Pak Fatchur.

Kalau Pertamina sudah memperkenalkan, yo harus ikut nyodok supya segera
di-INTRODUCE-kan di level Nasional Pak ! 

Supaya masuk dalam business sense dan tidak dianggap hanya basi-basi untuk
tidak memperpanjang kontrak produksi NSO harus ada upahnya (fee).

Cuman TAC/KSO jauh lebih sadis to, mosok mroduksi minyak NSO tanpa cost
tanpa fee tanpa losses, ya gak memenuhi kriteria bisnis international to.

RUS NPA-1061

 

 

 

From: fatchurza...@yahoo.co.id [mailto:fatchurza...@yahoo.co.id] 
Sent: 14 September 2012 8:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] NON SHARABLE OIL --> Kuasai 47% Ladang Minyak RI,
Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

 


Lha kalau udah pakai sharable2an oil gini kayak yg udah ditrapkan pd kontrak
TAC/KSOnya. Pertamina EP. Apa sdh ada K3S yg pakai sistem ginian ya? Memang
hrsnya begitu kalau kontrak (kontrak baru) dg lapangan produksi, fz

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: Rus Soeripto <rsoeri...@yahoo.com> 

Date: Thu, 13 Sep 2012 17:55:54 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: Re: [iagi-net-l] NON SHARABLE OIL --> Kuasai 47% Ladang Minyak RI,
Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

 

Yak tul RDP..  Kalau terpaksa harus memperpanjang kontrak, termnya adalah
untuk sharable oil Kontraktor mendapatkan cost and fee, sedangkan
Incremental oil atas hasil usaha EOR dan Usaha Explorasi baru diberlakukan
split PSC normal.  

Kalau perlu bentuk PT Baru untuk mengelola incremental reserves sehingga
costingnya bisa di alokasikan dengan benar.

Dengan demikian kontraktor akan lebih fokus untuk add values dengan menambah
reserves. 

Semoga usulan IAGI didengar oleh pemerintah. Hidup IAGI

RUS NPA 1061

 

  _____  

From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, September 13, 2012 5:43 PM
Subject: [iagi-net-l] NON SHARABLE OIL --> Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi
Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

 

Salah satu usulan IAGI adalah produksi migas setelah perpanjangan adalah NON
SHARABLE OIL !
Ketika kontrak berakhir seluruh asset sudah sewajarnya dikembalikan ke
negara tuan rumah. Karena itulah yang tertulis dalam KKKS.
Detail penjelasan dan usulan IAGI sudah mulai diformulasikan
Selanjutnya tunggu edisi BERITA IAGI yang membabar soal ini

RDP

2012/9/13 <abacht...@cbn.net.id>

Hampir-hampir saya tidak percaya kalau kalimat-kalimat yg diberitakan
detikcom ini berasal dari RRR yg pernah saya kenal baik sbg dosen dan
konsultan pemboran/migas yg nasionalis, merah putih dan sangat percaya dg
kekuatan intelektualitas dan professionalisme bgs sendiri sebelum dia masuk
BPMigas kemudian akhirnya jadi WaMen ESDM.

Sangat terlihat bagaimana tendensiusnya pejabat kita dg berbagai pernyataan
untuk mendelegitimasi usaha-usaha Pertamina mendapatkan blok-blok migas
produksi yang dikuasai MNC yg memang sudah akan habis masa kontraknya yg
memang Pertamina sendiri dibenarkan secara UU dan PP untuk mendapatkan dan
mengelolanya dari pemerintah, spt halnya Blok Mahakam ini.

Pernyataan2 yg meragukan apakah Pertamina mampu mengoperasikan lapangan
migas sebesar lapangan2 di blok Mahakam sambil melemparkan kenyataan bhw
Pertamina belum memaksimalkan operasi di 47% penguasaan-nya atas lapangan
migas Indonesia benar-benar terasa sebagai pernyataan politis meskipun
kelihatan agak teknis krn dibungkus angka-angka. Karena pada dasarnya hanya
statistik pilihan yg cocok dg keinginan saja yg dimunculkan. Sementara itu
statistik ttg bgmn Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi operasi dan
produksi di ONWJ dan di WMO stlah mrk ambil alih dari MNC bbrp tahun lalu,
dan juga di blok2 yg bersebelahan dg blok Cepu yg dioperasikan MNC,
kesemuanya ditutupi dan tdk dihighlight. Benar-benar tidak fair dan sangat
politis.

Juga pentungan2 klasik u/menakut-nakut-i spt teknologi dan biaya tinggi
lagi2 diungkapkan di media untuk menjustifikasi bhw pemerintah lebih suka
Total yg mengoperasikan Blok Mahakam. Benar-benar menggelikan dan sangat
mencolok keberpihakan yg sdh diatur dr atasnya sana ini. Kita semua di
industri migas tahu: teknologi bisa dibeli, biaya tinggi bisa dipinjam dan
dinegosiasi, selama kita punya asset yg bisa dijaminkan dan manajemen
professional yg bisa diandalkan, itu semua tidak akan pernah jadi masalah
dlm operasi migas segede apapun dia punya dimensi. Sedih. Bener2 sedih.

Yang lebih parah adlh pernyataan ttg: "... apakah Total mau beri data-data
teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak.
Artinya akan mulai dari awal lagi". Seolah-olah yg bicara tdk mengerti
sistim PSC di Indonesia dan tdk memahami UU Migas (baik yg lama maupun yg
baru) yg menyatakan bhw semua data migas milik negara!!!! Bukan milik Total!
Parah. Bener2 parah.

Mau dikemanakan migas, mineral, dan energi Indonesia kita ini kalau pejabat2
kita sdh bicara aneh2 kayak begini.

Atau malah kita perlu bersikap sebaliknya: kasihan ya, Rudi!!!?

Salam
ADB
Geologist Merdeka
(Suka dan bangga krn Total telah lebih dr 40th ikut membangun Indonesia,
tapi lebih suka lagi kalau asset yg sdh mrk kuasai sekian lamanya dikuasai
dan dioperasikan oleh entitas bangsa sendiri!!!!)

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-----Original Message-----
From: <lia...@indo.net.id>
Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>

Subject: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina
Cuma Nomor 3
Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
Rista Rama Dhany - detikfinance
Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB
Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa
lebih memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini.
Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai
Pertamina, namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor
3.
"Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja
migas seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih nomor 3
dibanding perusahaan minyak yang lain di Indonesia," kata Rudi
di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Menurut Rudi, Pertamina tidak perlu terlalu bernafsu untuk
menguasai lapangan-lapangan minyak dan gas milik perusahaan
asing yang kontraknya segera habis, seperti Blok Mahakam.
Dikatakan Rudi, Blok Mahakam saat ini dikuasai oleh perusahaan
asal Prancis Total Indonesie yang kontraknya akan habis 2018.
Pertamina memang mengincar lapangan migas ini.
"Maksimalkan ada yang dimiliki saat ini, tingkatkan
produksinya, tingkatkan SDM dan teknologinya," kata Rudi.
Memang, kata Rudi, secara nasionalisme, Pertamina perlu
didukung untuk menjadi perusahaan minyak milik negara. Namun
apabila Pertamina menguasai seluruh ladang minyak di Indonesia
dan menyuruh perusahaan asing pergi, Rudi menyangsikan
Pertamina mampu menggarap semuanya.
"Kita tetap perlu asing untuk memproduksi minyak di Indonesia.
Contoh misal mau menguasasi Blok Mahakam, apakah Pertamina
mampu memproduksi minyak dan gas sebesar yang dilakukan Total?
Sulit, karena memerlukan teknologi dan biaya yang tidak
sedikit, dan apakah Total mau beri data-data teknis di blok
tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya
akan mulai dari awal lagi," ujar Rudi.
Untuk itu, Rudi meminta kepada Pertamina untuk memaksimalkan
produksi yang ada tersebar di seluruh Indonesia. "Maksimalkan
apa yang ada dulu. Karena untuk produksi minyak saja saat ini
Pertamina EP hanya ada di urutan ketiga, di mana produksi migas
pada 2013 ditarget hanya sekitar 132,3 ribu barel setara minyak
per hari, kalah dibandingkan Total dan Chevron yang hanya
memiliki 2 wilayah kerja saja," tegas Rudi.
Seperti diketahui, untuk estimasi lifting migas di 2013, Total
E&P Indonesie dengan wilayah kerja Mahakam dan Tengah menjadi
produsen terbesar dengan produksi 382,2 ribu barel setara
minyak per hari. Lalu Chevron Pacific Indonesia di wilayah
kerja Rokan dan Siak dengan estimasi produksi migas 335 ribu
barel setara minyak per hari, dan Pertamina EP dengan wilayah
kerja seluruh Indonesia estimasi produksi migas sebesar 290,3
ribu barel setara minyak per hari.




___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



----------------------------------------------------------------------------
----
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com <http://gmail.com/> 
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com <http://ymail.com/> 
----------------------------------------------------------------------------
----
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)
----------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/IAGI-net> 
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"


----------------------------------------------------------------------------
----
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
----------------------------------------------------------------------------
----
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
----------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke