengalaman naik motor di Bandung ahir2
> ini, ternyata ada toleransi baik antar pengendara motor lho. Senasib kalee.
> Ujian simnya aja dipatuhi, kalao pake simulator, asal yang suka main game
> pasti bisa, padahal pake motor beneran kan beda.
> Oh iya apa nanti tidak membvuat gank motor meraja lela??
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com>
> *Date: *Fri, 31 Aug 2012 08:59:37 +0800
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] FW:
>
> Bukannya kalau sepeda motor saja jalanan tambah kacau ? mengingat
> pengendara sepeda motor lebih banyak yg ngasal & ngacau lalin seenaknya
> sendiri, lampu merah dianggap tidak ada biarpun jelas menyala...
>
> wass,
> nyoto
>
> 2012/8/31 kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
>
>> Coba Jakarta bikin peraturan bahwa kendaraan yang boleh lewat di jalan
>> raya hanya motor, sepeda dan kendaraan umum..kayaknya jakarta enggak
>> akan semacet sekarang.
>> hitung hitung kalau 1 mobil dinaiki oleh satu orang, jumlah occupancy
>> areanya sama dengan 5/6 motor yang dinaiki 5/6 orang,  jadinya di
>> jakarta memang pemborosan jalan dan bbm.
>>
>> Pernah naik busway, lumayan enak dan praktis.
>> Harusnya jumlah jalur, busway dan feedernya ditambah tentunya  akan
>> banyak membantu mengurangi masalah di jakarta.
>>
>> On 8/31/12, Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id> wrote:
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > Rekan-rekan IAGI,
>> >
>> >
>> >
>> > Perihal tidak lakunya batubara Kalimantan.
>> >
>> > Turunnya harga batubara dunia menyebabkan batubara Indonesia tidak laku.
>> > Bagaimana jalan keluarnya.
>> >
>> >
>> >
>> > 1.       Policy Pemerintah untuk melarang batubara kalor rendah untuk
>> > diekspor tahun 2014 menurut saya tidak masuk akal. Policy Pemerintah
>> > berdasarkan data yang keliru. Bersama ini saya lampirkan sebagai
>> attachment
>> > distribusi batubara Indonesia berdasarkan caloric value (slides
>> terlampir
>> > dari ESDM). Disini tercantum bahwa batubara kalor rendah (dibawah 5100
>> > kcal)
>> > jumlahnya hanya 20 % dibandingkan batubara kalor menengah antara
>> 5100-6000
>> > kcal yang jumlahnya 66%. Hal ini tidak masuk akal; bagaimana kalori
>> rendah
>> > bisa lebih sedikit dari kalori batubara yang lebih tinggi? Berdasarkan
>> data
>> > tsb. Pemerintah mengeluarkan peraturan melarang batubara kalor rendah
>> untuk
>> > ekspor. Pengusaha batubara diberi waktu 5 tahun untuk melakukan
>> upgrading
>> > batubara kalor rendah (Low caloric coal) ke kalor menengah. Keberhasilan
>> > sangat diragukan. Diseluruh dunia-pun research upgrading sudah berjalan
>> > puluhan tahun. Tanpa disuruh-pun atau tanpa PP-pun setiap perusahaan
>> pasti
>> > ingin meningkatkan kalorinya supaya harga jualnya lebih tinggi. Logis
>> > karena
>> > batubara kalor rendah mengandung banyak air (atau ash) hingga
>> seakan-akan
>> > kita ekspor air. Diluar negeripun hasilnya pada umumnya kurang memuaskan
>> > dan
>> > tergantung case by case. Sebaiknya peraturan ini dicabut karena sekarang
>> > PerusahaanTambang berlomba ekspor sebelum 2014. Faktor lingkungan dan
>> > efisiensi pertambang tidak diperhatikan; dan dikenal dengan "pencurian
>> > tambang". Overburden dibuang didaerah yang masih ada batubaranya, dsb.
>> >
>> > 2.       Indonesia dibebaskan dari Kyoto protocol. Ini adalah suatu yang
>> > perlu kita manfaatkan. Tidak perlu sok "green". Kita harus memanfaatkan
>> > batubara kalor rendah untuk pembangkit listrik diseluruh Indonesia.
>> > Batubara
>> > adalah energi paling murah, jauh dibawah gas dan minyak jenis apapun.
>> > Apalagi kita punya dan bisa pakai batubara kalor rendah yang berlimpah.
>> > Cukup 3000 kcal untuk pembangkit listrik. Teknologi ini sudah terbukti
>> > dimana-mana. Bahkan banyak negara menggunakan dibawah 3000 kcal, seperti
>> > Thailand, India, China, Australia (Australia akan tutup tahun depan
>> karena
>> > carbon tax), dsb.
>> >
>> > 3.       Kita bangga Indonesia pengekspor batubara nomer dua didunia.
>> Kita
>> > bangga ekspor ke China dan India. Padahal produksi batubara Indonesia
>> cuma
>> > setengahnya produksi India dan 1/3 produksi China. Kedua negara memakai
>> > seluruh produksi batubara dalam negeri untuk pembangkit listrik
>> domestik.
>> > Bahkan masih kurang dan masih harus impor dari Indonesia. Mereka lakukan
>> > karena batubara murah dan diperlukan untuk perekembangan industri mereka
>> > yang pesat. Kita dilain pihak ingin menggunakan "clean energy", dan
>> > menggunkan gas untuk mengantikan minyak yang mahal. Gas terlalu mahal
>> bagi
>> > Indonesia untuk hanya dibakar dan diambil nilai kalorinya saja. Gas bisa
>> > dipakai sebagai industri dasar petrokimia (fertilizer, methanol, dsb.).
>> > Kita
>> > membangakan diri telah melakukan "green"dengan membakar gas mengantikan
>> > minyak. Namun "Green" masih terlalu mahal bagi Indonesia. Sebaiknya kita
>> > bicara "green" supaya sinkron dengan dunia luar. Tetapi sekarang belum
>> > waktunya untuk melakukan/melaksanakan  "green" seperti negara maju.
>> >
>> > 4.       Sekarang batubara kalori rendah dibawah 3500 kcal (10 tahun
>> yang
>> > lalu batasnya 5000 kcal.), disia-sia dan dibuang. Sudah waktunya untuk
>> > memakai batubara sebagai bahan tunggal pembangkit listrik diseluruh
>> > Indonesia. Justru yang 5000 kcal keatas bisa di ekspor. Jangan seperti
>> > sekarang dibalik, yang rendah di-upgrade dan baru boleh diekspor.
>> >
>> > 5.       Batubara Indonesia relatip bersih, low Sulphur dan low ash.
>> Kalor
>> > rendah batubara Indonesia umumnya karena high moisture. Sedangkan
>> batubara
>> > dari China, India, dan South Africa, umumnya mempunyai ash yang cukup
>> > tinggi
>> > penyebab polusi. Selain itu Indonesia terdiri dari kepulauan hingga ash
>> > yang
>> > dihasilkan batubara bisa hanyut kena arus angin. Tidak demikian dengan
>> > China
>> > dan India (lih. slides terlampir).
>> >
>> > 6.       Usulan: Pemerintah sebaiknya meniru policy negara berkembang
>> > seperti India, China dan Thailand yang menggunakan batubara kadar
>> rendah.
>> > Semua pembangkit listrik di Indonesia harus pakai batubara kalori rendah
>> > (3000-4500 kcal.) yang jauh lebih murah dari migas. Dengan demikian
>> > pertambangan batubara dalam negeri akan semarak. Kebutuhan domestik
>> naik.
>> > Harga listrik akan jauh lebih murah. Industri Indonesia bisa berkembang.
>> > Batubara diatas 4500 kcal bisa dieskpor. Minyak disel dan BBM bisa
>> dihemat.
>> > Gas bisa dimanfaatkan untuk bahan petrokimia yang lebih bernilai.
>> >
>> >
>> >
>> > Ini sekedar keterangan singkat. Moga-moga berkenan.
>> >
>> >
>> >
>> > Salam,
>> >
>> >
>> >
>> > HL Ong
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>>
>>
>> --------------------------------------------------------------------------------
>> PP-IAGI 2011-2014:
>> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>>
>> --------------------------------------------------------------------------------
>> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
>> REGISTER NOW !
>> Contact Person:
>> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
>> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>>
>> --------------------------------------------------------------------------------
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
>> email to: o...@iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> ---------------------------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
>> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
>> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
>> use of any information posted on IAGI mailing list.
>> ---------------------------------------------------------------------
>>
>>
>

Kirim email ke