Kesempatan emas buat anak bangsa berkarya itu sebenarnya bukan hanya di blok 
mahakam,
>bnyak wilayah di Indonesia yang bisa kita pelajari untuk mencari cadangan2 
>baru.
>kita punya Pertamina,,eksplorlah sumberdaya negara ini dengan wadah 
>Pertamina,buktikan kalau Pertamina juga bisa bersaing dengan oil company2 yg 
>tidak berdarah Merah Putih itu.
>
>
>Menurut saya Pak Wamen hanya ingin menjaga Stabilitas energi Indonesia saja 
>dengan bersikap demikian. 
>jadi mungkin kita tidak harus "Jatuh bangun dulu untuk bisa berdiri kembali"
>
>
>Bersatulah demi Kedaulatan Energi yang sangat kita impikan ini.



Salam Pemuda,
>
>
>
>
>Hikmatulloh


________________________________
 From: "rakhmadi.avia...@gmail.com" <rakhmadi.avia...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 6:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 

Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu 
dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering 
kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg 
pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin 
budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker

Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan 
kebolehan dlm berkarya

Salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> 
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 +0000
To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> 
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah "setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju 
dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri 
keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp



On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro  wrote:

Pak Avi sepertinya keenakan "dijajah" nih bisa sampai 24 tahun :-))
>
>
>Terlepas dari itu  semua, 
>
>
>positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak 
>Avi yang merupakan hasil "penjajahan" exxon mobil selama 24 tahun...
>
>
>2012/10/23 rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>
>
>Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya 
>Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman 
>Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku 
>masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, 
>pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu 
>Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan 
>proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih 
>mumpuni.
>>
>>Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, 
>>teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, 
>>teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and 
>>deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston 
>>(untuk EM) maka baru si "mumpet" or "cepot" nya disuruh teken buat di majuin 
>>ke BPMigas.
>>
>>Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh 
>>Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga 
>>bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan 
>>orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah 
>>.... ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah .... hiks 
>>hiks hiks....
>>
>>Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya 
>>ngga cocok.
>>
>>lam salam
>>Avi
>>
>>
>>
>>2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>
>>On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:
>>>>Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya 
>>>>diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang "smooth". Saya memang 
>>>>terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK 
>>>>MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.
>>>
>>>
>>>Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang 
>>>bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. 
>>>Ditanya aja Opratornya 
>>>- "bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?"
>>>Jawab 
>>>1. "Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka 
>>>sudah mendapatkan training yg bagus dari kami"
>>>Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar 
>>>smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
>>>2. "Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari 
>>>bangsa kami"
>>>Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak 
>>>pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus  diberi 
>>>kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship 
>>>secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.
>>>
>>>
>>>Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
>>>
>>>Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada 
>>>penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses 
>>>yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik 
>>>produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan 
>>>kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.
>>>
>>>
>>>Rdp
>>>
>>>-- 
>>>"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>>>
>>
>

-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Kirim email ke