Ampuuuuuunnnnn Om.... bacaan kayak gini yg bisa ganggu konsentrasi di kantor... :)
*savekeword On 3/11/13, lucky sebastian <9b.andr...@gmail.com> wrote: > Hi Perkenalkan saya newbie disini > anggota yang ke 13.000 > :-) > > Ijinkan saya berbagi artikel tentang teknologi kamera UltraPIxel di > upcoming HTC One, yg semoga segera hadir di Indonesia. > > Kemungkinan masih banyak yang bertanya, teknologi kamera baru yang > diperkenalkan oleh HTC. Saya coba menjelaskannya, semoga bisa > dimengerti. > Untuk mendapat penjelasan yang lebih utuh, ada baiknya artikel ini > dibuka disini: > > http://goo.gl/5vYf2 > > Karena dilengkapi gambar untuk mendukung penjelasannya, plus sample foto. > > Semoga artikelnya berguna, enjoy... > > --------------- > > Prolog > Tanggal 19 Pebruari 2013 kemarin, akhirnya hTC memperlihatkan flagship > smartphone barunya, HTC One. Ada beberapa fitur baru yang diusung, dan > yang paling membuat banyak orang bertanya-tanya adalah kameranya, > karena mengusung istilah baru, UltraPixel. > Apa itu UltraPixel? Berapa megapixel itu? Kenapa tidak pakai standard > megapixel seperti kebanyakakan smartphone atau kamera lain > menyebutnya? > > > Latar Belakang. > Kita coba tarik sedikit ke belakang, kenapa semenjak HTC > memperkenalkan seri one tahun lalu (HTC one x, one s dan one v) , tag > nya selalu amazing camera dan berusaha menonjolkan kemampuan kamera > pada smartphone. > Sepertinya kalau kita melihat kondisi sekarang, smartphone sudah > menjadi “pusat” hidup kita, yang dulunya hanya sebagai pelengkap, > sudah bergeser menjadi kebutuhan primer, menjadikannya device yang > selalu dibawa, dan didalamnya disesaki berbagai informasi data milik > kita. > > Katanya, sekarang orang mengakses informasi di Internet, 5 kali lebih > banyak dilakukan di smartphone dibanding dari komputer pc atau > notebook. Bisa dimengerti pertama-tama karena kemudahannya untuk > senantiasa mobile dan dipakai dimana saja. > Belum lagi aplikasi-aplikasi menarik yang bisa dibenamkan di > smartphone, termasuk social medianya, membuat semakin banyak orang > betah berlama-lama bermain dengan smartphone. > Semua sekarang mudah dibagi atau di share di internet, bahkan sampai > hal-hal yang dulu rasanya tidak dipikirkan untuk dibagi ke banyak > orang, semisal hal pribadi atau remeh temeh sepertil kita sedang > memikirkan apa, sedang dimana, sedang makan apa, sedang kesal dengan > siapa, yang segera mendapat tempat di update status, bahkan lengkap > dengan fotonya:-p > > Nah bicara foto, semenjak kamera sudah format digital dan tidak lagi > memakai cuci mencuci film, orang-orang ramai berkreasi dengan kamera. > Semua hal mulai difoto, tidak hanya momen khusus ata liburan, tapi > sudah peristiwa kehidupan sehari-hari, mulai urusan pekerjaan, > belanja, aktivitas anak-anak, dll, bahkan sampai melahirkan kebiasaan > “foto dulu sebelum makan”, menggantikan berdoa dulu sebelum makan. > Aplikasi-aplikasi sharing foto pun bermunculan menjadi social media > tersendiri, yang akhirnya bukan lagi hanya sekedar sharing foto, > tetapi sharing foto yang bagus, yang lebih artistik. Tak bisa > dipungkiri , aplikasi2 tersebut datang dengan kemudahan retouch foto > instant, dimana dulu hanya jago2 photoshop yang bisa mengedit foto > menjadi indah. Sekarang semua orang bisa dikatakan menjadi > “fotografer”, yang bisa mengubah foto biasa menjadi lebih luar biasa. > Siapa yang menjadi pemain utamanya? Tentu saja Smartphone. Smartphone > sudah menjadi kamera utama yang dipakai setiap orang. > > Jutaan foto dan video yang setiap hari diupload dan di dowload, dan > kamera menjadi fitur yang penting bagi bagi para pemilik smartphone. > Berangkat dari sini, sekarang banyak vendor smartphone membuat > teknologi kamera semakin serius, bahkan bisa dikatakan, compact camera > sekarang fungsinya sudah mulai tergantikan oleh smartphone. > HTC adalah salah satu vendor yang berusaha menjadikan kamera pada > smartphone, bukan lagi fitur pelengkap saja, tetapi berusaha > menjadikan teknologi kamera pada smartphone menjadi unggulan. Ketika > mengangkat tema ini dalam amazing camera di seri HTC One (X, S, V) > terdahulu, HTC bahkan sudah yakin kalau kamera pada smartphonenya > sudah bisa diandalkan dengan membuat test ini > > http://blog.htc.com/best-camera-phone/ . Test tersebut meminta orang > membedakan, mana foto yang diambil dari HTC one X , dan mana yang dari > kamera > > profesional. You can try it. > > > Boldly Go.. > Tahun lalu kita menganggap tahun kamera 8 MP, MegaPixel, karena > kebanyakan semua kamera di smartphone hi-end berkekuatan 8MP. Tahun > 2013 kita berharap teknologi kamera smartphone yang baru adalah 13MP. > Mencengangkan dan langkah berani, kata banyak kritikus IT, ketika HTC > meperkenalkan teknologi kamera yang berbeda dengan arus kamera > smartphone kebanyakan, bukan 13MP seperti diperkirakan orang, tapi > hanya 4 MP. > (What? bahkan kamera smartphone paling low end HTC yg beredar sekarang > sudah 5MP). > > Pada saat launching HTC One, terpampang quote besar di layar: > “The more megapixels a camera has, the better the pictures.” It’s a > big fat lie. > -David Pogue- New York Times. > Semakin besar megapixel kamera, semakin bagus fotonya, adalah bohong > besar.. . sepertinya bukan pernyataan sembarangan. Bukankah pengertian > itu yang kita yakini sampai sekarang, bahwa kamera dengan megapixel > lebih besar tentu lebih baik?. > Jarang sekali pemilik smartphone 8MP, akan menset kameranya cukup di > 3MP, tapi pasti di 8MP dengan maksud menangkap momen terbaik. > > Saya bertemu banyak orang yang ketika memilih membeli smartphone > kebanyakan menanyakan besaran megapixel kameranya. Dan hampir semua > menganggap kamera smartphone 8MP akan lebih bagus dari 5MP, walaupun > terpaut 1 tahun releasenya. > > David Pogue yang diceritakan di atas, termasuk salah satu orang dan > banyak fotografer lain yang tidak percaya akan mitos, semakin besar > megapixel kamera, maka akan semakin bagus hasil fotonya. > Selain seorang fotografer, kolumnis di NY Times, David juga dipercaya > membuat film untuk Discovery network. Saat proyek film untuk Discovery > ini David membuat percobaan tentang mitos megapixel. > David memfoto seorang bayi dengan resolusi 13MP, 8MP dan 5MP, kemudian > mencetaknya masing-masing menjadi foto dengan ukuran kurang lebih > 40×60 cm. > Foto tersebut dipasang berjejer di Union Square, Manhattan. > Kepada orang yang lewat , David meminta mereka untuk menunjukkan mana > foto yang 13MP, 8MP dan 5MP. > Hasilnya hampir semua voluntir salah menentukan mana foto yg 13MP, 8MP > dan 5MP. Hanya 1 orang yang berhasil menebak dengan benar, dan orang > yang berhasil ternyata seorang profesor fotografi dan itupun karena > beruntung menebak. Jadi tidak ada perbedaan di cetakan foto tersebut > walau ukuran megapixelnya berbeda. > > Jadi sebenarnya apa yang penting untuk menghasilkan foto yang bagus? > Besarnya mega pixel ternyata sedikit sekali pengaruhnya terhadap > ketajaman gambar. Faktor terpenting selain “man behind the gun” adalah > lensa kamera , image sensor, dan algoritma di belakangnya. > Jadi apakah pixel besar sama sekali tidak berguna? Tentu saja ada > keuntungan di pixel yg besar, yaitu jika kita butuh foto yang akan > kita cetak dengan ukuran super besar, seperti foto keluarga diatas 1 > meter yg digantung dengan bingkai emas di ruang keluarga. > Atau ketika kita foto bersama puluhan teman, kemudian anda merasa wah > saya tampil cantik disana dan ingin meng-crop wajah anda sendiri.. > pixel yang besar memungkinkan foto muka anda masih dikenali. > Tapi untuk kasus pertama, biasanya kita tidak akan menggunakan > smartphone, tapi foto di studio, untuk mendapatkan foto keluarga > dengan background dan muka2 yang tampil bagus:-) > Untuk kasus ke-2, rasanya 13MP kamera-pun untuk meng-crop wajah dari > sekian puluh orang, tentu saja tidak bisa benar2 halus, tapi sekedar > untuk menjadi profil picture..mungkin boleh lah:-) > > HTC merasa perlombaan megapixel pada smartphone akhirnya hanya > melahirkan angka2 yang semakin besar tapi hanya sedikit membawa > perubahan pada kualitas foto. Untuk itu HTC mencoba menggali kembali > teknologi fotografi secara dasar, dan memutuskan untuk berbeda arah > dengan vendor lain, berani mengabaikan urusan megapixel, dan memilih > untuk menghasilkan kualitas foto yang lebih baik. > Bisa dibilang ini menjadi langkah berani, karena menentang arus dimana > asumsi kebanyakan orang sudah terpatri pedoman seperti mitos diatas, > semakin besar megapixel, semakin bagus foto yang dihasilkan. > Mengeluarkan teknologi yang berbeda dan melawan arus, berarti butuh > usaha extra untuk mengedukasi lagi masyarakat tentang “kebenaran” > fotografi di smartphone. > > UltraPixel > Foto-foto yang sekarang ada di layar smartphone kita, yg tampil di > layar entah 4 inci , 5inci atau 6 inci, sebenarnya adalah hasil > penangkapan cahaya di sebuah image sensor. > Pada saat kita menekan tombol shutter kamera, cahaya masuk melalui > lensa kamera dan diterima oleh image sensor, direkam sebagai hasil > foto. Begitu kira-kira gambaran simplenya bagaimana sebuah proses foto > terjadi. > > > > Image sensor ini sebenarnya untuk smartphone ukurannya sangat kecil. > Smartphone sekelas hTC One X, Samsung S3 atau iPhone 4s, kira-kira > ukuran image sensornya hanya 4.54mm x 3.42mm, ukuran ini kira2 hanya > sebesar ¼ kuku jari jempol tangan kita. > Bandingkan ukurannya dengan kamera profesional DSLR, misal Canon EOS > 5D MarkII. Ukuran image sensornya 36mm x 24mm, yang berarti luasnya > lebih dari 20x image sensor smartphone. > Membesarkan ukuran image sensor pada smartphone bukan perkara mudah, > karena ini beruntun nanti hubungannya dengan ukuran lensa, bukaan, > filter dll, sehingga akan mengorbankan ukuran smartphone yang kompak, > dan bahkan sulit menjadi tipis, dimana trend smartphone hi-end > sekarang adalah tipis. > > > > Karena ukuran image sensor terbatas, maka yang bisa dibuat lebih baik > adalah ukuran pixelnya. > Kita andaikan image sensor itu adalah sebuah kotak dus. Didalam kotak > dus yang ukurannya sudah tetap itu misalkan saya bisa menempatkan 13 > botol aqua kecil, atau 8 cangkir kopi, atau hanya 4 buah baskom. > Andaikan cahaya pada proses perekaman foto adalah air hujan yang > menetes dari atas beberapa saat, diantara 3 macam penampung air > tersebut, mana yang akan terisi lebih banyak air di setiap unitnya? > Karena luas penampangnya yang lebih besar, maka di setiap baskom akan > ada lebih banyak berisi air dibanding disetiap cangkir atau disetiap > botol aqua. > Baskom, cangkir dan botol aqua kecil itu adalah pixel pada image sensor. > Prinsip ultrapixel pada HTC One adalah, setiap pixel pada image > sensornya luasannya lebih besar. > Kamera dengan ukuran 13 MegaPixel, memiliki ukuran setiap pixelnya > hanya 1,1 micrometer x 1,1 micrometer atau luas penampangnya 1,21 > micrometer persegi. > Kamera dengan ukuran 8 MegaPixel, memiliki ukuran setiap pixelnya 1,4 > micrometer x 1,4 micrometer , menghasilkan luas penampang setiap > pixelnya 1,96 micrometer persegi. > Kamera UltraPixel di HTC One, memiliki ukuran penampang 2 micrometer x > 2 micrometer, dengan total luas penampang setiap pixelnya 4 micrometer > persegi. > Jadi setiap pixel pada kamera HTC One akan menerima 300% cahaya lebih > banyak dibanding kamera 13MP (4micrometer persegi dibagi 1,21 > micrometer persegi.) > Pada prinsip fotografi, semakin banyak cahaya yang bisa masuk ke dalam > sensor, semakin jelas dan baik gambar yang bisa direkam termasuk > ketepatan warna. > Sebuah foto adalah hasil dari susunan pixel-pixel tersebut. Gambar > yang disusun dari satuan pixel yang rekamannya jelas, akan terlihat > lebih tajam dan bagus dibanding yang disusun dari pixel-pixel yang > buram. > > > > Keuntungan berikutnya dari setiap pixel bisa menerima lebih banyak > cahaya adalah, kemampuan merekam objek yang lebih baik di tempat yang > kurang cahaya atau gelap. > Jadi sebenarnya, memaksakan MegaPixel yang semakin besar, pada sensor > yang sama kecil, seperti menyusun botol aqua kecil pada sebuah dus > dalam cerita kita tersebut. Selain terpaksa mengecilkan ukuran setiap > pixel untuk muat lebih banyak didalam image sensor , pixel yang kecil > ini tidak bisa menerima optimal cahaya, juga menciptakan ruang-ruang > kosong diantara pixel-pixel tersebut yang semakin banyak dan tidak > bisa berfungsi menangkap cahaya. Ruang-ruang kosong tersebut yang > akhirnya menghasilkan noise pada foto. > Pada smartphone yang memiliki MegaPixel besar, cenderung hanya bagus > untuk memfoto pada saat pencahayaan sangat memadai, misal memfoto > pemandangan di siang hari, dan akan mengalami banyak penurunan > kualitas ketika ada di dalam ruangan yang tidak terlalu terang. > > Lagipula, setiap perekaman foto dengan MegaPixel yang besar, berarti > akan menghasilkan file yang besar pula. Kamera dengan 13MP membutuhkan > ruang penyimpanan hampir 4 kali lebih besar dibanding 4MP kamera. Atau > dengan kata lain, dengan ukuran storage yang sama, kita bisa menyimpan > 4x lebih banyak foto di HTC One dibanding smartphone dengan kamera > 13MP. > Belum lagi ketika kita asik menjepret foto dan langsung menguploadnya > ke social media, atau melakukan backup ke cloud storage, smartphone > dengan 13MP kamera akan membutuhkan waktu 4x lebih lama untuk > mengupload, 4x lebih banyak menghabiskan bandwith internet yg kita > miliki dan 4x lebih cepat menghabiskan kapasitas cloud storage. > > Errr.. tapi saya takut 4 MegaPixel tidak cukup untuk di print atau di > cetak foto? Seberapa besar foto yg bagus yang dapat dicetak di 4MP? > Mungkin ini yang jadi pertanyaan kita sekarang. > 4MP pada HTC One kira-kira bisa dicetak dengan sangat baik di ukuran > foto 20 cm x 25 cm, atau seukuran standard kertas printer kita, A4. > (Boleh dibilang sangat mencukupi bukan?) > Dan pertanyaan selanjutnya adalah, seberapa sering kita mencetak foto > dari smartphone kita? Rasanya sebagian besar orang jaraaang sekali > mencetaknya, mereka lebih senang menatapnya dari layar komputer, or > tablet or dari handphone nya langsung atau dishare via social media. > So 4MP sounds plenty right? > > ImageChip > Untuk memproses hasil penerimaan image sensor, diperlukan imagechip > yang dilengkapi algoritma rumit untuk menghasilkan gambar. Untuk > imagechip ini, HTC melengkapinya dengan optimized ISP, Image Signal > Processor. > Dengan ini kamera HTC One akan memiliki autofokus yang terus menerus, > dengan kecepatan autofokus nya lebih cepat dari kedipan mata. > Kelemahan perekaman video pada smartphone kebanyakan di HDR, High > Dynamic Range, karena perbedaan cahaya yang besar pada setiap bagian > objek yang sedang di rekam dan fokus yang berubah-ubah. Untuk > mengatasi ini, imagechip HTC One mencoba memimik kemampuan mata kita > untuk beradaptasi sehingga bisa menghasilkan full HD 1080p video > dengan always on HDR sepanjang perekaman. > Imagechip pada HTC One juga memiliki kemampuan untuk mengkompensasi > lebih gelapnya gambar dan perubahan warna yang diterima pada > ujung-ujung sensor, yang disebabkan oleh sifat lengkungan lensa > kamera. > Untuk situasi diambang kekurangan cahaya, mau tidak mau noise akan > terbentuk. Imagechip HTC One dilengkapi kemampuan untuk mengurangi > noise ini untuk ke dua kamera depan dan belakang (de-noise). > > Optical Image Stabilization > Setelah perbaikan teknologi di image sensor dan imagechip, ada satu > komponen hardware lagi yang penting dan jarang dimiliki smartphone, > yaitu OIS, atau Optical Image Stabilization. OIS ini sangat penting > untuk bisa menghasilkan gambar yang tajam karena tangan kita cenderung > bergoyang ketika mengambil gambar, apalagi ketika kondisi kekurangan > cahaya. > OIS yang digunakan HTC One benar-benar gerakan mekanikal yang mengatur > posisi lensa kamera dan image sensor, yang bergeser sesuai pergerakan > tangan kita. Prinsipnya kalau tangan kita goyang ke kanan, OIS akan > kompensasi lensa dan sensor ke kiri, jadi gambar bisa diam. > OIS di HTC One memiliki sensor yang mendeteksi gerakan 2000x dalam 1 > detik, dalam 2 aksis, pitch and yaw. Jadi entah kita memegang > smartphone dengan gerakan mengangguk atau mengoleng, OIS ini akan > kompensasi untuk berusaha memberikan gambar yang lebih steady. > Dengan adanya OIS ini kita berharap , pada foto di tempat yang > kekurangan cahaya, dimana bukaan diharapkan lebih lama untuk bisa > membiarkan cahaya masuk lebih banyak , gambar tidak menjadi blur atau > berbayang. > (Kemungkinan ada yang bertanya, OIS ini ada juga kan di smartphone > brand lain yg duluan muncul? yap betul. Apa bedanya? HTC One > mendeteksi gerakan 4x lebih banyak dari smartphone tersebut, dan punya > sensor 2 axis) > > > > Conclusion > Untuk ukuran sebuah kamera smartphone, boleh dibilang HTC sudah > melangkah lebih jauh dengan teknologi kameranya, dibanding hanya > sekedar membesarkan perang megapixel. > Ketika memulai perhatian khusus pada fitur kamera, HTC sudah memulai > dengan teknologi baru pada kemera smartphone, seperti misalnya Burst > shot, dimana dalam tekanan pada shutter, kamera akan terus bekerja > dengan cepat mengambil gambar berturut-turut terus menerus. > Setiap HTC mengeluarkan hi-end smartphonenya, semakin fungsi ini > diasah untuk mengambil lebih banyak gambar dalam waktu yang sama. > Semisal dibutuhkan 5 detik untuk mengambil 20 frame di HTC One X, dan > cukup 3 detik saja di HTC One X+. > HTC pula yang mem-pelopori dimana fungsi perekaman video bisa > berjalan bersamaan dengan fungsi pengambilan foto. > Kedua fungsi tersebut diatas sekarang banyak digunakan juga oleh brand > lain. > Belum lagi langkah HTC yang pertama memperkenalkan bukaan besar pada > kamera dengan f2.0, yang membantu memungkinkan pengambilan gambar > sangat cepat seperti kamera profesional. Biasanya kamera pada > smartphone selalu ada jeda dari saat tombol shutter ditekan sampai > foto benar terambil. Shutter lag menyebabkan gambar yang diambil tidak > sesuai yang di maksud, misal bayi sedang tersenyum. Ketika foto di > jepret yang tertangkap momen lain ketika mukanya sudah tidak > tersenyum. Dulu di HTC One X, kemajuan ini sudah dicapai dengan hanya > butuh 1/30 detik saja untuk meng-capture foto, sekarang di HTC One > dipercepat lagi hanya 1/48 detik. > Nah sekarang langkah beratnya adalah merubah mindset orang, bahwa > semakin besar mega pixel, semakin bagus kamera adalah hanya mitos. HTC > butuh segenap usaha disini. Kita lihat saja, apakah UltraPixel bisa > menjadi trend baru, seperti inovasi HTC lainnya? > > Contoh hasil foto HTC One > > Foto ini hasil percobaan Cnet, HTC One di adu dengan iPhone 5. Posisi > subject foto sedang menerima cahaya dari kanan. Terlihat HTC One lebih > bisa mengkompensasi kondisi tersebut, sementara iPhone 5 lebih over > exposure. > > (Foto) > > Dan beberapa foto di bawah ini hasil dari Jonathan Choo. Kebanyakan > smartphone, memiliki format foto standard 4:3. Menu 16:9 pada > smartphone, biasanya hasil croping otomatis dari 4:3. Pada HTC One, > format fotonya real 16:9, menyesuaikan dengan standard format layar > smartphone, layar monitor dan layar TV LCD sekarang ini, sehingga > selain lebih lebar menangkap object, foto yang ditampilkan di layar > tersebut fit in penuh, tidak tersisa bingkai hitam di kiri kanan > layar. > > Terlihat karakter kamera HTC One sangat natural, mirip dengan apa yang > dilihat oleh mata. Bagi mereka yang mengerti fotografi, kondisi hasil > kamera seperti ini sangat disukai. Tetapi bagi sebagian besar orang > awam, bisa jadi warna-warnanya dianggap kurang pop up, karena terbiasa > melihat kebanyakan smartphone menghasilkan foto yang berat di > saturasi, tapi memanjakan mata, seperti "keluar" warna-warnanya. > > Sebenarnya dengan hasil yang natural, sedikit saja di tweak dengan > software photo editor, kita bisa mendapat hasil yang bisa pop up, bisa > sangat ngejreng, dll. Tapi sebuah hasil foto yang sudah sarat saturasi > dari hasil pemotretannya, sulit sekali di tweak supaya bisa kembali ke > natural. It’s your choice. Enjoy… > > (Sample foto) > > > > > > Nah dengan sedikit tweaking memakai aplikasi snapseed langsung di > handphone, saya bisa mengubah gambar diatas lebih pop-up. Yg mana yang > lebih sesuai dengan karakter anda? > > > > Salam, > > Lucky Sebastian > > -- > ========== > Download Aplikasi Kompas versi Digital dan Keren > https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kompas.android.kec > -------------------------- > Download Aplikasi AR "MONSTAR" dari Indosat > https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ar.monstarunity > --------------------- > Galaxy Note 2 Best Deal Rp. 6,499rb hanya di Multiply.com! > Garansi resmi. Dapatkan segera! http://bit.ly/gaddrotor > -------------------- > Akses cepat Android Online Cloud Storage milik sendiri, Rp 1000 / 1GB, > server lokal, > domain istimewa : http://your-name.android.my.id > -------------------- > Aturan Umum ID-Android: http://goo.gl/MpVq8 > Join Forum ID-ANDROID: http://forum.android.or.id > ========== > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] > Indonesian Android Community " dari Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim > email ke id-android+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- ========== Download Aplikasi Kompas versi Digital dan Keren https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kompas.android.kec -------------------------- Download Aplikasi AR "MONSTAR" dari Indosat https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ar.monstarunity --------------------- Galaxy Note 2 Best Deal Rp. 6,499rb hanya di Multiply.com! Garansi resmi. Dapatkan segera! http://bit.ly/gaddrotor -------------------- Akses cepat Android Online Cloud Storage milik sendiri, Rp 1000 / 1GB, server lokal, domain istimewa : http://your-name.android.my.id -------------------- Aturan Umum ID-Android: http://goo.gl/MpVq8 Join Forum ID-ANDROID: http://forum.android.or.id ========== --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] Indonesian Android Community " dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke id-android+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.