Menarik pak Razi, Militansinya bgmana? Munir militan, Baharuddin Lopa militan... Militansi seringkali membuat gerah para penguasa...ujung-ujungnya wewenang, pengaruh dijadikan mereka alat untuk mematikan militansi... Siapkah kita semilitan Munir atau Baharuddin Lopa?
Salam, Ery Sent from my iPad On 20 Nov 2012, at 14:19, Muhammad Razi <mufar...@gmail.com> wrote: > Anggota gak bisa berperan banyak kalo pengurus pusatnya gak militan; ya > contoh kasus Lapindo waktu itu anggota hanya bisa diam melongok menyaksikan > drama berseri yg endingnya di South Africa.(entah happy atau sad ending tuh?) > > salam > Razi > > 2012/11/20 <abacht...@cbn.net.id> > Banyak tulisan yang bagus baik dr kalangan internal (ex)BPMIGAS, kalangan > masyarakat migas, maupun kalangan luar migas yg menunjukkan kekeliruan - > salah alamatnya tuduhan2 ke BPMigas terkait dg pembubarannya oleh putusan MK > 13 nov 2012 kemarin. Bagaimana kira2 kelanjutan - follow upnya? Apakah > tulisan2 koreksi - penyadaran itu akan bisa jadi gerakan yg cukup signifikan > u/mengubah apa yg terjadi? > > Untuk menghadapi gerakan politik sebenarnya tidak harus selalu frontal dg > gerakan serupa. Salah satu caranya ya dg membuat gerakan intelektual - budaya > - penyadaran yg mengalir seperti bentuk2 tulisan kawan2 BPMigas di internet, > tulisan Prof Hikmahanto, dll. Tetapi itu semua harus dengan syarat minimal: > para proponennya juga harus banyak yg punya level militansi yg sama sehingga > bisa menggumpal ujungnya jadi gerakan politik: siapapun di ujungnya yang akan > menyimpulkan dan membuat ini semua jadi "pukulan politik" untuk "melawan > balik" ... > > Sama dg di kasus "pemolitikan" lumpur Lapindo dulu. Gerakan politik bisnis > untuk mengkambinghitamkan gempa/tektonik sbg penyebab utama bencana Lumpur > Lapindo tidak dihadapi dengan militansi yg sama diantara proponen2 pendukung > akal sehat intelektual yg ada, meskipun popular vote masyarakat menginginkan > adanya gerakan itu. Maka kandaslah tulisan2 analisis2 riset2 ilmiah bagus yg > punya latarbelakang independen yg mengkaitkan itu semua dg kecerobohan > pemboran dan substandard operasional Lapindonya,.... Banyak kaum intelektual > waktu itu (dan sampai sekarang) merasa tidak punya kepentingan langsung dg > usaha "melawan pembodohan akal sehat" itu sama juga situasinya dg "pembodohan > ttg pembubaran bpmigas" ini. > > Maka, seharusnya kalau mau: iAGI, HAGI, IATMI, mungkin bersama Asosiasi > Pedagang Kakilima X, Persaudaraan Buruh Pasar Ikan Y, dan Ikatan Sepeda Gowes > Z, dll bersama-sama terus menerus melakukan advokasi ke masyarakat memakai > bahan2 seperti yg dituliskan oleh kawan2 semua. Itu kalau kita mau dg militan > menyelesaikan masalah politik ini. Kalau tidak,...ya dagelan politik ini akan > terus berlangsung dimanfaatkan oleh para politisi dan pemain2 kekuasaan, > kemudian nantinya akan dilupakan,..spt kasus Lumpur Lapindo,.... > > Ayo pak dhe RDP, bisa ngak kita gulirkan ide dan pemikiran semacam yg > berkembang di milis IAGInet ini jadi "gerakan politik" anti pembodohan migas > Indonesia? > > ADB > Dewan Penasehat IAGI > Powered by Telkomsel BlackBerry® >