Saya bukan ahli geoteknik ataupun hidrogeologi. (*Disclaimer*). Dari sisi perhitungan fisis, membuat sumur resapan hingga 30 meter (~100 kaki) dan berharap air tawar akan terjun bebas ke kedalaman tersebut pastikan kita sudah yakin bahwa tekanan akifernya sudah betul-betul *depleted (?)**.* Aneh jika tekanan akifer yang masih normal (hidrostatik) bersedia menerima tambahan massa air lagi. Asumsi kondisi normal; dengan densitas air yang hanya 1.0 g/cc atau ber-gradient tekanan = 0.433 psi/ft, air tawar akan sulit mengimbangi tekanan formasi (hidrostatik + tekanan *overburden*) yang sudah ada. Dengan catatan rata-rata *litho pressure gradient* adalah 0.95 ~ 1 psi/ft dengan asumsi rata-rata densitas lithologinya = 2.15 ~ 2.2 g/cc.
Diperlukan energi tambahan (pengkondisian air, filter dan fasilitas lainnya) dan pompa besar untuk menginjeksikan air ke akifer. Tekanan injeksi harus lebih besar daripada tekanan formasi (boleh lebih besar daripada *fracing pressure* jika ingin dapat "ruang" ekstra di akifer). Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka sumur resapan akan jadi sumur biasa saja atau mungkin malah jadi sumur artesis. Setuju dengan pendapat Pak Amir. Sumur resapan Biopori sebenarnya untuk mengurangi *surface-runoff*. Idenya hanya untuk menggantikan peran akar vegetasi yang sudah mulai punah terutama di daerah pemukiman dan perkotaan yang sudah jelas hilang serta diperparah dengan kehadiran beton dan aspal yang impermeable di permukaan. Efek biopori seharusnya tidak akan sampai ke akifer. -bg 2013/2/18 Amir Al Amin <amir.al.a...@gmail.com> > Sepengetahuan saya, > > Biopori 'bermain' di lapisan teratas/ soil/ humus. > Dengan waktu mungkin menembus juga reservoir (?) > > Kalau kita menembus langsung lapisan yang sama dengan sumur air tanah, > malah bisa mengotori sumber air rumah tangga. > > salam, >