All,


Sedikit keluar dari topik hasil eksplorasi laut
dalam tahun lalu dan lebih kepada kemungkinan menggolkan prospek X di Indonesia
agar bisa dianggarkan oleh penentu kebijakan di tingkat korporasi seperti yang
sudah disinggung sebelumnya oleh pak Yusak, pak Noor, dan pak Avi di bawah. 



Sepengetahuan saya, setiap tahunnya ?setiap 
MNC (termasuk NOC) merencanakan total anggaran eksplorasi untuk seluruh
portfolionya di semua BU untuk aktifitas tahun berikutnya. Tentu saja pembuat
keputusan di level corporate akan mengevaluasi parameter2 keekonomian (seperti
yang dijelaskan detail oleh pak Yusak di bawah), lalu meranking katakanlah 5
prospek teratas di seluruh dunia yang nantinya akan di budgetkan, entah itu 
untuk
study regional saja atau bahkan untuk anggaran prospek yang sudah drill ready.



Jika betul demikian (cmiiw) maka kategori 5 besar
sangatlah subjektif tergantung saingannya tahun itu. Bisa jadi tahun ini
prospek X di Indonesia hanya masuk ranking 10 dari seluruh portfolio suatu MNC 
karena
kebetulan di saat yang sama prospek2 lainnya semisal DW Nigeria atau PreSalt di
Campos Basin-Brasil lebih menggiurkan. Namun bisa jadi pula tahun depan naik ke
urutan 3 dan layak dianggarkan oleh headquarter karena saingannya kurang
attraktif.  



Kalau begini ceritanya, apakah mungkin (dan
bijaksana) jika proposal prospek X tersebut kita sodorkan ke corporate saat
kita yakin bahwa proposal tersebut bakal jadi primadona di tahun anggaran tsb?
Dan tentunya dengan asumsi bahwa Indonesia -masih- "Pro Asing".



salam,

Andi.
From: noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com>
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sunday, January 20, 2013, 7:55 PM

All,
 
Sepakat ini yang harusnya menjadi rasa prihatin kita semua.... Indonesia saat 
ini masih masuk radar investasi banyak MNC, tapi juga mulai bergerak-gerak ke 
arah menghilang dari layar radar tsb..... jangan sampai kayak Sukhoi, pesawat 
sudah hilang 15 menit, operator radar baru nyadar bahwa pesawatnya hilang dari 
radar...:-)
 
dengan alasan itu saya mengajak rekan-rekan semua untuk menanggapi berita itu 
dengan lebih "serius" karena impaknya cukup kentara..... ambil contoh Murphy, 
kalau net incomenya 800 M$ dan harus ngebor sumur seharga 200 M$ (walau 
share-nya mungkin hanya separohnya), pasti mikirnya akan berkali-kali apalagi 
kalau di"recoki" dengan tawaran propsek di tempat lain yang lebih sexy (Brasil, 
Afrika dll), Kang Yusak pasti tujuh keliling untuk meyakinkan si Bohir supaya 
duitnya ditaruh di Indonesia saja....
 
Tapi kalau memang itu yang menjadi keinginan kita: melakukan eksplorasi sendiri 
(seperti ditulis Yusak di bawah)... ya tentu ini akan menjadi kesempatan bagus, 
khan saingan sudah banyak berkurang.... :-)... 
pertanyaannya: ada yang berani nggak?
  
salam,
  



From: batu gamping <bgamp...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Monday, January 21, 2013 9:49 AM
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012





Net income Murphy untuk Q3= USD 226,7 MM;  Q2= USD 295,4 MM dan Q1= USD 290,1 
total Q1-Q3= USD 812.2 MM (source Yahoo Finance)
Net income Exxon Mobil untuk Q3= USD 9,570 MM;  Q2= USD 15,910 MM dan Q1= USD 
9,450 MM  total Q1-Q3= USD 34,930 MM (source Yahoo Finance)
 
Untuk Murphy Net income Q4 baru akan di umumkan tanggal 30 January 2013 yang 
akan di ikuti oleh "earning conference call" tanggal 31 January untuk membahas 
pengumuman tanggal 30 january 2013.
 
