Engga gitu arti "slow earthquake".Tetap sekaligus bergerak dengan cepat dalam satu event tapi tidak secepat yg normal sehingga tidak seluruh pergerakannya menimbulkan seismic shockwave. Itu yg menyebabkan walaupun slip pergerakan sesungguhnya besar tapi besar magnitudo gempa yg terekam jaringan seismograf lebih kecil (tidaj sebanding slipnya). Slow earthquake disebut juga sebagai tsunami earthquake.
Sent from my Samsung Galaxy smartphone. -------- Original message --------From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> Date: 4/10/18 14:37 (GMT+07:00) To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m Maksudnya Slow Earthquake malah menyebabkan tsunami lebih besar ? Kalau naiknya pelan-pelan bukannya menjadi kecil2 tiga kali ketimbang satu besar tapi sekali aja ? Dan bukannya kalau sekali saja tinggi yang terdispace menjadi terpecah beberapa ketimbang satu tapi sekali ? cmiiw RDP -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". 2018-04-10 11:21 GMT+07:00 danny.hilman <danny.hil...@gmail.com>: https://geologi.co.id/2018/04/05/mungkinkah-terjadi-tsunami-57-meter/ Ini Pak De terbalik kesimpulannya. Sloa Earthquake itu tsunaminya malah lebih besar (untuk magnitude yg sama). Moment magnitude= luas fault rupture × rigidity x fault slip.Slow earthquake itu biasanya terjadi karena rigidity rendah di fault zone, artinya untuk magnitude sama fault slip nya akan lebih besar, jadi tsunami yg dibangkitkan lebih besar. Sy diprotes teman yg ahli tsunami, dikiranya sy yg kasih info salah ke Pak De :-) Sent from my Samsung Galaxy smartphone. -------- Original message --------From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> Date: 4/6/18 13:39 (GMT+07:00) To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting? Ini pertanyaan yang menjadi sangat penting, terutama kalau diberikan ke ahli teknik sipil yang akan dipakai dalam membuat konstruksi.Ketika geolog memberikan angka ke Teknik sipil, selalu saja menjadi konsen utama bagi ahli sipil ketika akan membuat konstruksi. Ahli sipil akan menggunakan data geolog dalam merencanakan yang tentusaja akan berhubungan dengan BIAYA, ya biaya. Dalam membuat bendungan, ahli teknik sipil selalu meminta data pengukuran hujan 100 tahun terakhir. Namun selalu pengukuran hujan itu ga akan ada data kalau mau membuat 100 tahun yang lalu. Nah ada satu formula menarik yaitu hurst exponent, yaitu prediksi berapa besaran hujan terbesar dalam 100 tahun. Ini digunakan bila bendungan diharapkan mampu menahan banjir 100 tahunan. Dari perhitungan inilah maka ahli teknik sipil akan membuat konstruksinya.Seolah-olah, bagi ahli teknik sipil, tidak ada jembatan atau bendungan yang tidak dapat dibuat. Saya kira demikian juga untuk kegempaan, perlu sebuah angka yang nantinya akan dipakai ahli sipil. Kalau geolognya memberikan angka potensinya sebesar itu ya konsekuensinya biaya besar. Termasuk misalnya mengatakan potensi longsornya besar, ya tentu nantinya konstruksinya diharapkan mampu menahan potensi yang diperkirakan geolog. Kalau hitungan keekonomian (biaya) masih bisa masuk ya tentunya akan dikerjakan. Kalau enggak mampu ya tidak dikerjakan. Nah pertanyaannya sebenernya valid, seberapa besar kemungkinan Tsunami 57 meter itu terjadi dalam 50 tahun lagi ? Nah saya kira, itu nanti akan dipakai untuk menentukan konstruksi penahan dalam mitigasinya. Bagaimana kalau geologist ga bisa jawab ? Atau geolognya menjawab "hanya tuhan yang tahu ?" Malah saya jadi inget Sri Mulyani kebingungan "Pak Arcandra bilang hanya Tuhan yang tahu, waduh kalau itu susah juga kita kan. Jadi hulu harus dibereskan, distribusi di hilir juga harus dibereskan," tutur Sri Mulyani. https://economy.okezone.com/read/2016/12/15/320/1567321/respons-pernyataan-arcandra-sri-mulyani-waduh-susah-juga RDP RDP -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". 2018-04-05 19:03 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>: He he he Pak Dhe rupanya penasaran ni... JAWABAN singkatnya: TIDAK TAHU URAIAN singkatnya: pertanyaan ini sepertinya sederhana namun sebenarnya luar biasa ruwet. Mungkin ilmuwan gempa Jepangpun bakal berkerut-kerut keningnya kalo ditanya hal ini untuk kasus segmentasi megathrust di Jepang meskipun data yang ada terbilang paling lengkap di dunia. Untuk mengetahui karakteristik tektonik dan siklus gempa setiap segmen saja tidak mudah, apalagi untuk interaksi beberapa segmen; Ini menyangkut masalah mekanik statis, dinamis dan proses interaksi dan perturbasi siklus gempa yang ruwets bingits. Mungkin solusinya akan sederhana apabila kita punya data sejarah kegempaan yang lengkap dan panjaang sekali, katakanlah untuk kurun 10 ribu terakhir, sehingga tinggal pake statistik 'bodo' aja... nah untuk saat sekarang masih belum ada (world-wide). ILUSTRASI singkat: Bencana Tsunami Sendai-Jepang tahun 2011 (M9+) itu sangat mengagetkan...Kenapa? karena data paleoseismik hanya tahu bahwa ada satu kejadian gempa-tsunami dengan M9+ sekitar 1000 tahun lalu di wilayah tersebut; Namun dalam kurunseratus tahun terakhir gempa besar yang terjadi maksimum hanya bermagnitudo 8+dengan perioda ulang puluhan tahun. Olehkarena itu gempa 8+ inilah yang dipakai untuk tujuan praktis mitigasi bencana, termasuk untuk menentukan tinggi benteng penahan tsunami...Nah apesnya malah M9+ ini yang datang... sehingga benteng tsunami yang dibuatpun terlibas habis....gimana tuh? Apakah prosentase (frekuensi kejadian) penting? Segmen megathrust Aceh-Andaman tahun 2004 itu panjangnya mencapai 1200km, bergerak sekaligus dalam waktu sekitar 6 menit. Salam, DHN 2018-04-05 15:03 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>: Seberapa prosentase kemungkinan seluruh segment ini bergerak "bareng" dalam selang waktu singkat ? Btw, ada yg inget (tahu) berapa lama (menit) segment sepanjang 800km di aceh itu bergerak ? Salam waspada Rdp On Thursday, April 5, 2018, Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com> wrote: Apa yang diuraikan Pak Rovicky, umumnya sepaham, cuma mengenai itung-itungan probabilitas perlu ada diskusinya sedikit. 1. benar bahwa perkiraan maksimum magnitude itu didapat dari mengukur besar sumber sesar (panjangxlebar) dikalikan rigiditas batuannya, dan ya panjangnya bisa mencapai 1000 km dengang lebar 150 - 200 km. 2. dari data seismisitas terlihat jelas bahwa segmen megathrust dari wilayah Selat Sunda sampai selatan Jawa Barat itu merupakan "seismic gap", yang artinya merupakan wilayah yang seismisitasnya 'sepi' (=tidak/belum/sedikit sudah mengeluarkan akumulasi strainnya) --> jadi bisa dianggap punya potensi sebagai the next megathrust event di jalur Sunda Subduction Zone 3. Disertasi Rahma Hanifa yang menggunakan modelling data GPS memperlihatkan bahwa semne megathrust di Selatan Jawabarat itu dalam kondisi "locked" (mengakumulasi strain) dan dari area locked zone nya ini dia menghitung maximum magnitudenya M8.7. 4. Dalam "worst case" scenario dimungkinkan melibatkan beberapa segmen sekaligus dalam satu kejadian gempa, sehingga segmen megathrust yang diteliti Rahma ditambah segmen di Selat Sunda kalau disatukan menjadi M9 (catatan: Gempa 9.2 Aceh-Andaman tahun 2004 itu menggerakan 3-4 segmen sekaligus) Perlu diketahui bahwa seminar di BMKG kemarin itu judulnya "SEMINAR ILMIAH..." bukan acara disseminasi pengetahuan kegempaan untuk masyarakat umum. Dalam pembahasan ilmiah segala aspek termasuk berbagai perhitungan dan scenario hazards dapat atau harus dibahas. Masalah scenario mana yang akan disampaikan ke publik untuk kesiapsiagaan atau scenario mana yang akan diterapkan , misalnya untuk membuat peta tsunami inundation atau sebagai dasar untuk menerapkan kode bangunan adalah masalah lain lagi. Isi yang komplit dari seminar kemarin dapat dilihat di link youtube di bawah; presentasi saya di bagian awal dan presentasi Widjo (tsunami) di bagian akhir: https://youtu.be/HpJ_9wjrVtk Umumnya potensi bencana tsunami yang dikomunikasikan ke masyarakat atau untuk membuat peta inundasi adalah yang deterministik (berdasarkan scenario sumber) bukan yang probabilistik. Peta PTHA (Probabilistic Tsunami Hazard Assesment) untuk seluruh Indonesia juga kita punya(sudah dibuat). Di PTHA ini tsunami hazard (tinggi maksimum tsunami) untuk pesisir Jawa rata-rata lebih tinggi dari Sumatra. Perlu juga diperhatikan bahwa isyu megathrust untuk Jakarta ini bukan hal baru tapi isyu lama. Sudah pernah dibuka tahun 2014 dan ketika itu juga masyarakat panik seperti sekarang... nah...kok responnya sama ya? dan sampai saat ini respon yang diharapkan (tindakan nyata untuk mitigasi bencana gempa dan tsunami) malah belum kelihatan. Nah, menurut hemat saya yang diperlukan itu bukan menghilangkan 'kepanikan' masyarakat, tapi bagaimana caranya untuk merubah kepanikan menjadi kesadaran bahwa kita memang hidup di wilayah rawan bencana sehingga perlu kesiapsiagaan. Salam, DHN 2018-04-05 8:23 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>: Mungkin dapat kita liat step-stepnya. Saya mencuplik dari beberapa diskusi di WAG yang mungkin dapat menjadi beebrapa acuan. Sumber Gempa Sumber gempa bumi pada dasarnya memiliki geometri 4 persegi panjang. Jika kita tahu batas-batasnya & tahu seberapa besar nilai slip deficit dlm 4 persegi panjang itu (keduanya bisa diketahui dg GPS), maka magnitudo maksimum gempa di lokasi itu bisa diketahui dg menghitung panjang * lebar * potensi slip yg lantas diinput ke dalam persamaan gempabumi standar. Dari seismic gap dan juga peta strain/stress mungkin diketahui seberapa besar tenaga yang tersimpan siap dilepaskan. Kalau magnitudo maksimum sudah diketahui & lokasinya semuanya ada di dasar laut, prakiraan tsunaminya juga bisa didapatkan dg menghitung seberapa tinggi pengangkatan dasar laut di atas sumber gempa. Sependek yg saya tahu, prakiraan potensi tsunami setinggi 57 m di pesisir Pandeglang (dan pesisir selatan Jawa Barat pada umumnya) dibangun atas dasar asumsi sumber gempa seukuran 800 km * 200 km yg membentang dr P. Enggano hingga selatan Pangandaran. Pada sumber ini diasumsikan trjadi slip maksimum 20 m. Sehingga magnitudo maksimum gempanya ~9 atau setara Gempa Aceh 2004. Nah diatas itu adalah "perhitungan maksimum", dengan segala asumsinya. Saya kira hasil perhitungannya bukan angka yang semestinya dipakai untuk dikomunikasikan ke masyarakat. Ini bisa kita Mengapa ? Nah, Worse case scenario itu masih hasil hitungan dengan kalkulasi fisis (mekanis), menurut saya, bukanlah hal yang dipakai dalam mengkomunikasikan sebuah prakiraan besaran kekuatan gempa. "Worse case scenario" masih harus dikontrol dengan factual data, sebagai "fact boundary". Ini dicari dari peninggalan, jejak-jejak tsunami masa lampau. Nah yang dikomunikasikan dalam tataran ilmiah mestinya membicarakan P50 (probability 50%). Mungkin bisa saja P10, tetapi jelas bukan memberikan angka P1 (1% probability). Btw, apakah angka 57meter ini angka maksimum P1 atau P50 ? Nah kalau ke masyarakat, sebaiknya diberitahukan saja most probable (P50), tentunya setelah dilakukan realisasi dengan Fact Recorded Data (Data Geologi/Stratigrafi quarternary) atau Paleo Tsunamigenic sediment. Fact boundary ini harus diakui merupakan "PeeR"-nya ahli geologi, khususnya qartenary geology. Analogi mudahnya. kenapa Quartenary, karena kondisi bumi ini selama quater sudah jauh berbeda dengan jaman-jaman sebelumnya. Tentunya data-data recent gempa, harus dipakai. Misal gempa Aceh yang faktanya bisa tercatata hingga 9 M. Nah apakah gempa 9 M tercatata juga di Selatan Jawa (Sunda) ? Ada yang punya paper/artikel hasil riset Paleo Tsunami di Selatan ? Lama ngga mengikuti riset ini eh :-D Mungkinkah tsunaminya lebih rendah ? Nah ini mungkin penelitian atau penjelasan untuk "menenangkan" masyarakat. Namun masih dalam koridor ilmiah. Misalnya yang disinggung Danny "Slow Earthquake", Pelepasan tenaga sebesar 9Magnitude, dengan slipnya sebesar 20 meter, tapi bergerak dalam waktu 2 jam atau lebih. Sehingga tidak menyebakan "kejutan" seperti layaknya gempa yang slipnya bergerak dalam waktu sekian menit atau sekian detik saja. Kalau memang memungkinkan terjadi "slow earthquake" , maka akan mungkin pelepasan potensi seismic ini tidak menyebabkan tsunami sebesar yang ditakutkan. Salam Waspada RDP "mengawali pagi dengan berita menyenangkan dan optimis saya yakin akan lebih baik juga" -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". On Wed, Apr 4, 2018 at 10:33 PM, MEGA ROSANA <mega.fatimah.ros...@unpad.ac.id> wrote: Berita ttg tsunami tsb jg turut membuat heboh kerabat sy yg di Banten, Sukabumi, Jakarta, Bandung,Tasikmalaya. mereka minta penjelasan ttg kebenaran berita ttg potensi tsunami sampai 57m dgn gempa 9.2 SR. mudahan dr IAGI bisa memberi klarifikasi jg ttg pemberitaan tsb spy masyarakat tidak resah. salam. mega On Wed, 4 Apr 2018, 21:53 S. (Daru) Prihatmoko, <sprihatm...@gmail.com> wrote: Tanggal 27 Mar lalu, IAGI-FGMI juga mengadakan seminar ttg Potensi Gempa Jakarta. Bisa cek di http://www.iagi.or.id/diskusi-potensi-gempa-di-jakarta-langkah-strategis-dan-kreatif-memitigasinya.html Ttg pemberitaan potensi tsunami, IAGI sdng siapkan “tanggapan”.... nuhun pak Danny masukannya. Salam,SPSent from my mobile device On Apr 4, 2018, at 20:15, Julianta Panjaitan <julianta.panjait...@gmail.com> wrote: Pak Danny, Terimakasih infonya. Boleh dishare presentasinya utk pemahaman lebih lanjut? Salam,Julianta On Wed, Apr 4, 2018 at 7:05 PM, danny.hilman <danny.hil...@gmail.com> wrote: Ini diambil dsri presentasinya rekan Widjokongko kemarin di acara seminar BMKG. Hasil simulasi tsunami dari megathrust segmen Selat Sunda - Selatan Jawa Barat dgn M9. Sent from my Samsung Galaxy smartphone. -------- Original message --------From: Julianta Panjaitan <julianta.panjait...@gmail.com> Date: 4/4/18 16:20 (GMT+07:00) To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Potensi Tsunami 57 m Bagaimana tanggapan IAGI terkait hal ini? Salam,Julianta On Wed, Apr 4, 2018 at 4:07 PM, Rizqi Syawal <syawa...@gmail.com> wrote: Masih mbaca pak de apalagi topik yang menarik cuman sepertinya gairah bahasan di IAGI Net mulai berkurang Terbaru ada hal menarik tentang Tsunami di area pandeglang banten yg diprediksikan BPPT Tampaknya menarik untuk diulas di IAGI Net SalamSilent reader RSY Pada tanggal Rab, 4 Apr 2018 12.35, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> menulis: Anda membaca ? Silahkan reply untuk dihitung ! Kalau mailist IAGI-net menjadi sepi. Media komunikasi apa yang paling diminati saat ini ? RDP -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -- Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -- -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -- Danny Hilman Natawidjaja LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. =