Yang tercecer dari JC Balikpapan HAGI-IAGI-IATMI-IAFMI Šterima kasih pak
Yoseph Swamidharma dan pak Zardi Dahlius untuk semua upaya dukungannya
sehingga deklarasi ini bisa terwujudŠ
Salam - Daru
JADIKAN SUMBER DAYA ALAM SEBAGAI MODAL UTAMA KETAHANAN ENERGI/ EKONOMI
NASIONAL
Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat. Pemerintah mengantisipasi
pertumbuhan energi tersebut dengan menargetkan pembangunan 35 GW sampai 2019
nanti. Untuk mencapainya sumber daya alam harus dioptimalkan peranannya.
SDA kebumian sudah seharusnya bukan diletakkan sebagai instrumen komoditas
melainkan sebagai instrumen untuk mendorong ³economic booster² yang
menciptakan ³multiplier effect¹¹. Pada kondisi seperti sekarang, saatnya SDA
kebumian menjadi basis dari ketahanan energi nasional.
Pergeseran peran SDA tersebut merupakan salah satu poin yang diusulkan oleh
12 asosiasi ilmu kebumian kepada pemerintah. Ke-12 asosisasi itu adalah IAGI
(Ikatan Ahli Geologi Indonesia), HAGI (Himpunan ahli Geofisika Indonesia),
IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia), IAFMI (Ikatan Ahli
Fasilitas Produksi Minyakdan Gas Indonesia), IABI (Ikatan Ahli Bencana
Indonesia), PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia), ISI (Ikatan
Surveyor Indonesia), API (Ikatan PanasBumi Indonesia), HATTI (Himpunan Ahli
Teknik Tanah Indonesia), PAAI (Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia), MAPIN
(Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia) dan ISOI (Ikatan Sarjana
Oseanologi Indonesia). Komunike bersama 12 asosiasi ahli kebumian yang
bertajuk HASTA KARSA ini dinyatakan pada 6 Oktober 2015 pada acara Pertemuan
Ilmiah HAGI, IAGI, IATMI dan IAFMI di Balikpapan.
Sebagai konsekuensi dari keinginan untuk untuk memperkuat dan mendorong
sumber daya alam ke arah kekuatan kedaulatan energi ke depan, maka sumber
daya manusia yg dimiliki Indonesia, khususnya ahli kebumian harus
dioptimalkan perannya. Bahkan, mengingat Kebijakan Energi Nasional (KEN) yg
dipetakan sampai 2050, jelas persiapan pemerintah untuk meningkatkan
kapasitas dan kompetensi profesi harus dilakukan. Komitmen Asosiasi Ilmu
Kebumian untuk meningkatkan kompetensi para anggotanya untuk memajukan roda
ekonomi nasional, selain untuk majunya keilmuan bumi itu sendiri telah dan
akan terus diperkuat.
 
Melihat proyeksi kebutuhan energi Indonesia ke depan, apalagi pemerintah
dihadapkan semakin menipisnya SDA yang ada, sebaliknya pertumbuhan kebutuhan
energi tidak akan dapat ditekan, maka jawabannya adalah mendorong
eksplorasi. Dan untuk mendorong eksplorasi, invetarisasi peta dasar tematik,
teknologi eksplorasi harus menjadi ³political will² yang serius dari
pemerintah. Tanpa mendorong pertumbuhan eksplorasi, dapat dibayangkan
bagaimana dampak sisi financial yg sangat besar yg akan dihadapi pemerintah
jika tidak tercapai keseimbangan penemuan sumberdaya energi dengan kebutuhan
energi yg secara absolut jelas akan terus meningkat. Dengan alasan tsb,
untuk menjaga kepentingan energi nasional ke depan, ekplorasi menjadi kata
kunci.
 
Selain dari energi di sisi eksplorasi, penyelenggaraan tata kelola industri
kebumian harus memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk para ahli
kebumian yang berkiprah langsung dalam industri. Tanpa kepastian dan
perlindungan hukum, tentu akan mengurangi semangat para ahli kebumian, yang
secara riil sangat dibutuhkan pemerintah dakam menghadapi tekanan ekonomi
dunia saat ini. Kiprah para ahli kebumian harus terus dilibatkan dalam
membantu pemerintah menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
 
Bukan saja di sisi energi, namun juga di sisi peningkatan kemampuan
pengurangan resiko bencana yg sering terjadi di Indonesia, dengan posisi
geografis dan geologis yang ada. Meningkatkan kemampuan optimal dalam
mengurangi bencana harus menjadi perhatian pemerintah, yang sekaligus
asosiasi ilmu kebumian dengan kesadaran yang ada memang harus terlibat di
dalamnya.
 
Bagaimanapun, semua harus diletakkan dalam koridor konstitusi. Dan dalam
konstitusi jelas, muara berhasilnya industri ilmu kebumian adalah untuk
kepentingan kesejahteraan rakyat. Dengan alasan ini, industri kebumian harus
mampu mendukung pemberdayaan daerah terdampak. Dan komitmen ini harus
menjadi komitmen semua pelaku industri kebumian. Tanpa mampu melakukan hal
yang pendek dan terjangkau, khususnya masyarakat sekitar industri kebumian
yang merupakan ³main customer², maka mustahil pembangunan berkelanjutan
dapat diwujudkan. 
 
HASTA KARSA
(Komunike Bersama 12 Asosiasi Kebumian)
 
Dalam rangka mendorong percepatan pencapaian cita-cita para pendiri bangsa
untuk menjadi bangsa yang mandiri secara ekonomi, kami, anggota asosiasi
ilmu kebumian Indonesia, mendorong pemerintah untuk:
 
1. Memposisikan sumberdaya alam bukan sebagai komoditas melainkan sebagai
modal utama ketahanan (energi/ekonomi) nasional
2. Memberikan jaminan keberpihakan kepada ahli kebumian berikut hasil
karyanya 
3. Mempersiapkan para ahli kebumian Indonesia dalam rangka peningkatan
kapasitas dan kompetensi profesi
4. Menyelenggarakan tata kelola industri kebumian yang baik dan transparan
serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada ahli industri
kebumian 
5. Melakukan inventarisasi peta dasar tematik tentang sumberdaya kebumian
dan potensi teknologi serta ekonomi melalui eksplorasi dan penelitian,
termasuk peningkatan kemampuan pengurangan resiko bencana
6. Menciptakan industri kebumian nasional yang mengedepankan aspek
konservasi sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan
7. Mewujudkan aktifitas industri kebumian yang mendukung pemberdayaan daerah
terdampak 
8. Memastikan Pemerintah menindaklanjuti usulan ini, dan asosiasi ilmu
kebumian akan mengawal pelaksanaannya
 
Balikpapan, 6 Oktober 2015
API, HAGI, HATTI, IABI, IAFMI, IAGI, IATMI, ISI, ISOI, MAPPIN, PAAI, PERHAPI



----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke