Kalau batuk, jangan salahkan paru-paru. Tapi ada yang membakar sampah
menyebabkan CO2 sehingga paru-parunya membuat tenggorokan gatel. Jadi bukan
salahnya Indonesia kalau ada yg batuk. Itu pembakar Carbon terbesar di
dunia yg harus tanggung jawab.

rdp
BMKG akui Indonesia penyebab cuaca ekstrem Inggris
Reporter : Mohamad Taufik
<http://www.merdeka.com/reporter/mohamad-taufik/>| Kamis, 13 Februari
2014 13:51


 [image: BMKG akui Indonesia penyebab cuaca ekstrem Inggris]
 banjir di inggris. ©REUTERS/Kieran Doherty
 Berita Terkait

   - [image: BMKG belum bisa komentari banjir
Inggris]<http://www.merdeka.com/tag/b/bmkg/bmkg-belum-bisa-komentari-banjir-inggris.html>
BMKG
   belum bisa komentari banjir
Inggris<http://www.merdeka.com/tag/b/bmkg/bmkg-belum-bisa-komentari-banjir-inggris.html>
   - Ini alasan hujan di Indonesia disebut penyebab banjir di
Inggris<http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-alasan-hujan-di-indonesia-disebut-penyebab-banjir-di-inggris.html>
   - Indonesia dituding penyebab banjir
Inggris<http://www.merdeka.com/peristiwa/indonesia-dituding-penyebab-banjir-inggris.html>

 *Merdeka.com - *Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Indonesia mengakui iklim tropis Indonesia penyebab cuaca ekstrem di belahan
bumi lain, termasuk di Amerika dan Inggris. Termasuk tudingan Inggris yang
menyebut Indonesia sebagai penyebab Banjir di negerinya Ratu Elizabeth itu.

"Memang kondisinya seperti itu. Kan kita (Indonesia) di daerah tropis,
paru-paru bumi. Radiasi mataharinya paling maksimum. Jadi, energi paling
besar di terima bumi itu di tropis, itu lalu disebar ke daerah lintang
paling tinggi, sub tropis (Eropa)," kata Kepala Pusat Perubahan Iklim dan
Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian, kepada *merdeka.com <http://merdeka.com>*,
Kamis (13/2).

Merujuk pada data yang dirilis BMKG Inggris (Meteorological Office/ Met
Office) Edvin mengatakan selama ini BMKG juga bekerja sama dengan badan
pemantau iklim dan cuaca Inggris tersebut.

Kedua lembaga BMKG dan Met Office, sama-sama memantau sirkulasi Hardley
atau pergerakan massa udara dari lintang 3 derajat (lintang kuda) menuju 0
derajat (ekuator). Karena lintang ekuator lebih panas ketimbang lintang
kuda, dan konvergensi di lintang ekuator (udara naik ke lapisan udara atas)
kemudian bergerak lagi ke lintang kuda.

"Itu salah satu acuan dan mekanisme pemantauannya sirkulasi hardley. Jadi
memang, analisis Met Office memakai itu juga," kata Edvin.

Dia menjelaskan, sebenarnya banyak lagi faktor lain Indonesia penyebab
perubahan cuaca ekstrem di Eropa. Misalnya Osilasi Madden Julian (hujan
saat kering atau kemarau basah). Maddan Julian, juga diartikan suatu
gelombang atau osilasi sub musiman yang terjadi di lapisan troposfer
wilayah tropis.

"Faktor lain adanya Osilasi Madden Julian (kadang basah, kadang kering)
atau hujan kering, kemarau basah. Itu juga disebarkan dari daerah tropis ke
daerah lintang tinggi, Eropa dan Amerika Utara," ujarnya.

Belum lagi faktor laut. Edvin menjelaskan, sebagian besar wilayah Indonesia
adalah lautan. Di sisi lain, Indonesia menerima radiasi matahari paling
besar, sehingga panas matahari yang diserap laut besar pula. "Dan laut itu
membentuk iklim di Indonesia karena memiliki wilayah laut terbesar,"
ujarnya.

"Kalau orang cuaca yang ngeliat, di wilayah Indonesia itu hujannya memang
paling maksimal. Kita ini, di Jawa misalnya sampai 2.500 mm, padahal di
Timika itu mencapai 13.000 mm. Di bagian selatan Jaya Wijaya, itu paling
tinggi."

Jadi pada dasarnya, dia menegaskan, energi di bumi itu terkumpul di daerah
tropis, kemudian disebarkan ke wilayah-wilayah lain. Selama ini, daerah
daratan atau benua yang kondisinya mirip Indonesia ini kan ada tiga:
Indonesia, Afrika Tengah dan Afrika Latin. Tiga daerah itu berfungsi
sebagai paru-paru bumi.

Lalu bagaimana dengan pengaruh Jet Stream, yang disebut-sebut mempengaruhi
angin dan awan di Eropa? Edvin menjelaskan, bumi ini berotasi ke arah timur
salah satunya didorong oleh sirkulasi angin. "Salah satu yang mendorong
angin itu salah satunya Jets Stream tadi," ujarnya menegaskan.

Sebelumnya, Met Office menarik kesimpulan bahwa cuaca di Eropa terpengaruh
dari cuaca ekstrem dari belahan bumi lain, termasuk Indonesia. Terutama
akibat curah hujan berlebihan di Indonesia.

Menurut Met Office menjelaskan, cuaca ekstrem ini terjadi di dua kawasan,
yakni Atlantik dan Pasifik. Cuaca buruk di Atlantik dipengaruhi pola
perubahan awan di atas Samudera Pasifik dan Amerika Utara.

Kondisi itu erat hubungannya dengan munculnya badai di Inggris selama bulan
Desember dan Januari tahun ini. Met Office melanjutkan, ada perubahan besar
arah angin (Jet Stream) di Pasifik yang didorong oleh pola peningkatan
curah hujan di Indonesia dan kawasan tropis di Pasifik Barat.
[mtf]

--
*"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang
menguak fakta negatip yang merusak semangat  !".*

----------------------------------------------------

Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014

----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke