Wah itu dia, saya cari2 sumbernya ga ketemu sih. Jadi ya posting apa adanya :) Hanya sekedar mau sharing, tanpa ada niat sok tau :)
Regards, -=S.K=- 2008/1/22 Bandoeng <[EMAIL PROTECTED]>: > Kayak pernah baca.. > > Nukil dari buku "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian" yach? > Tp koq knp gak ditulis sumbernya? > Itung2 mbantu promosi itu buku yang udah best seller.. :) > > > On Tue, 2008-01-22 at 15:34 +0700, Stepanus Kawihardja wrote: > > Sedikit biografi dari pendiri Honda, cukup inspiratif. > > Semoga berguna :) > > > > -- > > > > Regards, > > -=S.K=- > > > > *SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"* > > Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda > > selalu > > terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran > > ini > > menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja > > jalanan". > > > > Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro > > Honda - > > diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, > > lebih-lebih > > Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan > > siswa > > yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di > > depan, > > selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi > > saya > > tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," > > tutur > > tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS > > Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. > > > > Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia > > sempat > > jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus > > bermimpi > > dan bermimpi... > > > > Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka > > bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang > > Tengah, > > tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut > > (kakak > > tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat > > penggilingan padi > > melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. > > > > Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri > > berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya > > ingin > > menyaksikan pesawat terbang. > > > > Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, > > Hondaberhasil menciptakan sebuah > > > sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi > > menjadi > > usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi > > fisiknya > > lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri. > > > > Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. > > Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti > > dan > > cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli > > yang > > bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, > > menambah > > wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya > > mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini > > tidak > > ditampiknya. > > > > Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima > > reparasi > > yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil > > pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut > > malam, > > dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman > > itu, > > jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam > > goncangan. Ia > > punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya > > luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh > > dunia. Di > > usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama. > > > > Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, > > membuat > > usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? > > Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh > > bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh > > Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak > > lentur, > > dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap > > kegagalan > > itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel. > > > > Kuliah > > > > Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan > > kemudian, > > kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal > > Ring > > Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah > > lagi > > untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah > > pulang > > kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan > > yang > > baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya > > dikeluarkan > > karena jarang mengikuti kuliah. > > > > "Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, > > melainkan > > dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan > > pengaruhnya," > > ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan > > maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. > > Penjelasan ini > > justru dianggap penghinaan. > > > > Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota > > memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh > > malangnya, > > niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. > > Ia pun > > tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk > > mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, > > pabriknya terbakar dua kali. > > > > Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan > > karyawannya. > > Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh > > kapal > > Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa > > diduga, > > gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan > > menjual > > pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa > > usaha > > lain. Sayang semuanya gagal. > > > > Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini > > kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak > > dapatmenjual > > mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan > > terdesak, ia > > memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal > > bakal > > lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka > > berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, > > Hondakembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah > > > lepas dari > > tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, > > termasuk Indonesia. > > > > Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam > > menggeluti > > industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. > > "Orang > > melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat > > 99% > > kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami > > kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan > > berusahalah > > untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan. > > > > Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih > > seseorangdengan > > modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga > > miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan > > kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang > > "Raja" > > jalanan. > > > > 5 Resep keberhasilan Honda : > > > > 1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda. > > > > 2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu > > memperbaiki produksi. > > > > 3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda > > senyaman > > mungkin. > > > > 4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis. > > > > 5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama. > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed]