Perang Ginseng [image:
PDF]<http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=522185>
[image:
Print]<http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/index2.php?option=com_content&task=view&id=522185&pop=1&page=0>
Thursday,
30 August 2012 Kalau Anda mengenal watak orang Korea dan Amerika, mungkin
Anda akan sepakat dengan saya, Samsung tak akan menyerah ditekan Apple.

Pekan lalu Samsung didenda USD 1 miliar atas tudingan telah mengambil tanpa
hak beberapa elemen kekayaan intelektual Apple (yang tak diakui Samsung)
dan minggu ini Apple meminta pengadilan melakukan injunction agar melarang
delapan produk Samsung beredar di seluruh pasar Amerika Serikat. Di lain
pihak, Samsung baru saja mengumumkan rencana ekspansi dengan membuka pabrik
besar-besaran di Amerika Serikat untuk memasok kebutuhan memory chip bagi
Apple.

Orang Korea yang saya kenal bersuara halus, tetapi berwatak keras. Daya
juangnya seakan tak pernah habis, sekuat tenaga yang dijanjikan akar
ginseng. Mental menembusnya sangat kuat sekalipun medan yang dihadapi
berbahaya untuk dimasuki. Seperti itulah mereka menempati kawasan berbahaya
di Los Angeles (LA) yang tak berani didiami warga Amerika sekalipun.

Anda mungkin masih ingat bagaimana mereka mempersenjatai diri tatkala LA
dilanda kerusuhan berat pada 1992. Bukannya lari seperti kebanyakan kelas
menengah kita yang mengalami hal serupa di Jakarta tahun 1998, mereka
justru menghadapinya dengan senjata laras panjang. Padahal bahasa Inggris
mereka pas-pasan. Dengan modal bahasa isyarat, mereka menguasai titik-titik
strategis di berbagai pelosok dunia. Sekeras baja itulah pegolf
perempuannya, Se Ri Pak, dididik ayahnya menjadi juara dunia turnamen golf.

*Dua Perspektif Berbeda *

Pada sisi lain mari kita lihat perspektif Apple. Langkah yang diambil Apple
adalah cerminan watak orang Amerika yang saya kira mudah Anda kenal. Mereka
sangat straight to the point, apa yang dirasakan itu yang diungkapkan,
pegangan mereka adalah aturan hukum, kompensasi kerugian tanpa perasaan,
dan sangat kompetitif. Orang Amerika yang kita kenal memang amat beragam
,tetapi dunia mengenal mereka sebagai bangsa yang ingin mengatur dunia dan
merasa pusat dunia ada di rumah mereka.

Sejak kecil anak-anak di sekolah Amerika dibiasakan berbicara terbuka,
menghargai kesetaraan, berkompetisi, dan berinovasi. Melakukan plagiat
adalah haram. Kalau mengutip kalimat orang lain sekalipun, harus disebutkan
sumbernya. Itu pun belum cukup. Para pelajar dan mahasiswa wajib mengolah
kembali kutipan milik orang lain itu dengan kata-kata buatan sendiri.
Mereka menghargai orisinalitas ide dan kreativitas.

Tapi begitu ada yang meniru, jangankan bangsa lain,bangsa sendiri pun
dikenai sanksi berat. Seorang plagiator yang tertangkap tak akan pernah
bisa berkarier di dunia akademis sepanjang hidupnya dan seorang pencuri
karya cipta didenda sangat berat. Di lain pihak, Korea Selatan memasuki
pasar dunia yang sudah lebih dulu dikuasai Jepang yang menjadi obsesinya.
Seorang ilmuwan Korea pernah mengatakan, jalur yang harus mereka lalui
adalah inovasi melalui imitasi.

Adapun bagi masyarakat Amerika, imitasi adalah perbuatan kriminal yang
berarti mencuri kekayaan orang lain dan bisa menghancurkan daya saing
bangsa karena imitasi menghalangi niat orang lain berinovasi. Imitasi
adalah disinsentif bagi inovasi sehingga ujung-ujungnya konsumen sendiri
yang dirugikan. Namun badan orang Korea terlalu kecil untuk melompat sejauh
inovasi yang sudah dibangun Amerika selama dua abad. Maka imitasi yang dulu
dilakukan Jepang kini mereka ikuti.

