Pak Daru, Maaf terlambat menanggapi email Anda. Saya ingin menanggapi ttg. cadangan batubara Indonesia.
ESDM memberikan data ttg. batubara Indonesia yang menurut saya salah. Data ini sudah beredar selama 3-5 tahun dan masuk didalam brosur ESDM. Tercantum batubara Indonesia berkalori dibawah 5200 cal. cuma 20.22% dibandingkan batubara berkalori antara 5100 - 6400 cal.yang jumlahnya 66.39% dari seluruh cadangan batubara Indonesia. Pertanyaan adalah bagaimana mungkin batubara berkalori rendah lebih sedikit depositnya dibandingkan kalori lebih tinggi dialam. Tidak masuk akal. Yang mungkin dilakukan oleh ESDM adalah mencatat apa yang dilaporkan oleh perusahaan yang melakukan eksplorasi. Tentu saja perusahaan eksplorasi hanya mengebor ditempat yang berpotensi batubara berkalor tinggi. Mereka tidak akan mengebor dimana batubara kalorinya rendah. Maka itu terjadi bias dalam pengumpulan data. Diperlukan team geologsit full time untuk melakukan evaluasi cadangan Indonesia berdasarkan caloric value. Lebih parah lagi adalah bahwa berdasarkan data tsb. ESDM mengambil kebijakan dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk melarang ekspor batubara calori rendah dan mengharuskan untuk ditingkatkan (upgrade) sebelum diekspor. Pemerintah mengadakan seminar, mendatangkan expert, dan menganjurkan kursus2 untuk upgrading batubara kalori rendah. Selama lebih dari tiga tahun dilakukan, hasilnya negatif hingga akirnya ditingalkan. Menurut saya ini adalah suatu kebijakan Pemerintah yang keliru. Swasta tidak perlu diajari mencari keuntungan. Mereka sejak permulaan sudah tahu bahwa kalau batubara mreka dinaikkan calorinya, dengan cara mengurangi moisture content umpamanya, harganya otomatis naik dan keuntungan bertambah. Tidak perlu adanya PP. Untuk mengambil kebijakan yang benar, Indonesia perlu mempunyai statistik yang dapat dipercaya. Ini jauh dari kenyataan. Data Biro Pusat Stastistik (BPS), data ESDM, data Kementerian Perdagangan, dan data Kementerian Keuangan sering beda cukup besar.Padahal sebetulnya data yang diperlukan simple, seperti besarnya produksi, ekspor, domestic consumption,besarnya revenue yang diterima Negara, dan besarnya pajak yang dibayar. Data yang reliable diperlukan untuk membuat polcy batubara yang komprehensif. Pada waktu Pemerintah ingin menaikkan royalti PKP2B diatas 13,5%, Assosiasi Petambangan Batubara (APB) protes. Mereka katakan bahwa produksi dari IUP, yang royaltinya lebih kecil, perlu dibenahi terlebih dulu. APB memberikan statsitik bahwa ada sekitar 56,3 juta ton batubara yang tidak diketahui jejaknya. Berarti Pemerintah rugi, karena pajak tidak dibayar. PKP2B yang bergabung didalam APB menganggap Pemerintah tidak "fair". PKP2B merasa bahwa mereka yang jelas keberadaannya dan melapor semuanya harus membayar royalty yang lebih tinggi. Sedangkan produksi batubara "IUP" sering tidak jelas, namun significant produksinya, dikenakan pajak yang lebih rendah. Contoh lain kesimpangsiuran dibiang mineral adalah kebutuhan Indonesia untuk mercury. Baru-baru Int. Herald Tribune melakukan penelitian berapa banyak Mercury yang masuk Indonesia untuk meneliti pencemaran sungai-sungai yang mengunakan mercuri untuk mendulang mas seperti di Tasik, Lombok, Buru, Kaltim, dsb. Indonesia ikut menandatangani UN program keterbukaan ekspor/impor mercury. Ternyata antara data resmi impor Dept. Perdagangan dan data resmi ekspor dari Negara-negara pengekspor mercury ke Indonesia bisa beda 2-3 kali lipat. Padahal ini adalah data resmi, artinya impor dan bayar pajak, bukan selundupan. Sebelum ESDM bisa membenahi data yang simpang siur, sukar bagi pengambil kebijakan untuk membuat policy batubara yang komprehensif. Ini merupakan tugas IAGI kalau ingin membantu Pemerintah. Salam. Hl Ong -----Original Message----- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of S. (Daru) Prihatmoko Sent: Thursday, June 11, 2015 10:07 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] UU Minerba -->was: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing Rekan2 iaginetterŠ Saya mengikuti pasif diskusi migas yg dinamis ini, sangat bermanfaat. Karena tread yg ini mulai merambah ke minerba, maka Subject saya ganti agar relevan dng topik/ isi email-nya. Untuk UU Minerba (No. 4/ 2009), salah satu alasan harus diubah adalah munculnya UU-23 ttg Pemerintahan Daerah yang telah ³menarik² bbrp kewenangan Pemerintahan Kab/ Kota menjadi kewenangan PemProv. Pemindahan kewenangan ini menjadi bertentangan dengan UU Minerba, shg perlu dilakukan revisi. Saat ini para stakeholder minerba telah diundang atau dengan inistatif sendiri memberikan masukan pada rencana amandemen ini, termasuk IAGI. Tim Kebijakan Publik IAGI dan para penggiat minerba di IAGI/ MGEI sedang mematangkan masukan2 yang akan menjadi ³stand position² IAGI. Minggu depan rencananya PP-IAGI akan ke DPR (Sekjen/ Komisi 7) membawakan masukan ini. Kalau ada ide-ide yang perlu diakomodasi, silakan dibabar disini atau kirim langsung ke sekretariat. Dengan mekanisme yang sama, saya kira isu-isu di migas yang menjadi topik ³panas² beberapa hari ini mungkin bisa juga dirangkum menjadi masukan/ usulan IAGI. Monggo silakan para penggiat migas/ ISPG hal ini dimainkanŠ Salam, Daru On 6/11/15, 8:37 PM, "lia...@indo.net.id" <lia...@indo.net.id> wrote: >IUP : ijin untuk melaksanakan usaha Pertambangan yaitu kegiatan >dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi >tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi >kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan danpemurnian, pengangkutan >dan penjualan, serta pascatambang > >Menurut UU Minerba 2009 Ketentuan yang tercantum dalam pasal >kontrak karyadan perjanjian karya pengusahaan pertambangan >batubara disesuaikan dg UU ini , shg ketentuan di Kontrak >disesuikan dg ketentuan IUP . >kalau gak salah dlm KK freport ( 1991 ? ) dapat diperpanjang 2 >x 10 tahun dg persetujuan pemerintah >kontrak dg pemerintah pusat , IUP dg Pemda / Pemerintah sesuai >dg kewenangannya >Kabarnya disamping UU Migas , UU minerba juga akan di rubah.... > >Nah tentunya Perubahan kedua UU ini nanti akan menentukan >Industri Ekstraksi kedepannya ( UU Geothermal sdh diubah duluan >pada 2014 kemarin ) , asalkan nanti jangan sedikit sedikit >dirubah ..... dirubah kok sedikit sedikit,.. > >salam > >ISM > > > > > >> 1. Barangkali tahu bedanya KK dengan IUP? Kalau melihat >> istilahnya IUP itu hanya izin saja (atau mining licence), >> sehingga sama dengan sistim konsesi zaman Belanda. >> Menurut berita katanya KK Freeport di Papua akan diganti >> oleh Menteri ESDM menjadi IUP, sehingga dapat diperpanjang >> sampai 20 tahun lagi. >> 2. Apakah PKP2B dikeluarkan oleh ESDM atau oleh >> Bupati/Kabupaten? >> 3. Apakah KOB itu mirip KSO-nya Pertamina? >> Wassalam >> RPK >> >> ----- Original Message ----- >> From: <lia...@indo.net.id> >> To: <iagi-net@iagi.or.id> >> Sent: Thursday, June 11, 2015 10:37 AM >> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang >> Perusahaan Asing >> >> >>> >>> Sama sama Pak Kusuma , >>> >>> KK : Kontrak Karya >>> >>> PKP2B : Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara >>> >>> IUP : Ijin Usaha Pertambangan >>> >>> KOB : Kontrak Operasi Bersama >>> >>> >>> Salam >>> >>> Ismail >>> >>> >>>> Wah banyak sekali singkatan2 yang saya belum faham. >>>> Barangkali bisa dijelaskan Pak Liasmsi apa itu: >>>> 1. KK/PKP2B >>>> 2. IUP >>>> 3. KOB >>>> 4. K3S (dari Pak Ong) >>>> 5. PTK 007 (dari Pak Ong) >>>> 6. IOC (dari Pak Ong) >>>> Wassalam >>>> RPK >>>> >>>> ----- Original Message ----- >>>> From: <lia...@indo.net.id> >>>> To: <iagi-net@iagi.or.id> >>>> Sent: Wednesday, June 10, 2015 7:49 PM >>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang >>>> Perusahaan Asing >>>> >>>> >>>>> Kebijakan di bid pertambangan ( termasuk Migas ) tidak >>>>> lepas >>>>> dari sistem / regulasi nya ,Kalau kita telusuri sejarah >>>>> Regulasi pertambangan ( termasuk Migas ) kita telah >>>>> dibangun >>>>> jauh sebelum kemerdekaan . >>>>> Masa sebelum Kemerdekaan industri pertambangan ( termasuk >>>>> migas >>>>> ) didasarkan kpd UU jaman kolonial ( Indische Mijnwet >>>>> Staatblad >>>>> 1899 ) yg tdk membedakan antara pertambangan mineral dan >>>>> migas >>>>> dg prisip pokok , memberi konsesi untuk menambang mineral >>>>> dan >>>>> migas kpd partikelir, jangka waktu 75 thn, pemegang >>>>> konsesi >>>>> wajib bayar sewa tanah dan mineral menjadi hak milik >>>>> pemegang >>>>> konsesi dan bebas untuk menjualnya. jadi istilahnya >>>>> mineral >>>>> right , mining right dan economic right dipegang oleh >>>>> pemegang >>>>> konsesi , shg sampai akhir pemerintah kolonial kurang >>>>> lebih >>>>> ada >>>>> 471 daerah konsesi yg diberikan . >>>>> di Masa kemerdekaan diterbitkanlah UU No 10 thn 1959 >>>>> tentang >>>>> pembatalan hak hak pertambangan, antara lain daerah >>>>> konsesi >>>>> yg >>>>> belum digarap dibatalkan hak nya. ini merupakan langkah >>>>> awal >>>>> untuk membatasi UU jaman kolonial tsb.Pada 1960 >>>>> pemerintah >>>>> menerbitkan Perpu yg kemudian menjadi UU >>>>> No.37 Th 1960 tentang Pertambangan , ini UU Nasional >>>>> pertama >>>>> ttg Pertambangan yg isinya antara lain memperbolehkan >>>>> pengaturan tersendiri bersifat lex specialis untuk bahan >>>>> galian >>>>> yg disahakan negara semata mata oleh negara termasuk >>>>> migas >>>>> dan >>>>> menghapus sistem konsesi,Seiring terbitnya UU >>>>> Pertambangan >>>>> kemudian diterbitkan >>>>> peraturan lain yg secara spesifik mengatur migas yg >>>>> dituangkan >>>>> menjadi UU No.44 thn 1960 ttg Pertambangan minyak dan Gas >>>>> bumi >>>>> . UU ini disahkan pada Oktober 1960 dg pasal 33 UUD 45 >>>>> sebagai >>>>> legal spiritnya . >>>>> >>>>> Di era Orde Baru sbg tindak lanjut dari UU No 44 Prp >>>>> Th >>>>> 1960 yg menetapkan bhw Pengusahaan Migas hanya dapat di >>>>> selenggarakan oleh Negara dan pelaksanaan pengusahaanya >>>>> dilakukan oleh perusahaan negara , mengacu kpd hal tsb >>>>> Pemerintah membentuk PN Pertamina yg didirikan dg PP No. >>>>> 27 >>>>> thn 1968 untuk mengoptimalisasi pengusahaan sumber daya >>>>> migas >>>>> dimana Pertamina merupakan gabungan PN. Pertamin dan PN >>>>> Permina dan Pertamina adalah satu satunya perusahaan >>>>> negara >>>>> pemegang kuasa pertambangan migasSelanjutnya untuk >>>>> menjamin >>>>> usaha Pertamina agar memberi manfaat >>>>> sbesar besarnya bagi negara diterbitkanlah UU No. 8 tahun >>>>> 1971 >>>>> yg dikenal dg UU Pertamina , yg mengatur lebih rinci >>>>> tatacara >>>>> pengurusan perusahaan migas termasuk hak hak dan >>>>> kewajiban, >>>>> mulai dari sinilah Pertamina berkibar >>>>> Di Era Reformasi diterbitkanlah UU No. 22 tahun 2001 yg >>>>> merombak total status , posisi , peran dan tugas >>>>> Pertamina >>>>> , >>>>> yg sampai sekarang UU migas tsb sdh sering kena amputasi >>>>> oleh >>>>> MK sehingga hilanglah sebagian pasal pasalnya . >>>>> Mau Kemana Industri Migas selanjutnya ? >>>>> Apakah akan kembali ke " Khitoh " nya >>>>> >>>>> Kita tunggu tahun depan , kabarnya UU Migas yg baru >>>>> akan >>>>> segera diselesaikan tahun iniKayaknya Migas ini lagi >>>>> "terhimpit" banyak masalah , baik >>>>> Teknis ( kedala ekplorasi / produksi ), pasar ( harga >>>>> minyak yg >>>>> turun ) dan regulasi yg berubah ubah , >>>>> Mungkin Migas perlu pakai mottonya Pegadaian >>>>> "Menyelesaikan >>>>> Masalah tanpa Masalah " >>>>> >>>>> ISM >>>>> >>>>> >>>>>> Inilah kita perlu menelusuri sejarah. >>>>>> UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para >>>>>> cendekiawan >>>>>> yang pada waktu itu cenderung sosialists (bukan >>>>>> komunis) >>>>>> dan nasionalist. Kecenderungan ini bukan saja di >>>>>> Indonesia >>>>>> tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat (a.l >>>>>> penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan >>>>>> para sosialis melawan fasisme). Pancasila sendiri juga >>>>>> bersifat sosialistis . Marhaenisme yang dianut bung >>>>>> Karno >>>>>> juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan >>>>>> anti >>>>>> komunisme. >>>>>> Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada >>>>>> tahun >>>>>> 1958 kita kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan >>>>>> asing >>>>>> khususnya semua perusahaan Belanda (termasuk >>>>>> perkebunanan, >>>>>> bahkan pabrik roti dan toko2) dinasionalisasi apalagi >>>>>> dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna >>>>>> Belanda. >>>>>> Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya >>>>>> sebagaian saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) >>>>>> tidak ikut dinasionalisasi karena kepentingan politik >>>>>> untuk >>>>>> dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang Timah >>>>>> di >>>>>> Bangka Belitung, emas di Cikotok dan bauksit di Kijang >>>>>> dan >>>>>> batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua >>>>>> dinasionalisasi >>>>>> menjadi PN Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi >>>>>> pada >>>>>> zaman itu sudah terjadi nasionalisasi sumber alam >>>>>> Indonesia >>>>>> sesuai dengan pasal 33 UUD-45. Juga pada akhir PDII itu >>>>>> ada >>>>>> perusahaan gabungan BPM-pemerintah kolonial NIAM, juga >>>>>> dinasionalisasi menjadi PN Permindo yang kemudian jadi >>>>>> Pertamin. Jawa Barat Utara diambil alih dari BPM >>>>>> menjadi >>>>>> PN >>>>>> Permigan >>>>>> Nah dalam hal ini Ibnu Sutowo/tentara mengusai daerah >>>>>> minyak Sumatra Utara, yang tidak sempat diambil kembali >>>>>> oleh BPM/Shell dan membentuk PN Permina. Disini >>>>>> sebetulnya >>>>>> kelihayan dia, dia sadar bahwa untuk explorasi dan >>>>>> produksi >>>>>> itu memerlukan SDM, modal dan teknologi yang jelas >>>>>> Indonesia >>>>>> tidak mempunyai (ahli teknik dan ahli geologi Indonesia >>>>>> saja yang ada pada waktu itu bisa dihitung dengan jari, >>>>>> termasuk saya). Pada tahun 60-an dia menemukan konsep >>>>>> yang >>>>>> didukung seorang jenderal dari Canada yang mempunyai >>>>>> perusahaan minyakbumi independent Asamera, yaitu >>>>>> production >>>>>> sharing contract. Dalam production sharing contract ini >>>>>> Kuasa Pertambangan tetap dipegang Permina, dan Asamera >>>>>> menjadi sekadar kontraktor untuk mencari dan >>>>>> memproduksikan >>>>>> minyak di suatu wilayah kerja (daerah operasi) dengan >>>>>> split >>>>>> 50-50 dan semua biaya ditanggung kontraktor, jika tidak >>>>>> berhasil kontraktor tidak dapat penggantian apa2. Jelas >>>>>> Asamera hanya bersifat kontraktor, tidak boleh >>>>>> invesitasi >>>>>> apa2, semua perlengkapan begitu sampai di Indonesia >>>>>> menjadi >>>>>> milik Permina, juga kontraktor tidak boleh menklaim >>>>>> cadangan >>>>>> yang diketemukan sebagai assetnya, 50% saja tidak. >>>>>> Hanya >>>>>> jika minyakbumi itu sudah sampai ke permukaan maka >>>>>> Permina >>>>>> akan membayar kontraktor dengan minyak (in natura) >>>>>> sesuai >>>>>> dengan splitnya. Semua tangki2, pipa dan instalasi >>>>>> produksi >>>>>> menjadi milik Permina. Kontraktor demikian yang dibayar >>>>>> dengan split sebetulnya sudah biasa pada umumnya dalam >>>>>> bidang enhanced recovery, dimana kontraktor minta >>>>>> dibayar >>>>>> dengan suatu split dari produksi. Dalam hal ini Asamera >>>>>> itu >>>>>> adalah kontraktor yang tidak jauh berbeda dengan >>>>>> Schlumberger. Dan dengan demikian pula urusan pembebasan >>>>>> tanah, fasilitas kantor dsb diberikan Permina. Karena >>>>>> sifatnya kontraktor, maka boleh tidak berbadan hukum di >>>>>> luar Indonesia (tidak perlu PT). Ibnu Sutowo sudah lihat >>>>>> jauh kedepan dengan adanya konsep DMO, karena jelas >>>>>> harga >>>>>> minyakbumi di dalam negeri tidak bisa sama dengan harga >>>>>> minyak internasional, di mana contractor diwajibkan >>>>>> menjual >>>>>> hasil produksi minyaknya dengan harga yang jauh lebih >>>>>> rendah dari pasaran internasional (istilahnya sekarang >>>>>> mensubsidi pasaran dalam negeri) >>>>>> Nah itu situasinya masih sebelum G30S, Stanvac dan >>>>>> Caltex >>>>>> masih ditoleransi sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. >>>>>> Maka >>>>>> muncul ekonomi yang disentralisir (adanya Badan >>>>>> Perancangan >>>>>> Negara, dengan proyek2 industriliasi, al industri baja, >>>>>> industri pupusi dengan bantuan Uni Soviet) >>>>>> Nah sesudah G30S Pemerintahan Suharto sadar sangat >>>>>> memerlukan modal, karena Indonesia pada waktu itu tidak >>>>>> punya apa2 kecuali hutang ke Uni ?Soviet. Dalam soal >>>>>> migas >>>>>> konsep production sharing contract ini sangat dipuji >>>>>> karena >>>>>> sesuai dengan UUD-45, bahkan ditiru oleh negara lain, >>>>>> bahkan >>>>>> dilanjutkan oleh pemerintahan orde baru dengan >>>>>> menyerahkan >>>>>> seluruh KP migas kepada PN Permina dan PN Pertamin yang >>>>>> kemudian digabung menjadi Pertamina, dengan haknya >>>>>> untuk >>>>>> melakukan production sharing contracts dengan perusaan >>>>>> asing, sedangkan Shell pada waktu masih zaman bung >>>>>> Karno >>>>>> menjual seluruh assetnya (KP, isntalasi, kilang serta >>>>>> SPBU) >>>>>> di Indonesia ke PN Permina dan sejak itu Permina >>>>>> memonopoli migas di Indonesia, sedangkan Caltex dan >>>>>> Stanvac >>>>>> masih ditolerir berlanjut. >>>>>> Di bidang pertambangan hal di atas tidak terjadi, dan >>>>>> pada >>>>>> zaman Orla tidak terjadi "investasi" asing dalam bidang >>>>>> ini. Pernah ada wacana supaya Baru pada pemerintah Orba >>>>>> Departemen Pertambangan membuat konsep Kontrak Karya >>>>>> (contract of works) untuk pertambangan yang saya tidak >>>>>> begitu faham isinya dan bedanya dengan sistim konsesi >>>>>> (5a >>>>>> Contract) sebelum perang dunia ke-2 (atau zaman >>>>>> kolonial), >>>>>> tetapi pada dasarnya adalah KP bisa didapatkan oleh >>>>>> pihak >>>>>> asing asal berdomisili di Indonesia. Dalam hal ini >>>>>> perusahaan harus memberikan royalti kepada pemerintah >>>>>> (sebaliknya dengan production contractor yang dibayar >>>>>> oleh >>>>>> Permina). Maka kontrak karya itu diberlakukan untuk PT >>>>>> Caltex Pacific Indonesia dan PT Stanvac Indonesia sampai >>>>>> berakhirnya konsesi yang didapatkan sejak zaman Belanda, >>>>>> Maka dengan konsep kontrak karya ini maka diundang >>>>>> perusahaan pertambangan asing, seperti Inco, Freeport, >>>>>> Alcoa dan banyak lagi, dan sebagian berhasil seperti PT >>>>>> Inco, PT Freeport, PT Newmont dsb. Hal ini juga terjadi >>>>>> dalam bidang batubara. Di lain pihak Pertamina >>>>>> ditugaskan >>>>>> untuk menjamin persedian BBM dalam negeri, bukan >>>>>> sekedar >>>>>> mencari, memproduksikan dan memasarkan BBM saja, >>>>>> Nah di zaman Suharto inilah terjadi secara berangsur >>>>>> liberalisasi dalam sistim perekonomian kita menuju ke >>>>>> free >>>>>> market economy di mana investor sangat didambakan untuk >>>>>> datang (zaman Sukarno tidak ada istilah investor asing, >>>>>> yang ada istilah imperialist kapitalist yang perlu >>>>>> diganyang), Pada permulaannya sistim sosialisme ini >>>>>> masih >>>>>> dipegang teguh dengan diangkatnya Prof. Dr. Sumitro >>>>>> Djojohadikusumo (ayahanda Prabowo) seorang sosialis >>>>>> (pernah >>>>>> ketua Partai Sosialis Indonesia yang kemudian dibubarkan >>>>>> Sukarno) dan lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi di >>>>>> Rotterdam >>>>>> (seperti juga Kwik Kian Gie) sebagai menteri >>>>>> perekonomian, >>>>>> dimana pada waktu itu masa suburnya BUMN yang berbentuk >>>>>> PN >>>>>> (yang kemudian dianggap gagal karena dianggap merupakan >>>>>> sarang korupsi) dan masih adanya Perencanaan Ekonomi >>>>>> Terpusat yang disebut Bapenas. Kemudian mulailah >>>>>> perekonomian dikembangkan oleh yang disebut Berkeley >>>>>> Mafia >>>>>> yang sampai sekarang masih berlanjut. >>>>>> Juga dalam industri migas terjadi perubahan dalam konsep >>>>>> PSC >>>>>> ini secara pelahan2, berubahnya istilah contractor >>>>>> menjadi >>>>>> operator kemudian partner dan juga terms of >>>>>> contractnya, >>>>>> ada cost recovery (menurut Pak Ong sih dari zaman Ibnu >>>>>> Sutowo juga sudah ada), uplift dan macam2, sehingga >>>>>> lebih >>>>>> mendekati konsesi lagi. >>>>>> Tentu klimaksnya dari perubahan ini terjadi pada >>>>>> Reformasi >>>>>> dengan campur tanganya IMF, maka undang-undang Migas >>>>>> baru >>>>>> diganti, di mana Pertamina dijadikan PT dan bersifat >>>>>> PSC >>>>>> seperti perusahaan minyak asing lainnya dengan alasan >>>>>> regulator tidak bisa merangkap operator (padahal >>>>>> Pertamina >>>>>> itu tidak pernah jadi regulator tapi bouwheer bagi >>>>>> contractor), dan maka dibentuk BP Migas yang kemudian >>>>>> oleh >>>>>> MK dibubarkan tapi tetep bandel dan menjelma jadi SKK >>>>>> Migas >>>>>> Nah pada zaman Reformasi ini UUD-45 banyak diamandemen, >>>>>> tapi >>>>>> dari segi politik saja, bahkan sebetulnya sudah jauh >>>>>> berbeda dengan UUD-45 yang aseli, tetapi UUD-45 itu >>>>>> dianggap sakral, tidak ada seorang politisi atau >>>>>> negarawanpun yang berani merombaknya total menjadi >>>>>> konstitusi baru. Nah soal Pasal 33 itu yang tidak sempat >>>>>> dirobah, bahkan mungkin tidak perlu dirubah, tetapi >>>>>> penafsiran yang dilakukan MK-ini masih mengikuti jiwa >>>>>> dari >>>>>> UUD-45 sebagaimana dicetuskan para founding fathers ini >>>>>> yang >>>>>> didasarkan Pancasila yang mengandung unsur sosialisme, >>>>>> antara lain hal yang menyangkut hajat orang banyak. >>>>>> Masalahnya adalah soal istilah 'dikuasai negara', apakah >>>>>> bisa dikuasakan lagi pada orang lain selain BUMN? >>>>>> Sekarang ini NKRI sudah menganut freemarket economy atau >>>>>> liberal capitalism, di mana BUMN itu diharamkan dan >>>>>> harus >>>>>> diprivatisasi. Semua para ahli ekonomi kita sudah >>>>>> menganut >>>>>> liberal capitalism. Juga RRC sudah memadukan dengan >>>>>> komunisme menjadi State Capitalism/ >>>>>> Itulah sedikit ulasan mengenai sejarah >>>>>> Wassalam >>>>>> RPK >>>>>> >>>>>> >>>>>> ----- Original Message ----- >>>>>> From: <lia...@indo.net.id> >>>>>> To: <iagi-net@iagi.or.id> >>>>>> Sent: Monday, June 08, 2015 6:56 PM >>>>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang >>>>>> Perusahaan Asing >>>>>> >>>>>> >>>>>>> >>>>>>> Mungkin kalau dulu MK belum ada dan UU yg dipakai masih >>>>>>> UU >>>>>>> yg >>>>>>> lama , jamanya KK/PKP2B >>>>>>> Pertanyaanya , ada 3 UU ttg SDA yaitu Migas , Minerba >>>>>>> dan >>>>>>> Geothermal , Kalau Migas Kok pakai BUMN atau BHMN ( >>>>>>> jamanya BP >>>>>>> Migas ) atau Badan Usaha Khusus dg sistem Kontrak , >>>>>>> Kalau >>>>>>> Minerba dan Geothermal kok tdk pakai BUMN dan langsung >>>>>>> dg >>>>>>> sistem IUP bukan Kontrak , padahal ketiganya sama >>>>>>> sama >>>>>>> dg >>>>>>> dasar pasal 33 UUDpadahal dulu Geothermal dan Minerba >>>>>>> juga >>>>>>> pakai Kontrak ( KOB , >>>>>>> KK, PKP2B ) >>>>>>> >>>>>>> ISM >>>>>>> >>>>>>> >>>>>>>> Jadi kalau begitu Undang2 Minerba sudah melanggar >>>>>>>> pengertian >>>>>>>> MK, karena sudah banyak memberikan KP kepada antara >>>>>>>> PT >>>>>>>> Freeport, PT Newmont, dan banyak2 PT2 swasta yang >>>>>>>> mengelola batubara, yang bukan BUMN >>>>>>>> RPK >>>>>>>> ----- Original Message ----- >>>>>>>> From: <lia...@indo.net.id> >>>>>>>> To: <iagi-net@iagi.or.id> >>>>>>>> Sent: Sunday, June 07, 2015 7:10 PM >>>>>>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI >>>>>>>> Dipegang >>>>>>>> Perusahaan Asing >>>>>>>> >>>>>>>> >>>>>>>>> Kalau Pengertian Dikuasai oleh Negara yg ada di >>>>>>>>> Putusan >>>>>>>>> MK >>>>>>>>> itu >>>>>>>>> memberikan mandat kepada Negara untuk membuat >>>>>>>>> kebijakan >>>>>>>>> , >>>>>>>>> Tindakan pengurusan , pengaturan , pengelolaan dan >>>>>>>>> pengawasan >>>>>>>>> thd SDA tsb. Fungsi pengurusan Negara tsb dg >>>>>>>>> mengeluarkan >>>>>>>>> dan >>>>>>>>> mencabut perizinan, lisensi , dan konsesi , Fungsi >>>>>>>>> Pengaturan >>>>>>>>> dg kewenangan untuk membuat peraturan perundang >>>>>>>>> undangan >>>>>>>>> , >>>>>>>>> sedangkan untuk Fungsi Pengelolaannya melalui >>>>>>>>> mekanisme >>>>>>>>> keterlibtan langsung instrumen negara ( BUMN) untuk >>>>>>>>> mengelola >>>>>>>>> SDA tsb. >>>>>>>>> Jadi Negara bisa memberikan KP kepada Intrumen negara >>>>>>>>> tsb >>>>>>>>> bukan >>>>>>>>> kepada yg " lain " ( " BUMOL " Badan Usaha Milik >>>>>>>>> Orang >>>>>>>>> Lain ) >>>>>>>>> Bagimana Tupoksi Intrumen negara tsb yg diberi KP , >>>>>>>>> itulah >>>>>>>>> yg >>>>>>>>> harus dirumuskan di UU >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> ISM >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>>> Pengertian Kepemilikan, Penguasaan dan Pengelolaan >>>>>>>>>> Memiliki Rumah, rumah itu memang kepunyaannya, >>>>>>>>>> tetapi >>>>>>>>>> belum >>>>>>>>>> tentu menguasanya. Bisa itu rumah itu oleh >>>>>>>>>> pemiliknya >>>>>>>>>> dikuasakan kepada orang lain dengan syarat >>>>>>>>>> tertentu, >>>>>>>>>> untuk >>>>>>>>>> dijual, dikelola dsb. Kalau sudah dikuasakan >>>>>>>>>> biasanya >>>>>>>>>> pemilik tidak turut campur lagi dengan >>>>>>>>>> pengelolaannya >>>>>>>>>> Contoh >>>>>>>>>> VB. orang bisa memiliki rumah tapi VB-nya dikuasai >>>>>>>>>> orang >>>>>>>>>> lain, si pemilik tidak bisa memakainya sendiri, >>>>>>>>>> bahkan >>>>>>>>>> juga >>>>>>>>>> tidak bisa menjualnya tanpa persetujuan si penguasa >>>>>>>>>> VB. >>>>>>>>>> Dalam hal ini SDA dimiliki Negara tetapi bisa >>>>>>>>>> dikuasakan >>>>>>>>>> pada Pertamina (zaman dulu misalnya), maka ada >>>>>>>>>> istilah >>>>>>>>>> Kuasa Pertambangan, dengan syarat hasilnya untuk >>>>>>>>>> negara. >>>>>>>>>> Pertamina selalu pemegang Kuasa Pertambangan bisa >>>>>>>>>> saja >>>>>>>>>> mengelolamya sendiri tetapi selaku pemegang kuasa >>>>>>>>>> bisa >>>>>>>>>> saja >>>>>>>>>> mengontrakkan pengelolaannya sebagaian ke >>>>>>>>>> kontraktor >>>>>>>>>> dengan >>>>>>>>>> bagi hasil PSC, JOB sbg. Itu zaman dulu, sekarang >>>>>>>>>> mungkin >>>>>>>>>> yang memegang kuasa pertambangannya SKK Migas, atau >>>>>>>>>> juga >>>>>>>>>> mungkin juga langsung dikuasakan ke pemegang PSC, >>>>>>>>>> karena >>>>>>>>>> SKK >>>>>>>>>> Migas sekarang berfungsi regulator, dan Pertamina >>>>>>>>>> sekarang >>>>>>>>>> statusnya sebagai >>>>>>>>>> kontraktor/operator, walaupun masih bisa >>>>>>>>>> mengontrakkan >>>>>>>>>> seluruh pekerjaannya pada (sub) contractor, seperti >>>>>>>>>> KSO >>>>>>>>>> sekarang >>>>>>>>>> Yang disebut Kuasa Pertambangan zaman dulu sama >>>>>>>>>> dengan >>>>>>>>>> pemegang konnsesi Nah disitu bedanya >>>>>>>>>> Wassalam >>>>>>>>>> RPK >>>>>>>>>> >>>>>>>>>> ----- Original Message ----- >>>>>>>>>> From: <lia...@indo.net.id> >>>>>>>>>> To: <iagi-net@iagi.or.id> >>>>>>>>>> Sent: Saturday, June 06, 2015 12:27 PM >>>>>>>>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI >>>>>>>>>> Dipegang >>>>>>>>>> Perusahaan Asing >>>>>>>>>> >>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> Mungkin perlu pendefinisian apa itu : >>>>>>>>>>>> - Hak Penguasan >>>>>>>>>>>> - Hak Pengelolaan >>>>>>>>>>>> - Hak Pemilikan >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> =================> >>>>>>>>>>> Menguasai itu juga Memiliki dan Mengelola, Memiliki >>>>>>>>>>> itu >>>>>>>>>>> belum >>>>>>>>>>> tnetu menguasai atau mengelola , Mengelola itu >>>>>>>>>>> belum >>>>>>>>>>> tentu >>>>>>>>>>> memiliki apalagi menguasai, >>>>>>>>>>> Negara menguasai SDA artinya Negara juga memiliki >>>>>>>>>>> dan >>>>>>>>>>> mengelola >>>>>>>>>>> SDA, >>>>>>>>>>> Pertanyaannya Apakah Kepemilikan atau Pengelolaanya >>>>>>>>>>> dapat >>>>>>>>>>> di >>>>>>>>>>> serahkan ke pihak lain ? Kalau dapat bagaimana >>>>>>>>>>> mekanisme >>>>>>>>>>> kontrolnya agar Negara Tetap dapat Menguasainya . >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> ISM >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> 2015-06-06 9:12 GMT+07:00 <koeso...@melsa.net.id>: >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> Bukankah yg menguasai seluruh cadangan minyak >>>>>>>>>>>>> Indonesia >>>>>>>>>>>>> itu >>>>>>>>>>>>> SKK Migas? Perusahaan asing kan cuman contractor >>>>>>>>>>>>> (PSC)n >>>>>>>>>>>>> hanya dapat 15%, sedangkan untuk melakukan >>>>>>>>>>>>> kegiatan, >>>>>>>>>>>>> al >>>>>>>>>>>>> pemboran saja harus izin/persetujuan SKK Migas. >>>>>>>>>>>>> Atau >>>>>>>>>>>>> ini >>>>>>>>>>>>> hanya di atas kertas saja.? >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Mungkin perlu pendefinisian apa itu : >>>>>>>>>>>> - Hak Penguasan >>>>>>>>>>>> - Hak Pengelolaan >>>>>>>>>>>> - Hak Pemilikan >>>>>>>>>>>> Kontraktor itu mendapatkan hak pengelolaan >>>>>>>>>>>> Negara itu yang punya hak penguasaan >>>>>>>>>>>> Rakyat yang memiliki >>>>>>>>>>>> just my 2c >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> RDP >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Hehehe >>>>>>>>>>>>> Wass >>>>>>>>>>>>> RPK >>>>>>>>>>>>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>>>>>>>>>>>> ------------------------------ >>>>>>>>>>>>> *From: * Ipong Kunwau <ipongkun...@gmail.com> >>>>>>>>>>>>> *Sender: * <iagi-net@iagi.or.id> >>>>>>>>>>>>> *Date: *Sat, 6 Jun 2015 08:23:25 +0700 >>>>>>>>>>>>> *To: *<iagi-net@iagi.or.id> >>>>>>>>>>>>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id >>>>>>>>>>>>> *Subject: *Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI >>>>>>>>>>>>> Dipegang >>>>>>>>>>>>> Perusahaan Asing >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> dan ini terjadi sudah sejak tahun 70-an. >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> mungkin ada baiknya melihat sejarah masa lalu >>>>>>>>>>>>> sejenak >>>>>>>>>>>>> ketika RI dijajah Belanda dimana NNGPM (shell >>>>>>>>>>>>> dulu >>>>>>>>>>>>> kala) >>>>>>>>>>>>> merajai exploration efforts di nusantara yang >>>>>>>>>>>>> kemudian >>>>>>>>>>>>> berangsur berkurang porsinya ketika menjelang dan >>>>>>>>>>>>> pasca >>>>>>>>>>>>> kemerdekaan dimana perusahaan Amerika spt >>>>>>>>>>>>> Phillips, >>>>>>>>>>>>> Sunoco, >>>>>>>>>>>>> Vico, Amoco mengambil alih kegiatan eksplorasi di >>>>>>>>>>>>> seluruh >>>>>>>>>>>>> Nusantara yang kemudian disusul oleh banyak lagi >>>>>>>>>>>>> perusahaan2 asing lain ambil bagian - semua tidak >>>>>>>>>>>>> lepas >>>>>>>>>>>>> dari kebijakan dan poros politik Indonesia >>>>>>>>>>>>> sepanjang >>>>>>>>>>>>> sejarah nasakom, demokrasi terpimpin, hingga >>>>>>>>>>>>> sekarang >>>>>>>>>>>>> berangsur bermetamorfosa menjadi demokrasi >>>>>>>>>>>>> liberal >>>>>>>>>>>>> di >>>>>>>>>>>>> negri >>>>>>>>>>>>> ini maka ketidakhadirannya perusahaan2 nasional >>>>>>>>>>>>> lebih >>>>>>>>>>>>> kepada tidak adanya peluang yang cukup tersedia >>>>>>>>>>>>> baik >>>>>>>>>>>>> itu >>>>>>>>>>>>> dalam ranah kebijakan dan pemodalan investasi >>>>>>>>>>>>> jangka >>>>>>>>>>>>> panjang yang fleksibel. >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> lagi lagi berbeda dengan malaysia yang dulu saya >>>>>>>>>>>>> ingat >>>>>>>>>>>>> betul staf petronas banyak belajar ke Pemina kini >>>>>>>>>>>>> Pertamina >>>>>>>>>>>>> dan ingat betul ketika perminyakan Malaysia >>>>>>>>>>>>> identik >>>>>>>>>>>>> dengan >>>>>>>>>>>>> nama besar Shell - tetapi sekarang dengan >>>>>>>>>>>>> restrukturisasi >>>>>>>>>>>>> pemerintahan dan politik yang terpadu maka >>>>>>>>>>>>> Petronas >>>>>>>>>>>>> muncul >>>>>>>>>>>>> ke permukaan bahkan bukan hanya domestik tapi >>>>>>>>>>>>> mendunia. >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> selain ini, bukankah banyak negara berkembang >>>>>>>>>>>>> yang >>>>>>>>>>>>> mayoritas investornya asing tetapi pemasukan >>>>>>>>>>>>> negara >>>>>>>>>>>>> nya >>>>>>>>>>>>> positif untuk pembangunan. apakah kebijakannya >>>>>>>>>>>>> berupa >>>>>>>>>>>>> PSC >>>>>>>>>>>>> kah, atau royalti kah, semua hanyalah sistem yang >>>>>>>>>>>>> ujung >>>>>>>>>>>>> ujungnya tergantung kepada para pelakunya. >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> ulasan di atas mengajak kita agar tidak apriori >>>>>>>>>>>>> melulu >>>>>>>>>>>>> kepada investor asing tetapi harus flash back >>>>>>>>>>>>> sejarah >>>>>>>>>>>>> kebijakan, sudahkah pemerintah memberi peluang >>>>>>>>>>>>> yang >>>>>>>>>>>>> cukup >>>>>>>>>>>>> kepada investor domestik? kalau pun kebijakannya >>>>>>>>>>>>> sudah >>>>>>>>>>>>> tersedia, sudahkah law enforcement nya diupayakan >>>>>>>>>>>>> secara >>>>>>>>>>>>> konsisten? atau jangan-jangan banyaknya hutang >>>>>>>>>>>>> budi >>>>>>>>>>>>> RI >>>>>>>>>>>>> kepada negara donatur hutang maka RI belum >>>>>>>>>>>>> (tidak) >>>>>>>>>>>>> bisa >>>>>>>>>>>>> juga mandiri? >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> harapan harapan senantiasa menyeruak di setiap >>>>>>>>>>>>> pergantian >>>>>>>>>>>>> kepemerintahan bahwa kelak semoga ada perbaikan >>>>>>>>>>>>> yang >>>>>>>>>>>>> berpihak kepada rakyat kebanyakan dan pengusaha >>>>>>>>>>>>> nasional, >>>>>>>>>>>>> tetapi harapan itu belum Alloh berikan kepada >>>>>>>>>>>>> bangsa >>>>>>>>>>>>> ini >>>>>>>>>>>>> karena mungkin ketidak sungguhan semua pihak di >>>>>>>>>>>>> dalam >>>>>>>>>>>>> berdoa dan berkarya - termasuk saya sendiri :-( >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> selamat berakhir pekan... >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> 2015-06-06 6:57 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari >>>>>>>>>>>>> <rovi...@gmail.com>: >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> Kutipan dalam kapasitasnya sebagai VP semestinya >>>>>>>>>>>>>> akan >>>>>>>>>>>>>> dipercaya oleh pembaca. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> Rdp >>>>>>>>>>>>>> Jumat, 05/06/2015 15:30 WIB >>>>>>>>>>>>>> 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing >>>>>>>>>>>>>> *Lani Pujiastuti* - detikFinance >>>>>>>>>>>>>> *Jakarta *- Cadangan minyak Indonesia hanya >>>>>>>>>>>>>> tersisa >>>>>>>>>>>>>> sekitar 3,7 miliar barel saja, tapi sayangnya, >>>>>>>>>>>>>> hampir >>>>>>>>>>>>>> 90% >>>>>>>>>>>>>> cadangan tersebut justru dikelola oleh >>>>>>>>>>>>>> perusahaan >>>>>>>>>>>>>> luar >>>>>>>>>>>>>> negeri alias asing. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> "Cadangan minyak Indonesia sekitar 3,7 miliar >>>>>>>>>>>>>> barel >>>>>>>>>>>>>> oil, >>>>>>>>>>>>>> tapi hanya 10% yang dikuasai Pertamina," kata >>>>>>>>>>>>>> Vice >>>>>>>>>>>>>> President Corporate Communication PT Pertamina >>>>>>>>>>>>>> (Persero) >>>>>>>>>>>>>> Wianda Pusponegoro, dalam Diskusi Publik >>>>>>>>>>>>>> 'Mendambakan >>>>>>>>>>>>>> UU >>>>>>>>>>>>>> Migas yang Konstitusional' di Auditorium PP >>>>>>>>>>>>>> Muhammadiyah >>>>>>>>>>>>>> Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat, Jumat >>>>>>>>>>>>>> (5/6/2015). >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> Dari 90% cadangan minyak milik Indonesia saat >>>>>>>>>>>>>> ini, >>>>>>>>>>>>>> memang >>>>>>>>>>>>>> ada yang dikelola perusahaan nasional seperti >>>>>>>>>>>>>> PGN >>>>>>>>>>>>>> dan >>>>>>>>>>>>>> Medco Energi, namun porsinya kecil, lebih banyak >>>>>>>>>>>>>> dikelola >>>>>>>>>>>>>> oleh perusahaan asing, seperti Chevron, BP, >>>>>>>>>>>>>> ConocoPhillips >>>>>>>>>>>>>> dan banyak lagi. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> Wianda mengatakan, Pertamina menargetkan menjadi >>>>>>>>>>>>>> perusahaan kelas dunia pada 2025. Agar bisa >>>>>>>>>>>>>> mencapai >>>>>>>>>>>>>> target tersebut, Pertamina butuh bantuan dan >>>>>>>>>>>>>> dorongan >>>>>>>>>>>>>> dari >>>>>>>>>>>>>> pemerintah. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> "Pertamina 100% saham dari Indonesia. Pertamina >>>>>>>>>>>>>> ingin >>>>>>>>>>>>>> jadi >>>>>>>>>>>>>> *global champion*bisa kelola lebih besar sumber >>>>>>>>>>>>>> migas, >>>>>>>>>>>>>> ingin kelola cadangan lebih besar. Di mata >>>>>>>>>>>>>> internasional >>>>>>>>>>>>>> ingin diakui dan bisa akuisisi blok-blok migas >>>>>>>>>>>>>> besar. >>>>>>>>>>>>>> Saat >>>>>>>>>>>>>> ini bentuk dukungan pemerintah, yakni dengan >>>>>>>>>>>>>> keluarkan >>>>>>>>>>>>>> Permen ESDM No. 15 Tahun 2015, blok-blok yang >>>>>>>>>>>>>> akan >>>>>>>>>>>>>> habis >>>>>>>>>>>>>> masa berlakunya ingin bisa dominan dikelola >>>>>>>>>>>>>> Pertamina >>>>>>>>>>>>>> sebagai manajer operasi (operator)," ungkapnya. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> Wianda menegaskan, bila Pertamina semakin besar, >>>>>>>>>>>>>> maka >>>>>>>>>>>>>> negara yang mendapatkan keuntungan paling besar. >>>>>>>>>>>>>> Salah >>>>>>>>>>>>>> satu buktinya, Pertamina pada 2013 membayar >>>>>>>>>>>>>> pajak >>>>>>>>>>>>>> penghasilan Rp 73 triliun dan akan terus >>>>>>>>>>>>>> bertambah >>>>>>>>>>>>>> seiring >>>>>>>>>>>>>> naiknya produksi. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> "Di 2014 kita berkontribusi Rp 9 triliun dividen >>>>>>>>>>>>>> ke >>>>>>>>>>>>>> pemerintah. Kami ingin jadi instrumen utama dari >>>>>>>>>>>>>> pemerintah. 57 tahun kita distribusikan BBM >>>>>>>>>>>>>> terutama >>>>>>>>>>>>>> PSO >>>>>>>>>>>>>> (subsidi). Memiliki 109 terminal BBM di seluruh >>>>>>>>>>>>>> Indonesia, >>>>>>>>>>>>>> 65 kapal dari 140-an kapal milik Pertamina >>>>>>>>>>>>>> dikelola >>>>>>>>>>>>>> untuk >>>>>>>>>>>>>> distribusikan BBM," tutupnya. >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> *(rrd/ang)* >>>>>>>>>>>>>> Sent from my iPhone >>>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan >>>>>>>>>>>>>> ke: >>>>>>>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with >>>>>>>>>>>>>> regard >>>>>>>>>>>>>> to >>>>>>>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether >>>>>>>>>>>>>> posted >>>>>>>>>>>>>> by >>>>>>>>>>>>>> IAGI or others. >>>>>>>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable >>>>>>>>>>>>>> for >>>>>>>>>>>>>> any, >>>>>>>>>>>>>> including but not limited >>>>>>>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any >>>>>>>>>>>>>> kind >>>>>>>>>>>>>> whatsoever, resulting >>>>>>>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out >>>>>>>>>>>>>> of >>>>>>>>>>>>>> or >>>>>>>>>>>>>> in >>>>>>>>>>>>>> connection with the use of >>>>>>>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan >>>>>>>>>>>>> ke: >>>>>>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with >>>>>>>>>>>>> regard >>>>>>>>>>>>> to >>>>>>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether >>>>>>>>>>>>> posted >>>>>>>>>>>>> by >>>>>>>>>>>>> IAGI or others. >>>>>>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable >>>>>>>>>>>>> for >>>>>>>>>>>>> any, >>>>>>>>>>>>> including but not limited >>>>>>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any >>>>>>>>>>>>> kind >>>>>>>>>>>>> whatsoever, resulting >>>>>>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of >>>>>>>>>>>>> or >>>>>>>>>>>>> in >>>>>>>>>>>>> connection with the use of >>>>>>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>>>>>> (mahasiswa) >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with >>>>>>>>>>>> regard >>>>>>>>>>>> to >>>>>>>>>>>> information >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> posted on its mailing lists, whether posted by >>>>>>>>>>>> IAGI >>>>>>>>>>>> or >>>>>>>>>>>> others. >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable >>>>>>>>>>>> for >>>>>>>>>>>> any, >>>>>>>>>>>> including but not limited >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any >>>>>>>>>>>> kind >>>>>>>>>>>> whatsoever, resulting >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of >>>>>>>>>>>> or >>>>>>>>>>>> in >>>>>>>>>>>> connection with the use of >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>>___________________________________________________________>>>>> >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> indomail - Your everyday mail - >>>>>>>>>>> http://indomail.indo.net.id >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>> >>>>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with >>>>>>>>>>> regard >>>>>>>>>>> to >>>>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether >>>>>>>>>>> posted >>>>>>>>>>> by >>>>>>>>>>> IAGI or others. >>>>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for >>>>>>>>>>> any, >>>>>>>>>>> including but not limited >>>>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any >>>>>>>>>>> kind >>>>>>>>>>> whatsoever, resulting >>>>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of >>>>>>>>>>> or >>>>>>>>>>> in >>>>>>>>>>> connection with the use of >>>>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>> >>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>> >>>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with >>>>>>>>>> regard >>>>>>>>>> to >>>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether >>>>>>>>>> posted >>>>>>>>>> by >>>>>>>>>> IAGI or others. >>>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for >>>>>>>>>> any, >>>>>>>>>> including but not limited to direct or indirect >>>>>>>>>> damages, >>>>>>>>>> or >>>>>>>>>> damages of any kind whatsoever, resulting from loss >>>>>>>>>> of >>>>>>>>>> use, >>>>>>>>>> data or profits, arising out of or in connection >>>>>>>>>> with >>>>>>>>>> the >>>>>>>>>> use of any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>>___________________________________________________________>>>>>>> >>>>>>>>>> indomail - Your everyday mail - >>>>>>>>> http://indomail.indo.net.id >>>>>>>>> >>>>>>>>> >>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>> >>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard >>>>>>>>> to >>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether >>>>>>>>> posted >>>>>>>>> by >>>>>>>>> IAGI or others. >>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for >>>>>>>>> any, >>>>>>>>> including but not limited >>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind >>>>>>>>> whatsoever, resulting >>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or >>>>>>>>> in >>>>>>>>> connection with the use of >>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>> >>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>> >>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard >>>>>>>> to >>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether >>>>>>>> posted >>>>>>>> by >>>>>>>> IAGI or others. >>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for >>>>>>>> any, >>>>>>>> including but not limited to direct or indirect >>>>>>>> damages, >>>>>>>> or >>>>>>>> damages of any kind whatsoever, resulting from loss >>>>>>>> of >>>>>>>> use, >>>>>>>> data or profits, arising out of or in connection with >>>>>>>> the >>>>>>>> use of any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>> >>>>>>> >>>>>>> >>>>>>> ___________________________________________________________ >>>>>>> indomail - Your everyday mail - >>>>>>> http://indomail.indo.net.id >>>>>>> >>>>>>> >>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>> >>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>>> Rp.100.000,- >>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard >>>>>>> to >>>>>>> information posted on its mailing lists, whether posted >>>>>>> by >>>>>>> IAGI or others. >>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for >>>>>>> any, >>>>>>> including but not limited >>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind >>>>>>> whatsoever, resulting >>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in >>>>>>> connection with the use of >>>>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>> >>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>> >>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan >>>>>> Rp.100.000,- >>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >>>>>> information posted on its mailing lists, whether posted >>>>>> by >>>>>> IAGI or others. >>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >>>>>> including but not limited to direct or indirect damages, >>>>>> or >>>>>> damages of any kind whatsoever, resulting from loss of >>>>>> use, >>>>>> data or profits, arising out of or in connection with >>>>>> the >>>>>> use of any information posted on IAGI mailing list. >>>>>> ---------------------------------------------------- >>>>> >>>>> >>>>> >>>>> ___________________________________________________________ >>>>> indomail - Your everyday mail - >>>>> http://indomail.indo.net.id >>>>> >>>>> >>>>> ---------------------------------------------------- >>>>> >>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>>> ---------------------------------------------------- >>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>> ---------------------------------------------------- >>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>>> ---------------------------------------------------- >>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >>>>> information posted on its mailing lists, whether posted >>>>> by >>>>> IAGI or others. >>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >>>>> including but not limited >>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind >>>>> whatsoever, resulting >>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in >>>>> connection with the use of >>>>> any information posted on IAGI mailing list. >>>>> ---------------------------------------------------- >>>> >>>> ---------------------------------------------------- >>>> >>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>>> ---------------------------------------------------- >>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>> A/n: Shinta Damayanti >>>> ---------------------------------------------------- >>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>>> ---------------------------------------------------- >>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >>>> information posted on its mailing lists, whether posted >>>> by >>>> IAGI or others. >>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >>>> including but not limited to direct or indirect damages, >>>> or >>>> damages of any kind whatsoever, resulting from loss of >>>> use, >>>> data or profits, arising out of or in connection with the >>>> use of any information posted on IAGI mailing list. >>>> ---------------------------------------------------- >>> >>> >>> >>> ___________________________________________________________ >>> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id >>> >>> >>> ---------------------------------------------------- >>> >>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>> ---------------------------------------------------- >>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>> No. Rek: 123 0085005314 >>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>> No. Rekening: 255-1088580 >>> A/n: Shinta Damayanti >>> ---------------------------------------------------- >>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >>> ---------------------------------------------------- >>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >>> information posted on its mailing lists, whether posted by >>> IAGI or others. >>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >>> including but not limited >>> to direct or indirect damages, or damages of any kind >>> whatsoever, resulting >>> from loss of use, data or profits, arising out of or in >>> connection with the use of >>> any information posted on IAGI mailing list. >>> ---------------------------------------------------- >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >> ---------------------------------------------------- >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> ---------------------------------------------------- >> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >> ---------------------------------------------------- >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >> information posted on its mailing lists, whether posted by >> IAGI or others. >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >> including but not limited to direct or indirect damages, or >> damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, >> data or profits, arising out of or in connection with the >> use of any information posted on IAGI mailing list. >> ---------------------------------------------------- > > > >___________________________________________________________ >indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id > > >---------------------------------------------------- > >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >---------------------------------------------------- >Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >---------------------------------------------------- >Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >---------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but >not limited >to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >resulting >from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >the use of >any information posted on IAGI mailing list. >---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------
coal IAGIDocument (2).docx
Description: MS-Word 2007 document