Itulah inti pembicaraan saya dibawah ini, karena pola investasi MNC tidak hanya 
untuk Indonesia saja, artinya portfolio nya tersebar di seluruh dunia, 
pengambil keputusan di tingkat corporate melakukan analisa analisa termasuk 
potensi kandungan minyak bumi, iklim investasi, dll dsb untuk seluruh portfolio 
yang ada. Untuk kita selaku pelaku minyak dan gas di Indonesia mungkin perlu 
memikirkan point terakhir yang saya tulis
 
Yusak
 
 
 





From: rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, January 21, 2013 8:46 AM
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012


Mungkin pola investasi dari masing2 MNC sudah jelas, tidak hanya melihat 
portfolio di satu BU (bisnis unit) apalagi EM yg dari BU di seluruh dunia yg 
dia punya untuk (1st+2nd+3rd Quarter) mencapai keuntungan USD 45B (Net, after 
tax), Murphy sekitar USD1B, tentu sebagian dari uang ini disisihkan untuk 
memelihara supaya terjadi perimbangan antara Minyak dan gas yg diproduksi dg 
cadangan baru yg di temukan atau di beli. Jadi tidak bisa dilihat port folio yg 
ada di Indonesia (Far East ato Pasific Rim) saja. Tentu setiap MNC mempunyai 
banyak portfolio selain di Indonesia. Nah kenapa Indonesia nah itu tugas kita 
dan GOI untuk terus menyakinkan para investor. Mungkin dari pihak GOI bisa 
memberikan kemudahan dalam mendiskusikan fiscal term seandainya jumlah penemuan 
tidak mencukupi secara ekonomis. 


Lam salam
Avi


2013/1/21 Andi AB Salahuddin <a_baiq...@yahoo.com>


Jika cuma menilai dari sisi tidak ditemukannya cadangan ekonomis -?bahkan dry- 
dari hasil pengeboran sumur2 eksplorasi tersebut maka tidak salah jika berita 
di bawah menyebutkan bahwa MNC's tersebut mengalami kerugian materiil. Namun 
jika dilihat dari segi value of information-nya, maka hasil pengeboran ini 
memberikan tambahan data bawah permukaan baru yang -semoga- bisa dimanfaatkan 
untuk aktifitas ke depannya. Untuk tahun 2012 lalu, harga atas VOI daerah 
frontier tsb sepertinya memang luar biasa besar.

Semoga aktifitas subsurface di masa2 mendatang tidaklah trauma berkepanjangan 
sehingga kita bisa lagi mengikuti bersama how deep can they go -meminjam 
istilah pak Noor :)

Salam

== 

From: batu gamping <bgamp...@yahoo.com> 
Sender: <iagi-net@iagi.or.id> 
Date: Fri, 18 Jan 2013 17:47:30 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012



Seharus nya memang di pikirkan oleh pelaku MIGAS di Indonesia
- tidak semua kumpeni meraih kuntungan beberapa tahun sebelumnya: contohnya 
Murphy, Stat Oil, Niko, dan beberapa kumpeni lain belum pernah meraih 
keuntungan di Indonesia alias belon pernah berproduksi
- seperti bung Noor sebutkan, kegagalan terjadi di daerah Frontier semua, Ini 
tentu saja mempengaruhi suasana kebatinan di perusahaan-perusahaan ekplorasi 
yang ada di indonesia.
- Jika point no 2 terjadi, MNC menengah dan atas cabut dari Indo, bagaimana 
cara meng "bawa" investor asing lainnya untuk datang ke Indonesia dan melakukan 
"high risk" exploration ini, atau memang ini suatu kesempatan yang SANGAT BAGUS 
bagi Pemerintah untuk memenuhi keputusan MK untuk tidak " PRO ASING" dan hanya 
membolehkan perusahaan dalam negri untuk melakukan pencaharian minyak dan gas 
bumi di bumi Indonesia?
- dll
-dsb
 
Yusak





From: noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Friday, January 18, 2013 1:58 PM
Subject: Re:
 [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi 
di 2012





PakDhe,
 
Mestinya kita tidak meremehkan seperti itu, karena kegagalan beruntun ini cukup 
berat dan terasa akibatnya pada aktifitas eksplorasi di Indonesia:
 
- semua yang gagal tsb adalah sumur-sumur eksplorasi di daerah frontier (laut 
dalam dan meso/paleozoic)
- ada efek nyata di beberapa MNC (kelas menengah dan atas): ganti haluan dan 
fokus pada yang low risk saja.. termasuk diantaranya yang langsung 
mengembalikan bloknya (XOM, Talisman, CNOOC) atau bahkan cabut dari Indonesia 
(Marathon, Anadarko)....
 
Pengeboran laut dalam yang aktif saat ini setahu saya tinggal satu operator 
saja .... tinggal menunggu how far they will go... :-)
 
 
 
salam 





From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Friday, January 18, 2013 10:26 AM
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012




Kalau melihat laporan tahunan perusahaan-perusahaan ini, rasanya yang disebut 
"kerugian tahun 2012" ini hanyalah lekukan kecil dalam bukit keuntungan yang 
sudah diraih selama beberapa tahun sebelumnya. 

RDP




2013/1/18 batu gamping <bgamp...@yahoo.com>










----- Forwarded Message -----
From: batu gamping <bgamp...@yahoo.com>
To: "serba...@googlegroups.com" <serba...@googlegroups.com> 
Sent: Friday, January 18, 2013 9:14 AM
Subject: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012





Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012
http://finance.detik.com/read/2013/01/18/083039/2145892/1034/2/sumur-kering-10-kontraktor-migas-ini-merugi-di-2012991101mainnews#bigpic
6-10
Berada di urutan keenam adalah Statoil yang merugi di tiga sumur di Blok 
Karama, Selat Makassar senilai US$ 174,1 juta dengan rincian Gatot Kaca-1 ST 
US$ 98,2 juta, Anoman-1 US$ 43,3 juta, Antasena-1 US$ 32,6 juta.

Sedangkan di urutan ketujuh adalah Tately di dua sumur di Blok Budong-Budong, 
Makassar senilai US$ 51,5 juta terdiri dari KD-1 US$ 34 juta dan LG-1 US$ 17,5 
juta. 

Selanjutnya, Talisman di Sumur Lempuk-IX, Blok Sageri, Papua US$ 84 juta, lalu 
CNOOC di Sumur Sindoro-1, Blok South East Palung Aru, Kepulauan Aru US$ 50 
juta, dan di urutan terakhir adalah Japex di Sumur Banteng-1, Blok dan Buton 
US$ 31,5 juta.

5-1
Pada tautan berikutnya lanjut ke urutan kelima. Murphy Oil Corporation merugi 
di Sumur Lengkuas-1 Blok Semai II, Papua senilai US$ 214,6 juta.
Hess Indonesia merugi di dua sumur di Blok Semai V, Papua dengan total kerugian 
US$ 222,7 juta dengan rincian Andalan-1 US$ 164,4 juta dan Andalan-2 US$ 52 
juta.
Marathon Oil Indonesia merugi di empat sumur di Blok Pasang Kayu, Selat 
Makassar senilai US$ 208,7 juta yaitu Bravo Well US$ 102,7 juta, Romeo Well USD 
23,1 juta, Romeo B-1 US$ 25 juta, dan Romeo C-1 US$ 57,9 juta.
ExxonMobil merugi US$ 302,3 juta di empat sumur. Ia menuturkan Rangkong-1 di 
Blok Surumana, Selat Makassar US$ 50,6 juta dan tiga sumur di Blok Mandar, 
Selat Makassar yakni Kris-1 US$ 45,3 juta, Sultan-1 US$ 109,7 juta, dan Kriss 
Well-1 ST US$ 24,4 juta.
ConocoPhillips tercatat sebagai KKKS yang mengalami kerugian terbesar, yaitu 
US$ 310,7 juta untuk tiga sumur di tiga blok. Terdiri dari Sumur Kaluku-1 di 
Blok Kuma, Makassar senilai US$ 149,6 juta, Aru-1 di Amborip VI, Papua US$ 57,9 
juta, dan Mutiara Putih-1 di Arafura, Maluku US$ 103,2 juta.



 -- 
Mohon menggunakan mailist sesuai dengan peruntukannya.
IATMI-KL : iatmi...@googlegroups.com
Cerita santai : guyonan...@googlegroups.com
Postingan bebas selama tak menyerang SARA : serba...@googlegroups.com

-- 
Mohon menggunakan mailist sesuai dengan peruntukannya.
IATMI-KL : iatmi...@googlegroups.com
Cerita santai : guyonan...@googlegroups.com
Postingan bebas selama tak menyerang SARA : serba...@googlegroups.com




-- 
"Good idea is important key to success, "working on it" will make it real." 








Kirim email ke