Hanya saja dunia telah berubah menjadi lebih kompleks, industri
berteknologi tinggi semakin ruwet, dan Amerika sudah semakin licin memagari
dirinya dengan jeratan-jeratan hukum. Jadi sesungguhnya bukan Amerika yang
ingin mereka tundukkan, melainkan Jepang. Kalau Jepang bisa buat Honda,
Korea buat Hyundai dan bunyinya mirip. Platform pengembangan teknologinya
mirip-mirip Jepang, tetapi diawali dengan tangan besi militer di bawah
kekuasaan Jenderal Park Chung-hee. Nah,begitu pasar automotif dan
konstruksi memasuki tahap saturation, Korea mengopi cara Jepang
mengembangkan platform teknologi informasi (TI).

Dulu Jepang melalui korporasinya, Fujitsu, juga pernah mempermalukan Intel
saat mengembangkan microprocessor chip pada 1980-an. Meski hak patennya ada
di Intel, Fujitsu selalu mampu meluncurkan chipyang kapasitasnya dua kali
lebih besar dalam waktu enam bulan lebih cepat dari kemampuan Intel
memasuki pasar. Toh Intel bukannya menyeret Fujitsu ke ranah hukum,
melainkan melakukan switching ke chip komputer dan membiarkan Fujitsu
berjaya dalam industri game dan entertainment. Tapi mengapa sekarang Apple
begitu marah pada Samsung?

*Nazar Keras Kepala *

Beberapa menit lalu, saat transit di Bandara Sydney, saya menyaksikan
sejumlah orang memperdebatkan kasus Samsung. Seorang warga Korea
menunjukkan tablet Samsung berlayar kaca antigores yang tak bisa dibuat
Apple. Baginya Samsung pahlawan. Samsung bukanlah plagiator sejati karena
juga mengembangkan teknologi hardware. Dan baginya, konsumen telah
diuntungkan. Buktinya produk berteknologi sama bisa dipasarkan Samsung
dengan separuh harga Apple.

Orang Amerika yang berada di sampingnya ternyata tak membela Apple, ia
justru mengutuknya. Ia tidak bisa menerima langkah sweeping yang diajukan
Apple untuk melakukan injunction sebagai lanjutan dari putusan peradilan
yang memenangkan gugatannya. Injunction itu berupa permintaan agar delapan
produk Samsung dilarang beredar di seluruh pasar Amerika. Seperti biasanya,
setelah itu lawyer Apple yang jeli melihat uang akan melakukan hal serupa
di negara-negara lain. Memang kalau diperhatikan, denda sebesar USD1 miliar
yang diajukan kelihatan impresif.

Tapi bagi perusahaan global yang sedang tumbuh, jumlah sebesar itu hanya
menarik di mata media. Harap maklum, anggaran promosi tahunan Samsung USD
2,75 miliar. Samsung adalah penguasa pasar hardware Android terbesar di
Benua Amerika (33%) mengalahkanLG, Moto, Sony, dan HTC. Bahkan Samsung
menjadi pemasok komponen dan memory chip yang penting bagi Apple. Samsung
menguasai 70% pasar memory chip untuk handset berbasiskan Android dan
Apple, jauh melebihi Toshiba.

Bahkan 40% pasokan DRAM Apple datang dari Samsung. Maka, seperti yang saya
duga, Samsung memilih bertempur ketimbang menarik diri. Cara Samsung memang
berbeda dengan yang biasa ditempuh korporasi Jepang yang mudah menyerah
kalau ditekan Amerika. Beberapa detik yang lalu CEO Samsung sudah membuat
pernyataan yang sangat mengejutkan.“Kita akan terus bertempur dan
bersungguh- sungguh menghadapi kenyataan ini.

Kita akan melakukan banding dan kami nyatakan akan terus berupaya untuk
menjamin keberadaan barang- barang ini di berbagai jaringan ritel di
Amerika Serikat dan dunia,” ujarnya. Saya kira, selain berwatak keras,
Samsung juga paham bagaimana cara menghadapi lawyer Amerika Serikat.
Menghadapi bangsa besar ini Anda tak bisa bermain dengan perasaan. Bangsa
ini harus dilawan dengan argumentasi.

Bila Anda diam berarti tidak mengerti atau kalah. Dan bagi yang kalah,
pintu terbuka lebar. Bukan dengan sowan, cium tangan atau membuat
pernyataan maaf di koran seperti yang menjadi ciri khas tuntutan para
lawyer kita,melainkan membayar. Beberapa waktu lalu Apple juga membayar
ganti rugi sebesar USD600 juta kepada Nokia karena dianggap lalai
menyalahgunakan perjanjian hak cipta dalam kasus IP.

Selain itu Apple juga sepakat membayar sebesar USD11,5 dari setiap
penjualan iPhone-nya kepada Nokia. Nah sekarang Apple wajib mencari dana
penggantinya. Mudah saja bukan? Kalau Samsung tak bisa membayar, mereka
akan mengalihkannya kepada pelanggannya.Itu saja. Mereka tak pernah
berpikir konsumen itu perasa, punya pertimbangan lain dan seterusnya.
Mereka juga tak berpikir hubungan jangka panjang dengan vendor-vendornya.
Amerika adalah bangsa seperti yang saya sebutkan di atas.

Mereka pragmatis dan main logis,bukan win-win dan bukan hubungan saling
membantu. Media massa di Amerika menyebut cara yang ditempuh Apple sebagai
cara pemungut pajak. Denda ini kini dikenal dengan istilah “Apple Tax”.
Jadi bagi Samsung, buat apa bawa-bawa perasaan atau memakai budaya Asia
lainnya. Hadapi saja dengan perang ginseng, toh dengan beredarnya kasus ini
brand power Samsung naik beberapa kali lipat.

Kendati harga sahamnya sempat anjlok dan platform baru bermunculan, Samsung
masih punya kekuatan pasar yang besar. Samsung juga mulai mengincar Nokia
dan Microsoft yang akan masuk besar-besaran ke dalam kategori produk yang
sama. Jadi, bagi saya, perang ginseng masih panjang. Ini adalah bagian dari
perjuangan yang diajarkan guru-guru sekolah bisnis Amerika Serikat sendiri
pada bangsa-bangsa Asia. Mereka mengajarkan cara menyaingi korporasi dunia
Amerika, bahkan cara menaklukkannya.

Mereka mengajarkan pentingnya inovasi dan memiliki paten teknologi. Dan
bagi negara seperti Indonesia, penting agar menciptakan sophisticated
corporate yang mampu menggantikan peran negara dalam penciptaan
kesejahteraan. Ini berarti penting bagi kita melakukan transformasi dari
factor-based economy (ekonomi berbaikan SDA) menjadi innovation-based
economy. Dan dalam transformasi itu, intrik, saling menuntut dan menuduh
dalam business law adalah hal yang biasa. Kata Ross Perot semua itu ada
aturannya, kecuali bila Anda memasuki ranah politik. Jadi adu pintar saja.
Mari kita pantau terus perang ginseng ini.●

*RHENALD KASALI
Ketua Program MM
Universitas Indonesia        *

sumber : http://seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/522185/

#sekedarSharing:-)

regards,

Raditya

-- 
Download Aplikasi Kompas  versi Digital dan Keren
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kompas.android.kec
--------------------------
Download Aplikasi AR "MONSTAR" dari Indosat 
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ar.monstarunity
---------------------
Promo Combo Android, diskon + cicilan -% BCA! 
Persediaan terbatas, klik  http://bit.ly/gaddrotor 
----------------------
GSM-AKU  http://www.gsmaku.com - BEC Bandung
E-mail: syaf...@gsmaku.com  Hp: 0881-1515151 
---------------------
EceranShop  http://eceranshop.com - BEC  Bandung
E-mail: wi...@eceranshop.com  Hp: 0815-56599888
--------------------
Web + email + domain .web.id: 75rb / TAHUN - http://www.hostune.com
--------------------
Aturan Umum  ID-Android: http://goo.gl/MpVq8
Join Forum  ID-ANDROID: http://forum.android.or.id
==========


Kirim email ke