Lha foto udara saja tidak semua bisa akses, apalagi data bawah permukaan. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> Date: Mon, 24 Sep 2012 12:39:49 To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; <geologi...@googlegroups.com> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Ketua IAGI: Data Geologi Seharusnya Terbuka untuk Publik Ketua IAGI: Data Geologi Seharusnya Terbuka untuk Publik Selasa, 18 September 2012 12:54 WIB Akhirul Anwar/JIBI/Harian Jogja JOGJA—Ketersediaan data geologi di Indonesia dinilai minim. Akses data geologi dianggap hanya milik pengusaha eksplorasi saja. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari mengatakan, seharusnya data tersebut tersedia dan dapat diakses publik. Data tersebut antara lain data sumur dan pengeboran sumur seismik. Menurut dia, data tersebut berguna untuk pengembangan potensi sumber daya alam. Sayangnya, kata dia, semua data itu masih menjadi komoditas bisnis yang mahal. Ia menambahkan, akses data geologi dalam Undang Undang di Indonesia terlalu disakralkan. Rovicky mengatakan, seharusnya data menjadi komoditas sains yang bisa diakses perguruan tinggi. Ia berharap akses data dipermudah agar lebih banyak kesimpulan yang diperoleh. “*Dengan terbukanya akses data berarti akan lebih banyak kesimpulan. Misalnya dua data bisa menimbulkan tiga atau empat kesimpulan,” *terangnya di sela-sela pembukaan pertemuan ilmiah IAGI di Jogja, Senin (17/9) malam. Kepala BP Migas, R Priyono menambahkan, persoalan minimnya data semestinya dapat diatasi. Publik juga memiliki hak untuk mengakses data dengan tujuan pemanfaatan sumber daya alam dengan baik. “*Dengan era transparan seharusnya data dikelola dengan baik*,” terangnya. Menurut dia, keterbukaan data menjadi bagian penting untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Namun, yang terjadi sekarang bukanlah pengelolaan sumber daya alam, melainkan pengurasan sumber daya alam. (ali) Link Selengkapnya: http://www.solopos.com/2012/09/18/ketua-iagi-data-geologi-seharusnya-terbuka-untuk-publik-329994 © Solopos.com -- "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"