Pak Andri,

Mantap laporan lengkap-nya ttg ³besi². Terima kasih telah mewakili IAGI di
acara tsb. Mestinya ada juga ya info ttg berapa banyak kebutuhan ³besi²
dalam negeri, dan bagaimana pemenuhannya selama iniŠ

Info ttg adanya BIF di Indonesia sangat menarik jugaŠ. Akankah hal ini
dipresentasikan (lagi) di acara MGEI di Palembang minggu depan?

Salam,
Daru

On 11/10/14, 12:14 PM, "Ir. Andri Slamet Subandrio" <an...@gc.itb.ac.id>
wrote:

>Ibu, Bapak dan sahabat sekalian peneliti dan pemerhati industri minerba,
>
>Sejak hari Rabu hingga Sabtu yang lalu 5-8 Nopember 2014 telah
>berlangsung "pertemuan tahunan antara produsen dan konsumen besi" di
>Legian Bali. Kebetulan saya diundang sebagai narasumber mewakili IAGI
>untuk presentasi mengenai "Geologi Endapan Bijih Besi di Indonesia".
>Pertemuan ini menjadi menarik karena fokus pada satu komoditi "besi",
>namun dibahas dari hulu hingga hilir. Hal ini bisa dilihat dari hadirin
>mulai dari petinggi Dirjen Minerba ESDM, Direktur Pemniaan dan
>Pengusahaan Mineral, Dirjen Pajak, Direktur Ekspor Produk Industri,
>Tekmira, Divisi Minerba BPPT, Bank Indonesia, Bank Mandiri, Dirjen dari
>Kementrian Agraria dan Pertanahan, IAGI-MGEI, Perhapi, IMA, IISIA, PT
>Karakatau Steel, PT SILO, PT Bank Sumitomo, Para Bupati dari
>Halmahera-Tasikmalaya-Lumajang-Cianjur-Lumajang serta para direksi atau
>pialang atau investor bijih besi dari berbagai daerah. Walaupun hanya
>"besi", diskusi menghangat, sehangat pantai Legian yang bermandikan
>mentari pagi. Hilirisasi ternyata masih panjang jalannya, selain itu
>cukup banyak aral melintang pada masalah kebijakan, tata guna lahan,
>rekayasa hingga perbankan. Perlu diketahui, walaupun Indonesia sudah
>punya pabrik baja besar sejak tahun 60 an, namun bahan bakunya 95% di
>import. Terungkap dalam diskusi 2 hari ini, bahwa pasar atau pialang
>mineral di tanah air hanya mengenal "pasirbesi" dan "batubesi". Yang
>paling mengemuka dalam diskusi ini adalah endapan pasirbesi yang kini
>jadi primadona di pantai selatan Jawa, Sulawesi Utara, dan Halmahera.
>Selain itu eksploitasi bijih besi dari laterit di Pulau Sebuku banyak
>menarik perhatian dalam diskusi. Dengan Kebijakan baru dari kemetrian
>ESDM tentang larangan eksport bahan mentah, terungkap sebagian investor
>menyikapi dengan berhimpun untuk membangun industri smelter yang paling
>tidak bisa menghasilkan "sponge iron". Namun tidak mudah juga karena
>terkendala infrastruktur bidang energi (listrik, batubara dan gas), belum
>tersedianya jalan dan pelabuhan yang layak juga jarak dengan pabrik baja
>dsb. Selain itu pabrik baja didalam negri mempunyai persayaratan khusus
>terhadap pasokan dan kadar besi yang sebagian tidak bisa dipenuhi oleh
>industri tambang pasirbesi. Dilema, ekspor tidak bisa, sementara pabrik
>dalam negri tidak bisa menerima! Terungkap juga bahwa pinjaman dari
>perbankan luar lebih mudah dan murah sukubunga nya di bandingkan dalam
>negri! Nah ini bisa mengancam juga nasionalisasi. Industri baja nasional
>terpaksa mengimport bijih besi dari negara-negara di Australia, Amerika,
>Afrika Barat dan India memang karena secara geologi memang memenuhi
>syarat beruapa cadangan yang besar hingga raksasa dan kadar yang tinggi
>(diatas 65% Fe). Secara geologi endapan besi dari negara-negara
>pengeksport ini memang berasosiasi dengan "Archean Style Mineralization"
>(ASM) yang berumur 1-2 Miliar tahun yang lalu. Endapan bijih besi tipe
>ASM ini disebut Banded Iron Formation (BIF) Bandingkan dengan Indonesia
>yang umur batuan umumnya paling tua 250 juta tahun. Endapan bijih besi
>BIF sekitar 8 tahun belakangan ini ditemukan di Sundaland seperti di
>Subullussalam Aceh, Tanggamus Lampung, Kendawangan dan Sanggau. Cukup
>kontroversial! Ada perisai "Archean" di Indonesia ? Namun yang penting
>adalah tantangan untuk memperkaya penelitian dan eksplorasi bijih besi
>serta industri baja di Indonesia. Iron is back bone for modern
>civilization!
>
>Salam
>
>Andri Subandrio
>----------------------------------------------------
>Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
>Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
>JAKARTA,15-18 September 2014
>----------------------------------------------------
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>----------------------------------------------------
>Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>----------------------------------------------------
>Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>----------------------------------------------------
>DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>not limited
>to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>resulting
>from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>the use of
>any information posted on IAGI mailing list.
>----------------------------------------------------


----------------------------------------------------
Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke