Saya ingin nimbrung dalam diskusi ini. 

Resources ESDM sangat minim dan kurang dalam menghadapi wawasan yang makin
lama makin multi-komplex dan multi-demensi persoalannya. Kesalahan data,
policy, peraturan, undang-undang, dsb. terjadi disemua jajaran.
Kekurangan-kekurangan mudah diperbesar dialam demokrasi. Sebaiknya IAGI ikut
membantu Pemerintah dengan diskusi dan saran.        

Kesalahan utama adalah adanya pernyataan dari Wamen "Apakah Total mau beri
data-data teknis diblok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu
tidak. Artinya akan mulai dari awal lagi ujar Rudi". Ini merupakan
kekeliruan yang diutarakan oleh ADB. Semua orang tahu bahwa dalam sistim PSC
semua data adalah milik Negara. Apakah karena kekeliruan tsb. maka extension
akan diberikan kepada Total? Karena kalau diberikan kepada Pertamina, tanpa
data, pasti Pertamina akan dapat kesukaran dalam pelaksanaannya.  

Tentang PSC extension, saya beda pendapat dengan ADB. Extension harus
diberikan kepada yang terbaik bagi Negara. Terbaik disini berarti keuangan
dan risiko. Saya mengusulkan memakai Cost Recovery Limit (CRL), yang disebut
oleh Almarhum Wamen ESDM sebagai Cost over Revenue (C/R). Memonitor CRL
mudah sekali, tinggal jaga di wellhead, berapa minyak yan keluar dan hanya
40% (seandainya CRL 40%) yang bisa dipkai untuk cost recover. Ini adalah
ciri khas dari PSC diserluruh dunia. Indonesia telah meninggalkan sistim PSC
dan sekarang menganut sistim konsesi, kecuali istilah-istilahnya masih
menganut PSC. Dengan adanya CRL Negara terjamin pendapatnya. Sekarang
kelihatannya Indonesia dapat besar, 85/15. Besar kalau profitnya besar.
Namun kalau profit kecil atau tidak ada, dan semua sudah dipakai untuk cost
recobvery, pendapatan Negara "zero" atau insignificant. Negara hanya dapat
dari FTP yang bisa dianggap sebagai royalty. Apalagi zaman sekarang, kita
tidak tahu mana teman mana lawan. Peraturan baru dibuat dan diplesetkan
untuk kepentingan pribadi atau golongan. Dengan sistim CRL, hal tsb.
di-minimize. Negara terjamin pendapatnya. Ibnu Sutowo, yang mengetahui bahwa
Indonesia tidak punya apa-apa pada waktu itu sudah memikirkan hal ini
masak-masak dan lahirlah konsep PSC yang ditiru oleh banyak negara didunia.
Indonesia, dilain pihak, tempat kelahiran PSC, telah meninggalkan sistim PSC
tahun 1977. 

Untuk extension Mahakam, kita minta TOTAL dan Pertamina (dan mungkin pihak
lainnya) untuk mengajukan POD disertai CRL. Besaranya CRL memberi jaminan
pendapatan Negara. Pertamina diberi preference untuk match bid dari TOTAL.
Preference bisa berkisar antara 0-10%. Jadi Pertamina jangan diberikan blank
cek bahwa extension Mahakam otomatis menjadi miiknya. Pertamina harus
berusaha. Harus diingat bahwa kalau Pertamina membuat kekeliruan seperti
overun of budget atau project delays, yang menjadi ciri khas industri
perminyakan, yang menanggung rugi adalah Negara. Selain itu, Indonesia masih
memerlukan investasi yang besar sekali untuk menaikkan GDP-nya. Tanpa
kecualian semua negara didunia ini memerlukan investasi kalau ingin
meningkatkan kemakmuran rakyatnya, termasuk Amerika Serikat yang kaya-raya.
Indonesia juga demikian. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus
"mengemis" dan menurunkan sampai $1 juta dollar dengan memberikan
fasilitas-fasilitas untuk menarik investor asing. Untuk Mahakam investasi
yang diperlukan mencapai ratusan juta dollar. 

Sandainya extension dimenangkan TOTAL,ini merupakan investasi baru yang
diperlukan Indonesia. Pendapatan Negara terjamin dengan adanya CRL. Risiko
Negara kecil dengan diterapkan CRL. Sedangkan Pertamina bisa mengembangkan
wilayah kerjanya yang terbesar di Indonesia dan memerlukan modal cukup
banyak.   

