Izin share review smartphone lagi ya, perdana sehabis Lebaran hehe :)

Artikel di blog (foto lebih lengkap):
http://www.gontagantihape.com/2016/07/review-vivo-v3-indonesia-gak-overprice.html

Hasil Foto ada di:
http://www.gontagantihape.com/2016/07/hasil-foto-menggunakan-kamera-vivo-v3.html

Unboxing + Quick Review Video:
https://www.youtube.com/watch?v=aQyx5psXWqU

-------------

[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://4.bp.blogspot.com/-IKK4zGXZLak/V4ZN_6qpT4I/AAAAAAAAFHM/UHo5UTqimywEa1fZdFw8JPsYtMbM3QEHgCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_004.jpg>


Ini adalah artikel *review* pertama yang saya tulis pasca libur Lebaran
kemarin. Susah juga mengumpulkan *mood* dan kembali ke ritme bulan Ramadhan
lalu, di mana rekor pribadi saya terukir untuk jumlah tulisan dan video
dalam satu bulan.


Kembali ke kebiasaan lama pas dulu awal-awal nge-*blog*, saya mulai menulis
artikel ini di malam hari, sepulang kerja dan sebelum menuju kasur. Mungkin
ini yang membedakan proses penulisan di bulan biasa dengan saat bulan
Ramadhan. Di bulan Ramadhan lalu, saya biasa terbangun dua hingga tiga jam
sebelum imsak, dan menulis diselingi menonton tayangan sepakbola di
televisi.


Tapi, sesuai dengan tema Lebaran (yang juga mirip dengan ucapan para
petugas SPBU Pertamina saat mulai mengisi BBM), Mulai Lagi dari Nol, saya
pun harus berjuang kembali menulis di depan *notebook* ini. Sebuah
*notebook* kesayangan dari *brand* ASUS yang merupakan inventaris kantor
ini sudah menemani saya setahun lebih, dulu saya beli di BEC sambil
mengasuh anak, he.. he.. Gak apa-apa kan kalau tulisan *review* diawali
oleh *personal thoughts* seperti ini? Ya hitung-hitung gaya baru, atau
mungkin efek *refreshing* setelah libur Lebaran, biar gak bosan.


OK, pemanasan selesai. Kita masuk ke bagian awal dari setiap pengujian
sebuah *smartphone*, *unboxing* dan kesan pertama ya. Untuk yang satu ini,
sudah saya buatkan videonya sebelum Lebaran dulu, sebagian dari Anda
mungkin sudah menyaksikannya ya? Tak ada salahnya ditonton lagi, film
Warkop aja tiap Lebaran kita tonton lagi kan? He.. he.. he..



Unboxing dan First Impression on Vivo V3


https://www.youtube.com/watch?v=aQyx5psXWqU


Sebetulnya di video di atas ini, sudah ada semacam quick *review *berisi
pengujian performa *gaming*, *audio*, dan kamera. Maksudnya quick *review*
 adalah *review* berdasarkan hasil pemakaian dalam waktu yang singkat.
Selama ini, jika video-nya saya beri judul quick *review* banyak orang yang
protes, "Quick *review* koq 20 menit? Full *review*-nya selesai dalam
berapa purnama? Kalah dong AADC 2!"


Jadilah meskipun videonya singkat, saya tetap memberi judul REVIEW
PANJAAAAAANG untuk video di atas, biar gak pada protes lagi. Kalau perlu,
biar nggak pada protes juga, *review* tulisan juga saya singkat deh, tanpa
huruf vokal, br gk pd prts ml yg bc, slny cp jg dprts ml. Ha.. ha..


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://2.bp.blogspot.com/-MlzgoogZEsI/V4ZfuAJG-lI/AAAAAAAAFH0/lEEgGk5Rg_QBwbkY8PzJ8l9uLaRVHxGTgCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_001.jpg>

Review Vivo V3 - kelengkapan dalam paket penjualan



Foto detail tiap sisi dari *smartphone* Vivo V3 dapat disaksikan di bawah
ini ya.


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://2.bp.blogspot.com/-z93hR3GuLow/V4Ze0oqsGyI/AAAAAAAAFHk/xfdZpRhcs-MSXgcdO7Q9JiMHHtve3DjYQCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_007.jpg>

Review Vivo V3 - sisi kiri terdapat *sim-card tray (dual-sim)*


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://4.bp.blogspot.com/-Njq4U7zyNSM/V4Ze0hLj7BI/AAAAAAAAFHg/LFOe-HLygwoD6COO7nsMHABkzYQKEAFzwCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_008.jpg>

Review Vivo V3 - sisi atas terdapat *noise cancellation mic,* *slot* *micro*-sd
dan *port audio* 3,5 mm


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://1.bp.blogspot.com/-WiikmssHyZI/V4Ze0voEn6I/AAAAAAAAFHc/rBRYSIbikzAqSyLLUawPz9Y4qctspj16gCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_009.jpg>

Review Vivo V3 - sisi bawah terdapat *mic*, *port micro* USB, dan
*loudspeaker*


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://1.bp.blogspot.com/-ey-XyOXtsA8/V4Ze1UV0fbI/AAAAAAAAFHo/eP9LnXkfR4wNo5CS8aiS-pLtRFnpkqTrQCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_010.jpg>

Review Vivo V3 - sisi kanan, *volume rocker* dan tombol *power*



Kualitas *Audio *Vivo V3

Nah, tak seperti *review* lain yang pernah saya tulis, kali ini selepas
*unboxing* saya akan bahas soal *audio* dulu. Jangan salahkan saya, habis
Vivo melabeli produknya dengan tagline "Hi-Fi & Smart" sih, jadi ya yang
harus dibuktikan pertama kali ya Hi-Fi-nya dong! Mungkin nanti kalau saya
sampai hati mencoba *smartphone* keluaran saudara-nya Vivo, OPPO, maka saya
akan mencoba kameranya terlebih dulu. Sebagaimana kita tahu, tagline-nya
OPPO adalah "Cameraphone". Jadi sepertinya *holding company* mereka
mengarahkan Vivo ke *audio*, dan OPPO ke fotografi, diferensiasi yang
memang diperlukan karena kadang bingung apa bedanya produk Vivo dan OPPO.
Sebagai info, Vivo V3 punya 'kembaran' yaitu OPPO F1.


Saya sudah coba memutar beberapa lagu di *video unboxing* di atas, menurut
kuping kaleng kerupuk saya ini, suara Vivo V3 lantang dan jernih saat
diajak mendendangkan lagu melalui *loudspeaker*-nya. Posisi lubang
*loudspeaker*-nya pun ideal, yatu di sisi bawah, bukan di belakang. Jadi
rasanya takkan tertutup saat diletakkan di atas meja atau bidang datar
lainnya dengan posisi telentang maupun telungkup.



Saat saya pasangkan dengan *in-ear headset* Xiaomi Mi Piston 2 dan juga
*headphone* Philips O'Neill The Cruz SHO 3300, saya merasakan sensasi suara
yang membuat saya puas, walau tak sampai lemas. Suara yang dihasilkan Vivo
V3 lagi-lagi mengesankan, meskipun tanpa embel-embel Dolby atau sejenisnya.
Menggunakan *music player* bawaan, kita dapat melakukan pengaturan lanjut
untuk masalah keluaran suaranya.


Saya bukan *audiophile*, tapi sepertinya sih cukup mampu menyimpulkan bahwa
untuk urusan *audio*, Vivo V3 ini keren, pake banget, ga pake toge. Dari
semua *smartphone* yang pernah saya coba, mungkin hanya HTC One E8 dengan
BoomSound-nya yang berada pada kasta yang sama dengan Vivo V3. *So*,
*tagline* Hi-Fi-nya bukan bualan lah ya, meskipun mungkin masih perlu
dibuktikan pada jajaran *smartphone* Vivo yang paling murah sih (saya nggak
berniat nyoba).


OK, sampai pada paragraf di atas, nulisnya sudah mulai suntuk. Tulisan pada
bagian selanjutnya dibuat pada malam yang berbeda, dengan cangkir dan kopi
yang sudah berbeda pula.


*Price to Value Comparison*, Vivo V3

Pada bagian ketiga ini, saya langsung *to the point* saja deh, bahas harga
dengan apa yang didapat dari produk Vivo V3 ini.


Oh ya, sebagai info awal, Vivo V3 ini dijual dengan harga resmi Rp
3.499.000,-. Jika beli di Blibli.com
<https://www.blibli.com/?a_blibid=55cae2efafeb2>, maka akan mendapat
*backcase* bergambar Agnes Monica plus grafir tanda tangan yang
bersangkutan pada bagian punggung *smartphone* ini. Nah, Vivo V3 yang saya
pakai ini dibeli di Tokopedia, hanya seharga Rp 3.080.000,- tapi cuma dapat
bonus tongsis. Hemat banyak yak!


Karena sampai saat saya tulis hari ini pun saya cek Vivo V3 di lapak
penjual tersebut
<https://www.tokopedia.com/cellularsahabat/vivo-v3-gold-resmi-1?utm_source=FkQB178k&utm_medium=w2N4e26g&utm_campaign=qATyHHsM>
masih
dijual dengan harga yang sama, jadinya saya anggap harganya 3,1 juta Rupiah
saja ya.


Setelah Samsung, OPPO dan Vivo dikenal sebagai *brand* yang menjajakan
produknya dengan harga yang bisa dibilang *overpriced*, sebagai efek
samping dari metode penjualan *offline* yang gencar dengan komisi besar
bagi *promotor *mereka. Saat pertama Vivo V3 dirilis pun, saya masih
menganggap harganya kemahalan.


Mungkin karena saat itu kita masih bebas menikmati ponsel-ponsel bergaransi
distributor yang memang miring harganya meskipun spesifikasinya mentereng.
Selama ini saya selalu menganggap ponsel garansi distributor adalah ponsel
BM non-garansi, yang resikonya bersedia saya tanggung sendiri sebagai
konsekuensi dari selisih harganya yang jauh lebih murah.


Maraknya penertiban yang dilakukan atas ponsel-ponsel tak resmi tersebut
kini membuat harganya melambung. Hal ini membuat saya melirik kembali
ponsel dengan garansi resmi saja. Buat apa mengambil resiko jika harganya
tak jauh beda bukan? Pun ini sebagai bentuk apresiasi saya terhadap
*brand-brand* *smartphone* yang mau tertib menjajakan produknya setelah
proses sertifikasi resmi berhasil dilalui.


Nah kan, ngelantur ke mana-mana. Hayuk ah, bahas Vivo V3 aja! He.. he.. he..


Dengan harga 3,1 juta Rupiah, saya dapat Vivo V3 (plus tongsis tentunya)
yang punya kelebihan seperti ini:

   1. Dapat mengakses jaringan 4G,
   2. Processor Snapdragon 615/616? (masih belum jelas, cek bagian
   informasi hardware ya),
   3. RAM 3GB,
   4. Penyimpanan internal 32GB,
   5. Layar 5 inci dengan resolusi HD 720p,
   6. Kamera utama 13 *Megapixels* dengan *manual mode* dan banyak *mode*
    lainnya,
   7. Kamera depan 8 *Megapixels*,
   8. Hi-Fi *audio*, dan
   9. *Dual-sim* dengan *dedicated micro-SD slot*.


*Overpriced*? Rasanya nggak deh. Coba saja bandingkan dengan spesifikasi Lenovo
VIBE S1
<http://www.gontagantihape.com/2016/02/full-review-lenovo-vibe-s1-sang-selfie-maker.html>
yang
harga resminya Rp 3.999.000,- atau dengan Samsung Galaxy A3 2016 yang
harganya di pasaran paling murah sekitar 3,3 juta Rupiah tapi RAM-nya hanya
setengah dari yang Vivo V3 miliki. Jika kita bandingkan dengan *price to
value comparison* milik Xiaomi Redmi Note 3 garansi resmi
<http://hyperurl.co/LZ_REDMINOTE3> pun rasa-rasanya masih wajar koq, ingat
Vivo V3 sudah mendukung jaringan 4G secara legal lho.


Tak bisa dibilang murah memang, selain itu kualitas Vivo dalam hal layanan
purna jual pun belum ketahuan. Namun paling tidak garansinya resmi, sudah
4G, dan saat digunakan lancar, *smooth*, *multitasking* berjalan baik,
notifikasi pun tidak telat masuk. Salah satu kelebihannya yang perlu
disorot adalah hadirnya *slot micro-sd dedicated*, yang sudah mulai jarang
kita temukan. Bahkan, Vivo V3 Max yang merupakan versi lebih hebat dan
lebih mahal-nya, malah menggunakan *hybrid slot*. Logika yang terasa aneh
bukan?


Kekurangan Vivo V3 tentu saja ada, biar adil saya buatkan daftarnya juga
deh:

   1. Tombol kapasitif tanpa *backlight*,
   2. Layar kurang *vivid*, resolusinya sih buat saya cukup, biar ga berat
   kinerjanya dan batre ga boros,
   3. Kapasitas baterai tergolong kecil untuk jaman sekarang, hanya 2.550
   mAh,
   4. Desain sangat-sangat tidak unik, nyaris sama dengan saudaranya, OPPO
   F1,
   5. Pilihan warna yang (fe)minim, hanya white/gold,
   6. Kamera jika sedikit saja kurang cahaya, hasilnya *grainy* alias mulai
   muncul *noise*, meskipun bisa diakali dengan *manual mode*. Kamera depan
   tergolong biasa saja.



