sebetulnya PLTS ( solar energi ) ini sdh lama ada , yg seret itu pengembangan secara komersiel terkendala dg berbagai hal khususnya masalah harga jual listriknya shg investor masih enggan. Tahun 1992 saya pernah terlibat langsung pembangunan Pilot Proyek PLTS di Pulau Nusa Penida Bali yg waktu itu 25 thn lalu masih susah listrik dan harus bolak balik melalui pelabuhan Padang Bai dg ombak yg cukup besar terutama kalau sdh sore hari montang manting dg kapal klotok / kapal kecil, Proyek tsb dg bantuan dari Pemerintah US dg sistem Hibrid yaitu kombinasi Solar dan Angin dan ditambah disel kalau suatu waktu tdk ada angin dan sinar matahari maka listriknya tidak padam ( disel untuk emergency ) bahkan dg sistem Monitoring bisa dari Jakarta lewat jaringan satelit ( Vitasat) karena waktu itu belum ada internet bahkan jaringan Telpon apalagi HP. Untuk pengoprsaiannya dg bekerja sama dg PLN setempat , namun terkendala dg berbagai aturan maka sulit untuk dikembangkan secara komersiel akhirnya investor mundur teratur, padahal waktu itu rencana dikembangkan untuk melistriki daerah timur ( remote area ) yg belum terjangkau listrik kususnya dipulau pulau terpencil. Baru sekarang Bali ada PLTS yg komersiel meskipun hanya 1 MW ( on Grid ) yaitu di Karangasem dan Bangli. yg agak besar di Kupang NTT 5 MW on grid.Baisabnya Solar energi ini dimanfaatkan dg 3 cara yaitu Solar Homer sistem ( satu unit untuk satu rumah terdiri dari Solar panel , Aki untuk menyimpan listriknya dan conventer dg kapasitas kecil dibawah 100 W) , dikombinasikan sbg Hibrid atau sistem paralel dimana listrik yg dihasilkan didistribusikan kpd konsumen ( RT ) dan sistem Rooftop , yaitu dipasang diatap atap gedung secara paralel yg sekarang mau diaplikasikan di berbagai kantor Pemerintah.Kalau kita lihat data di websitenya ESDM maka Energi Terbarukan ( Air, Panasbumi , Solar, angin, biomas ) itu total hanya sekitar 8600 MW dimana air kira kira 5000 MW dan Oabum 1400 MW siasanya yg lain , disisi lain total kapasitas terpasang listrik sdg lbh dari 55 ribu MW . shg masih sangat kecil kontribusinya , dari berbagai forum pemerintah akan meningkatkan peran ET ini dg mengetrapkan tarif baru dan kemudahan dlm perizinan ( namun hal ini lagu lama yg sdh terdengar sejak puluhan tahun lalu) ,dalam Forum economic di MetroTV bbarapa hari lalu yg membahas masalah ET ini di akhir dialog ada kesimpulan 3 hal yg harus dilakukan , pertama Pemerintah Menetukan Harga dg memperhatikan keekonomian ET , kedua pemerintah Menugaskan PLN sbg otoritas Listrik untuk membeli Harga yg ditetapkan pemerintah ( wajib beli ) dan yg ketiga Pemerintah diminta memberikan Kompensasi kpd PLN karena harus Beli listrik dari IPP ( wajib beli) , dg begitu ada kepastian harga terbeli , disamping mestinya kemudahan yg lain spt perizinan , penggunaan kawasan hutan dan incentif incentif fiskal/perpajakan.Kita tunggu saja selanjutnya , apakah Program pemerintah baru ini yg akan membangun 35.000 MW listrik akan segera terwujud.sehingga masarakat terutama di yg jauh dari ibukota sdh tdk ada oglangan lagi , Bagi kita yg di Jakarta nggak begitu terasa lha wong listriknya akeh dan jarang oglangan , dan begitu ada oglangan langsung ramai dan dg cdepat diatasi dlm hitungan jam bahkan menit , kita hanya baru bisa mimpi membayangkan kalau kita lihat di pinggir jalan jalan toll di LN khususnya di eropa dipinggir pinggir jalan kita lihat tower tower Listrik dari Angin berderet deret yg cukup untuk melistriki kota kecil disekitarnya shg tdk ada pembakaran energi fosil shg lahan lahanya masih sangat hijau royo royo dan sangat luas Salam
ISM > Kamis kemarin Dr. Andang Bachtiar, sbg anggota DEN, > memberikan presentasi di Kedutaan Besar Indonesia di Kuala > Lumpur atas undangan komunitas perminyakan di Malaysia. > > Dalam presentasinya dia juga menyampaikan bahwa tenaga sinar > matahari sdh banyak didiskusikan. Presiden RI juga setuju > dan akan mempromosikannya mulai dengan pasang solar panel di > istana. Dana memang jadi masalah tapi diusahakan. > > Di Indonesia solar energy memang belum umum. Cari solar > panel yang siap pasang di rumah tidak mudah. Kalau di > Belanda, kita dapat insentif kalau mau pasang solar panel di > rumah. Harga alatmya memang tidak murah tapi kedepannya akan > menghemat biaya. > > HD > > Sent from my iPhone > >> On 30 Jan 2016, at 04:09, Amir Al Amin >> <amir.al.a...@gmail.com> wrote: >> >> Dengan murahnya minyak mungkin energy alternatif menjadi >> kurang menarik. >> >> Saya ingin sedikit sharing, pengalaman kawan di Australi. >> Dia memasang solar panel dengan kapasitas mencapai >> 2200watt. >> >> Kadang-kadang kapasitas listrik yang dihasilkan melebihi >> yang dibutuhkan. Disini dia bisa menjual listriknya ke >> perusahaan listrik, dengan meteran yang terintegrasi bisa >> melihat berapa konsumen memakai listrik 'PLN' atau malah >> menjual ke 'PLN'. Sistem yang luar biasa. >> >> Indonesia yang berada di Katulistiwa mestnya lebih >> berlimpah matahari. Pemanfaatan energi matahari hasil >> 'pembakit rumahan' bisa jadi menyumbang listrik yang >> potensial. >> >> Boleh dibilang energi mathari ini, teknologi instan. Tanpa >> perlu riset, eksplorasi, atau investasi yang besar. Saat >> ini harga panel mathari 1500watt sekitar 18 juta. Kalau >> 3000 watt mungkin 36juta. >> >> Harga tersebut seharusnya bisa ditekan dengan bantuan >> pemerintah. Misal pajak impor, pembelian panel 0 persen. >> Kemudahan impor atau produksi panel dalam negeri, dll. >> >> >> >> >> >> -- >> *********************************** >> Amir Al Amin >> Operations/ Wellsite Geologist >> (62)811592902 >> amir13120[at]yahoo.com >> amir.al.amin[at]gmail.com >> ************************************ >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Geosea XIV and 45TH iagi Annual Convention 2016 >> Bandung , October 10-13 2016 >> for further information please visit our website at >> http://geosea2016.iagi.or.id or email to >> secretar...@geosea2016.iagi.or.id >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) >> No. Rek: 123 0085005314 >> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) >> No. Rekening: 255-1088580 >> >> ---------------------------------------------------- >> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id >> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id >> ---------------------------------------------------- >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >> information posted on its mailing lists, whether posted by >> IAGI or others. >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >> including but not limited to direct or indirect damages, or >> damages of any kind whatsoever, resulting from loss of >> use, data or profits, arising out of or in connection with >> the use of any information posted on IAGI mailing list. >> ---------------------------------------------------- >> >> > ---------------------------------------------------- > > > > Geosea XIV and 45TH iagi Annual Convention 2016 > > Bandung , October 10-13 2016 > > for further information please visit our website at > http://geosea2016.iagi.or.id or email to > secretar...@geosea2016.iagi.or.id > > > > ---------------------------------------------------- > > > > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) > > No. Rek: 123 0085005314 > > Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) > > No. Rekening: 255-1088580 > > > > ---------------------------------------------------- > > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > > ---------------------------------------------------- > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information > > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or > others. > > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited > > to direct or indirect damages, or damages of any kind > whatsoever, resulting > > from loss of use, data or profits, arising out of or in > connection with the use of > > any information posted on IAGI mailing list. > > ---------------------------------------------------- ___________________________________________________________ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id ---------------------------------------------------- Geosea XIV and 45TH iagi Annual Convention 2016 Bandung , October 10-13 2016 for further information please visit our website at http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) No. Rekening: 255-1088580 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------