Kalau Pertamina yang menang, semua keuntungan masuk Pertamina dan Negara.
Tidak ada yang keluar Negeri. Namun konsekwensinya, Negara menanggung semua
risiko jika terjadi kerugian apapun penyebabnya. Selain itu, Indonesia akan
kehilangan investasi asing yang ratusan juta dollar.

Kita tinggal pilih mana yang terbaik bagi Negara. Dengan diterapkan CRL,
pendapatan Negara dapat dipastikan besarnya dan tidak bisa keliru.      

Maaf kalau ada hal-hal yang tidak berkenan.

HL Ong      

  

-----Original Message-----
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Thursday, September 13, 2012 8:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi
Pertamina Cuma Nomor 3

Isu perpanjangan kontrak ini memang sering menjadi isu hangat , masalah ini
sebetulnya masalaha B to B tapi karena menyangkit B yg besar bukan Hil yg
mustahal juga  membawa G to G juga, dalam kontrak memang tdk diatur , tapi
karena ada "pintunya" di UU yg membolehkan K3S memperpanjang Kontraknya ,
makanya dicarilah berbagai alasan alasan ( subyektif maupun subyektifnya
)kalau memang daerah tsb msh menguntungkan untuk diperpanjang.
Pertanyaannya apakah dihilangkan saja "pintunya" tsb sekalian ( Kontrak
ditegaskan kalau tidak bisa diperpanjang ) Dalam berita dari ESDM beberapa
waktu dibawah ini apa juga dibahas ttg Perpanjangan Kontrak ya ,
.....wallahualam.....


KUNJUNGAN KERJA MENTERI ESDM KE PERANCIS DAN INGGRIS
23-27 JULI 2012

Menteri ESDM Jero Wacik didampingi Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H.
Legowo, Deputi Operasi BP Migas, dan beberapa Staf Khusus Menteri ESDM
melakukan kunjungan kerja ke Perancis dan Inggris dalam rangka pertemuan
bilateral peningkatan kerjasama bidang energi dan sumber daya mineral dengan
Pemerintah Perancis dan Inggris, tanggal 23 s.d. 27 Juli 2012.Menteri ESDM
dan rombongan bertolak dari Jakarta 22 Juli 2012 dan telah bertemu dengan
Menteri Perdagangan Luar Negeri Perancis Mrs. Nicole Bricq di Paris hari
Senin (23/7/2012).
Dalam pertemuan tersebut dibahas usaha peningkatan kerjasama bilateral dalam
bidang energi dan mineral, termasuk peran perusahaan yang berasal dari
Perancis; diantaranya TOTAL yang mengoperasikan Blok Mahakam Kalimantan
Timur, serta ERAMET perusahaan nickel yang akan membangun smelter nickel di
Halmahera dengan rencana investasi lebih dari 5 Milyar EURO.Selanjutnya,
Menteri ESDM Jero Wacik bertemu dengan President TOTAL Upstream, Yves-Louis
Darricarrere di Paris, Selasa
(24/7/2012) untuk membahas kegiatan investasi TOTAL di masa mendatang, dan
mengadakan pertemuan bilateral dengan Minister of Ecology, Sustainable
Development and Energy, Mrs. Delphine Batho pada Rabu (25/7/2012).Dalam
pertemuannya dengan ERAMET, Presiden ERAMET menyampaikan apresiasi dan salut
dengan pertumbuhan ekonomi dan memperkirakan dalam waktu dekat Indonesia
akan tumbuh menjadi salah satu Negara terkuat di dunia. Hal ini memberikan
keyakinan kepada mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Hal senada juga
diungkapkan Presiden TOTAL Upstream mengenai keyakinan mereka dalam
berinvestasi di Indonesia. Keyakinan ini yang mendorong TOTAL juga terus
berinvestasi di blok-blok baru di Indonesia. Sebagaimana diketahui TOTAL
saat ini melakukan eksplorasi di 24 blok lain di Indonesia, di luar blok
Mahakam.
Menteri ESDM dan rombongan meninggalkan Perancis pada Rabu siang.
Dijadwalkan pada hari Kamis dan Jumat Menteri ESDM dan rombongan akan
bertemu dengan Minister of State at the Foreign and Commonwealth Office, Rt.
Hon. Lord David Howell dan beberapa investor migas asal Inggris.
Berturut-turut Menteri ESDM akan bertemu CEO British Petroleum (BP)
membicarakan rencana pengembangan Train-3 Lapangan Tangguh di Papua, serta
bertemu pihak Premiere Oil dan Shell untuk membahas rencana investasi ke
depan di Indonesia.
ism



