Lah itu kan kebijakan Pemerintah RI bukan kebujakan BPMIGAS, untuk menjual minyak Light Sweet (LSWR) yang disukai di pasar internasional dengan harga yang tinggi. Nah yang paling mudah dan praktis dan low cost Bagian Pemerintah RI dititipkan ke Kontraktor yang bisa menjual di Spot market (Singapore) dengan harga "PREMIUM" ataupun mensupply IOC Refineriesnya sendiri !
Sedangkan untuk kebutuhan refinery dalam negeri lainnya dilayani impor crude dari TimTeng untuk di proses di Cilacap dengan harga yang jauh lebih murah dari LSWR. Puteri Tujuh dan Balongan disupply dari Duri crude (minyak kental), yang harganya relatif murah.. Kilang Plaju kalau gak salah disupply dari seluruh produksi Sumsel dan Jambi baik bagian Pemerintah maupun entitlement kontraktor! Saya kira kebijakan Pemerintah RI itu gak ada salahnya, baik secara ekonomis dan kepraktisan perdagangan yang tidak memerlukan biaya untuk organisasi Trading dan mendapat margin devisa perbedaan LSWR dan Minyak TimTeng, Kacuali kalau yang dimaksud Nasionalisme yang terkandung dalam UUD Pasal 33, bahwa Rakyat Harus Minum Air dan makan nasi hasil Bumi dan sumber daya asli dari bumi Indonesia.. seperti pemikiran para penggugat di MK, yang hitung -hitungannya simple: Biaya operasi = $35/bbl, biaya kilang = $15/bbl biaya transport = $8/bbl jadi hasil BBM untuk rakyat = $58x Rp9,600/159 liter = Rp3500/l. Sehingga sebetulnya pemerintah dengan menjual BBM 4,500, Pemerintah sudah untung Rp 1,000/liter. Menurut pendapat saya, sebetulnya yang dituju oleh para penggugat adalah UU Migas agar penguasaan secara fisik minyak dan gas oleh NEGARA yang mengartikan secara "harafiah" bahwa kekayaan alam itu dikuasai NEGARA dan sebesar-besarnya DIBAGIKAN kembali kepada rakyat dan bukan semata-mata pembubaran BPMIGAS dan itu hanya implikasi karena BPMIGAS gak bisa jual sendiri. Menurut analisa mereka sebetulnya Pemerintah tidak "NOMBOK" untuk subsidi bahkan untung. Konsekuensinya bahwa Negara tidak mendapatkan devisa dari hasil Migas.. Selama kebijakan Pemerintah menjual minyak Indonesia dan mengimpor minyak asing untuk mendapatkan tambahan devisa, Undang-Undang baru apapun akan diobok-obok... Ikut meramaikan geo-politik yang ternyata banyak penikmatnya. RUS 1061 From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com] Sent: 20 Nopember 2012 6:51 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kurtubi Kelihatan Sangat Ber-api2 Dalam Talk Show di TVOne Semalem ... "...semacam BP Migas yg bisa "menjual" migas sendiri tidak hanya mengatur penjualannya yg dilakukan oleh kontrakstor asing ...cmiiw ?.." setahu saya "BPmigas" lama juga bisa menjual porsi lifting pemerintah...cuman memang suka memang di"titip"kan ke operator sekalian... salam, From: nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Tuesday, November 20, 2012 7:41 AM Subject: [iagi-net-l] Kurtubi Kelihatan Sangat Ber-api2 Dalam Talk Show di TVOne Semalem ... Pak Kurtubi kelihatan sekali sangat ber-api2 dalam berdiskusi dengan lawan bicaranya (yg antara lain pak Wamen Rudi R.) di acara talk show di TVOne berjudul Pembubaran BP Migas semalam, ada apa dg beliau ? Apa karena beliau merasa telah "berhasil" dan berjasa dalam usulannya atau keinginannya utk membubarkan BP Migas ? Sayang saya nontonnya tidak tuntas, karena melalui internet streaming TV yg kadang2 ter-putus2 diskusi2 yg seru tsb. Adakah yg bisa menyimpulkan apa kira2 hasil dari diskusi semalem di TVOne, kalau nggak salah saya dengar bahwa diperlukan semacam BP Migas yg bisa "menjual" migas sendiri tidak hanya mengatur penjualannya yg dilakukan oleh kontrakstor asing ...cmiiw ? wass, nyoto