Informasi Hardware Vivo V3

Sampai tulisan ini saya selesaikan, saya masih nggak tahu sebetulnya
*processor *yang dipakai Vivo V3 itu sebetulnya Snapdragon 615 ataukah
Snapdragon 616. Koq bisa nggak tahu? Karena di spesifikasi resmi dan di
menu About Phone-nya dicantumkan Snapdragon 616. Tapi saat menggunakan
aplikasi AIDA64 dan CPU X, munculnya Snapdragon 615, padahal di Xiaomi
Redmi 3
<http://www.gontagantihape.com/2016/03/review-xiaomi-redmi-3-indonesia.html>
 dan Lenovo VIBE K5 Plus
<http://www.gontagantihape.com/2016/06/review-lenovo-vibe-k5-plus-indonesia.html>,
kedua aplikasi tersebut benar memunculkan info Snapdragon 616.


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://4.bp.blogspot.com/-2kvh-Gs76Zw/V4Zg_jmKatI/AAAAAAAAFIc/sh-AuLj2PP8y269FvuhToGgCZ1otfK47ACLcB/s1600/Screenshot_20160629_095854.jpg>[image:
review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://3.bp.blogspot.com/-gcD3RzmF0Ls/V4Zg_Wez1_I/AAAAAAAAFIY/NZbYamiFJa40Q6v8BzBh0asiMTFBHZbiACLcB/s1600/Screenshot_20160713_214151.jpg>



Saya tidak ambil pusing selama performa nyatanya dapat diandalkan saat saya
gunakan. Buat yang penasaran, boleh bantu cek ya. Untuk saat ini, saya
tampilkan dulu deh *screenshot* tentang *hardware* Vivo V3 yang saya miliki
ya, apa adanya.


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://2.bp.blogspot.com/-WXPkke7-Ri4/V4ZhoBMDpsI/AAAAAAAAFIw/Pm9l99EAIIUM6ur4pEkBMSCK-mpN17YEgCLcB/s1600/Screenshot_20160629_095747.jpg>



Dan ini dia skor pengujian *benchmark* sintetis menggunakan Antutu
Benchmark. Skornya sih lebih mirip skor Snapdragon 615 daripada Snapdragon
616 yang umumnya lebih rendah.


Review Vivo V3 - skor Antutu Benchmark


Urusan sensor, untungnya ga disunat kaya Coolpad MAX Lite
<http://www.gontagantihape.com/2016/06/review-coolpad-max-lite-indonesia.html>
ya
:D



Review Vivo V3 - kelengkapan sensor



Vivo V3 dalam Penggunaan Sehari-hari

Terlepas dari masalah spesifikasi teknis dan harga, saya merasa betah
menggunakan Vivo V3 untuk kebutuhan saya sehari-hari. Sebelumnya saya
merasa betah menggunakan Meizu M3 Note
<http://www.gontagantihape.com/2016/05/unboxing-dan-quick-review-meizu-m3-note-indonesia.html>,
hingga akhirnya masalah notifikasi yang sering terlambat masuk terasa
semakin parah setelah mendapat *update firmware* melalui OTA. Oh ya, saya
belum bahas lengkap ya soal Meizu M3 Note? Hmm, nanti ya... Kita selesaikan
dulu soal Vivo V3 ini.


Baterai Vivo V3 memang kecil kapasitasnya, pun kemampuan bertahannya tak
terlalu istimewa. Dalam kondisi hari kerja yang normal, mampu koq bertahan
dari sejak saya cabut saat bangun pada pukul tiga pagi, dipakai menemani
aktifitas kerja, diselingi *socmed*, foto, dan sedikit *game*, lalu saat
tiba kembali di rumah pada sekitar pukul tujuh malam, masih tersisa
seperempatnya untuk saya gunakan *browsing* ringan dan mendengarkan musik
sebelum tidur. Sambil tidur, tinggal saya *charge* deh.


Namun apabila dipakai *gaming* secara intens (*game* favorit saya saat ini
tidak berat di grafis sih, hanya *online* terus saja), biasanya hanya mampu
bertahan sekitar sepuluh hingga dua belas jam saja dengan rata-rata *screen-on
time* di angka empat jam.


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://2.bp.blogspot.com/-2220mfcvLOg/V4b75SSODzI/AAAAAAAAFJo/6-0qWB4qHOk_eLzMr0qcPvajOQQ--pWowCLcB/s1600/Screenshot_20160705_154845.jpg>



Pernah satu kali, sebelum tidur baterai Vivo V3 masih tersisa sekitar 20%
dengan *screen-on time* yang sudah dicapai hampir empat jam. Kejadian aneh
terjadi saat saya tinggal tidur, hingga terbangun untuk sahur. Pada saat
bangun, *screen-on time* naik drastis menjadi sepuluh jam dan baterai
tersisa 1% saja. Saya yakin waktu itu *smartphone* saya ini layarnya sudah
padam saat ditinggal tidur. Entah apa yang terjadi, anggap saja anomali ya,
he.. he..


[image: Pernah satu kali, sebelum tidur baterai Vivo V3 masih tersisa
sekitar 20% dengan screen-on time yang sudah dicapai hampir empat jam.
Kejadian aneh terjadi saat saya tinggal tidur, hingga terbangun untuk
sahur. Pada saat bangun, screen-on time naik drastis menjadi sepuluh jam
dan baterai tersisa 1% saja. Saya yakin waktu itu smartphone saya ini
layarnya sudah padam saat ditinggal tidur. Entah apa yang terjadi, anggap
saja anomali ya, he.. he..]
<https://3.bp.blogspot.com/-j9o4l04SbRY/V4b86OhlAEI/AAAAAAAAFJ8/3A5E6w6bEpEgV3luOPKDFCmhhaDQPCL2ACLcB/s1600/Screenshot_20160702_023920.jpg>



Beralih ke sisi UI, Funtouch OS versi 2.5 yang digunakan Vivo V3 ini masih
berdasarkan Android Lollipop 5.1.1. Namun *feels*-nya sangat-sangat iOS
sekali. *Launcher* tanpa *application drawer* mungkin sudah lumrah ya, tapi
jendela *quick toggles* yang muncul jika disapu dari bawah layar ke atas,
ini yang benar-benar membuat terasa seperti iOS versi 8 ke atas. *Recent
apps* atau *task switcher* hadir juga pada jendela yang sama.




[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://4.bp.blogspot.com/-z_stdcoIzlk/V4ZgFc9VfYI/AAAAAAAAFIE/prDJfrsVqbMVkOK_uVyH_xxBzhsqxeVrACLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_011.jpg>

Review Vivo V3 - jendela yang muncul dari bawah layar


Jadinya untuk memunculkan *recent apps*, *feels*-nya mirip dengan saat
menggunakan Flyme OS. Nah, tombol kapasitif paling kiri jadinya berfungsi
sebagai menu saja, dan yakin deh akan sangat jarang Anda gunakan. Sementara
untuk melakukan *screenshot* cepat, caranya bukan dengan menekan tombol
[power] bersamaan dengan [volume down], melainkan dengan menahan tombol
[power] lalu sentuh tombol [home], ini antara mirip dengan iPhone (bedanya
iPhone tombol *home*-nya menggunakan tombol fisik) atau mirip dengan HTC ya
(jaman HTC One X).


Pada *quick toggles* kita dapat memilih fitur S-capture, ini adalah fitur
untuk merekam layar lebih lanjut. *Screenshot* panjang beberapa layar (
*scrolling*) maupun *screen recording* dapat diakses dari menu ini.
Sementara untuk menutup semua aplikasi berjalan, pilih Speed up. Sama
seperti yang kita temui pada MIUI dan FlyMe OS versi lama, aplikasi yang
berjalan ditampilkan dalam bentuk icon saja, tidak ada *preview*-nya, dan
kita dapat mengunci aplikasi yang kita inginkan untuk terus dapat tetap
berjalan.


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://1.bp.blogspot.com/-F1pWjVFgJv8/V4Zg0favyOI/AAAAAAAAFIU/LvYULpPJRXUOZPd5_NEEdDzimmkPkEUFACLcB/s1600/Screenshot_20160713_221746.jpg>

Review Vivo V3 - jendela *quick toggles* dan *recent apps*


Funtouch OS punya beberapa fitur yang cukup berguna, semisal memberitahu
aplikasi apa saja yang dalam beberapa menit terakhir menguras baterai. Kita
pun diberi pilihan untuk menutup aplikasi tersebut, serta mengatur apakah
Funtouch OS diperkenankan menutup masing-masing aplikasi apabila aplikasi
itu ditemukan menguras baterai. Satu fitur berguna lainnya adalah saat
melakukan *wi-fi tethering*, Funtouch OS memberikan rekapitulasi sudah
berapa banyak data yang kita pakai.


Dalam keseharian saya, Vivo V3 sangat bisa saya andalkan untuk fungsi
multimedia. Menonton *series* Kamen Rider Amazon di *smartphone* ini masih
terhitung nyaman. Kepuasan akan kualitas *audio* sudah saya bahas duluan,
sementara kualitas kameranya dapat dilihat pada bagian selanjutnya ya.


Hasil Kamera Vivo V3

Hasil kamera Vivo V3 bisa dikatakan sedikit di atas rata-rata, dengan
kekurangan utama ada pada kondisi *lowlights* yang rentan *noise*.
Sering-sering luangkan waktu untuk mencoba *mode-mode* lain pada kamera
Vivo V3 agar potensinya dapat dimaksimalkan ya.


Sementara untuk *selfie*, sejauh ini saya menilai kualitas hasilnya
rata-rata saja.


Penasaran seperti apa hasilnya (termasuk hasil *mode manual* yang *long
exposure*-nya bisa hingga enam belas detik)? Cek artikel hasil foto
menggunakan kamera Vivo V3
<http://www.gontagantihape.com/2016/07/hasil-foto-menggunakan-kamera-vivo-v3.html>
berikut
ini ya.



Apa Kata Aa tentang Vivo V3

Betah dipakai dan tidak terasa *overpriced*, itulah yang saya rasakan dari
beberapa minggu menggunakan Vivo V3 ini. Tadinya saya sudah hendak
menetapkan Meizu M3 Note sebagai *daily driver*, namun ganjalan belum
bergaransi resmi dan notifikasi yang super telat, membuat saya memutuskan
menjualnya kembali. Nah dua kekurangan utama Meizu M3 Note tersebut tidak
saya jumpai pada Vivo V3 ini. Kekurangannya pun masih bisa ditolerir oleh
saya pribadi. Jadilah *review* ini berkesimpulan positif untuk Vivo V3.
Nice job, Vivo!


[image: review vivo v3 indonesia - gontagantihape.com]
<https://4.bp.blogspot.com/-OsvgDv3M0Z4/V4ZgLhNhSfI/AAAAAAAAFII/mcHmGz_alAEdFLZTmaSTYA-oeErbIq9SQCLcB/s1600/00_2016_07_gontagantihape_com_041_review_vivo_v3_003.jpg>

Review Vivo V3 - *a really good phone for* Aa



Harap diingat ya, Vivo V3 cocok buat saya dengan kondisi saya yang tidak
banyak bermain *game* berat (Vivo V3 mampu koq memainkan *game* berat, cuma
kasihan saja sama baterainya hehe), lebih nyaman dengan dimensi layar 5
inci daripada 5,5 inci ke atas, serta tidak masalah dengan resolusi layar
HD jika sebagai *trade off* untuk ketahanan baterai dan performa yang
*smooth*.


Beberapa kali saya rekomendasikan Vivo V3 ini kepada mereka yang mencari
*smartphone* dengan *budget* tiga jutaan, dan umumnya reaksi mereka masih
merasa belum *pede* mengeluarkan uang sejumlah itu untuk produk dari
*brand* Vivo
ini. Stigma *overprice* masih melekat nampaknya kepada *brand* yang satu
ini. Sah-sah saja anggapan itu, tapi buat saya sih gak *overprice* ah!
Ciyus deh, enelan, baca lagi deh dari awal tulisan ini, ha.. ha..


Selamat bingung! *lho*


---------------

Hilmy
/* saya suka Gonta Ganti Hape <http://www.gontagantihape.com> */

-- 
===========
Install  #MyTelkomsel Apps Terbaru dari Play Store
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.telkomsel.telkomselcm

---------------------
Toko Headphone & Earphone Terlengkap dan Terbaru
Kunjungi  >> http://bassaudio.net
----------------------
Kontak Admin, Twitter  @agushamonangan
-----------------------
FB Groups     :  https://www.facebook.com/groups/android.or.id

Aturan Umum  ID-ANDROID >> goo.gl/mL1mBT

==========
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] Indonesian 
Android Community" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke id-android+unsubscr...@googlegroups.com.
Kunjungi grup ini di https://groups.google.com/group/id-android.

Kirim email ke