> Coba baca di Pikiran Rakyat hari ini, tentang analisis di halama 2 
> Politik tulisan dari YHerman Ibrahim, dgn judul "Intensitas Perang 
> 'neocortex' di Indonesia semakin tinggi".
>
 Perang kemerdekaan kita dikalahkan melalui KMB, yang
> mengubah penjajahan fisik memjadi penjajahan politik ekonomi dan 
> psikologis. Termasuk jebakan utang, ketyergantungan sistem keuangan 
> dan moneter IMF dan Bank Dunia.
 Lah buka sajalah sendiri di PR.
> Lihat perang aceh bermuara di Helsinki, dll termasuk teror
> anak2.   pupuk bawang yang tiba2 punya bahan bom, senjata
> dll, yAng tidak jelas asalnya dan dgn mudah dijelaskan oleh 
> pemerintah.
 Silakan buka saja PR di media elektronik.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>
> -----Original Message-----
> From: abacht...@cbn.net.id
> Date: Thu, 13 Sep 2012 08:14:29
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi 
> Pertamina Cuma Nomor 3
 Hampir-hampir saya tidak
> percaya kalau kalimat-kalimat yg diberitakan detikcom ini berasal dari 
> RRR yg pernah saya kenal baik sbg dosen dan konsultan pemboran/migas 
> yg nasionalis, merah putih dan sangat percaya dg kekuatan 
> intelektualitas dan professionalisme bgs sendiri sebelum dia masuk 
> BPMigas kemudian akhirnya jadi WaMen ESDM.
>
> Sangat terlihat bagaimana tendensiusnya pejabat kita dg berbagai 
> pernyataan untuk mendelegitimasi usaha-usaha Pertamina mendapatkan 
> blok-blok migas produksi yang dikuasai MNC yg memang sudah akan habis 
> masa kontraknya yg memang Pertamina sendiri dibenarkan secara UU dan 
> PP untuk mendapatkan dan mengelolanya dari pemerintah, spt halnya Blok 
> Mahakam ini.
>
> Pernyataan2 yg meragukan apakah Pertamina mampu mengoperasikan 
> lapangan migas sebesar lapangan2 di blok Mahakam sambil melemparkan 
> kenyataan bhw Pertamina belum memaksimalkan operasi di 47% 
> penguasaan-nya atas lapangan migas Indonesia benar-benar terasa 
> sebagai pernyataan politis meskipun kelihatan agak teknis krn 
> dibungkus angka-angka. Karena pada dasarnya hanya statistik pilihan yg 
> cocok dg keinginan saja yg dimunculkan. Sementara itu statistik ttg 
> bgmn Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi operasi dan produksi di 
> ONWJ dan di WMO stlah mrk ambil alih dari MNC bbrp tahun lalu, dan 
> juga di blok2 yg bersebelahan dg blok Cepu yg dioperasikan MNC, 
> kesemuanya ditutupi dan tdk dihighlight. Benar-benar tidak fair dan 
> sangat politis.
>
> Juga pentungan2 klasik u/menakut-nakut-i spt teknologi dan biaya 
> tinggi lagi2 diungkapkan di media untuk menjustifikasi bhw pemerintah 
> lebih suka Total yg mengoperasikan Blok Mahakam. Benar-benar 
> menggelikan dan sangat mencolok keberpihakan yg sdh diatur dr atasnya 
> sana ini. Kita semua di industri migas tahu: teknologi bisa dibeli, 
> biaya tinggi bisa dipinjam dan dinegosiasi, selama kita punya asset yg 
> bisa dijaminkan dan manajemen professional yg bisa diandalkan, itu 
> semua tidak akan pernah jadi masalah dlm operasi migas segede apapun 
> dia punya dimensi. Sedih. Bener2 sedih.
>
> Yang lebih parah adlh pernyataan ttg: "... apakah Total mau beri 
> data-data teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? 
> Tentu tidak. Artinya akan mulai dari awal lagi". Seolah-olah yg bicara 
> tdk mengerti sistim PSC di Indonesia dan tdk memahami UU Migas (baik 
> yg lama maupun yg
> baru) yg menyatakan bhw semua data migas milik negara!!!!
> Bukan milik Total! Parah. Bener2 parah.
>
> Mau dikemanakan migas, mineral, dan energi Indonesia kita ini kalau 
> pejabat2 kita sdh bicara aneh2 kayak begini.
>
> Atau malah kita perlu bersikap sebaliknya: kasihan ya, Rudi!!!?
>
> Salam
> ADB
> Geologist Merdeka
> (Suka dan bangga krn Total telah lebih dr 40th ikut membangun 
> Indonesia, tapi lebih suka lagi kalau asset yg sdh mrk kuasai sekian 
> lamanya dikuasai dan dioperasikan oleh entitas bangsa sendiri!!!!)
 Powered by Telkomsel
> BlackBerryR
>
> -----Original Message-----
> From: <lia...@indo.net.id>
> Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi 
> Pertamina Cuma Nomor 3
 Kuasai 47% Ladang Minyak
> RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
 Rista Rama Dhany -
> detikfinance
> Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB
> Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa lebih 
> memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini.
> Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai Pertamina, 
> namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor 3.
> "Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja migas 
> seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih nomor 3 dibanding 
> perusahaan minyak yang lain di Indonesia," kata Rudi di Kantor 
> Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/9/2012).
> Menurut Rudi, Pertamina tidak perlu terlalu bernafsu untuk menguasai 
> lapangan-lapangan minyak dan gas milik perusahaan asing yang 
> kontraknya segera habis, seperti Blok Mahakam.
> Dikatakan Rudi, Blok Mahakam saat ini dikuasai oleh perusahaan asal 
> Prancis Total Indonesie yang kontraknya akan habis 2018.
> Pertamina memang mengincar lapangan migas ini.
> "Maksimalkan ada yang dimiliki saat ini, tingkatkan produksinya, 
> tingkatkan SDM dan teknologinya," kata Rudi.
> Memang, kata Rudi, secara nasionalisme, Pertamina perlu didukung untuk 
> menjadi perusahaan minyak milik negara.
> Namun
> apabila Pertamina menguasai seluruh ladang minyak di Indonesia dan 
> menyuruh perusahaan asing pergi, Rudi menyangsikan Pertamina mampu 
> menggarap semuanya.
> "Kita tetap perlu asing untuk memproduksi minyak di Indonesia.
> Contoh misal mau menguasasi Blok Mahakam, apakah Pertamina mampu 
> memproduksi minyak dan gas sebesar yang dilakukan Total?
> Sulit, karena memerlukan teknologi dan biaya yang tidak sedikit, dan 
> apakah Total mau beri data-data teknis di blok tersebut yang puluhan 
> tahun dikerjakannya? Tentu tidak.
> Artinya
> akan mulai dari awal lagi," ujar Rudi.
> Untuk itu, Rudi meminta kepada Pertamina untuk memaksimalkan produksi 
> yang ada tersebar di seluruh Indonesia.
> "Maksimalkan
> apa yang ada dulu. Karena untuk produksi minyak saja saat ini 
> Pertamina EP hanya ada di urutan ketiga, di mana produksi migas pada 
> 2013 ditarget hanya sekitar 132,3 ribu barel setara minyak per hari, 
> kalah dibandingkan Total dan Chevron yang hanya memiliki 2 wilayah 
> kerja saja," tegas Rudi.
> Seperti diketahui, untuk estimasi lifting migas di 2013, Total E&P 
> Indonesie dengan wilayah kerja Mahakam dan Tengah menjadi produsen 
> terbesar dengan produksi 382,2 ribu barel setara minyak per hari. Lalu 
> Chevron Pacific Indonesia di wilayah kerja Rokan dan Siak dengan 
> estimasi produksi migas 335 ribu barel setara minyak per hari, dan 
> Pertamina EP dengan wilayah kerja seluruh Indonesia estimasi produksi 
> migas sebesar
> 290,3
> ribu barel setara minyak per hari.
>
>
>
>
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
>
----------------------------------------------------------------------------
----> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>
----------------------------------------------------------------------------
----> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20
> September 2012.
 REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>
----------------------------------------------------------------------------
----> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email
> to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post 
> the email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI
> Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> --------------------------------------------------------------------->
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or 
> others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, 
> including but not limited to direct or indirect damages, or damages of 
> any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
> arising out of or in connection with the use of any information posted 
> on IAGI mailing list.
> --------------------------------------------------------------------->



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



----------------------------------------------------------------------------
----
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
----------------------------------------------------------------------------
----
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)
----------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the email to:
o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke