On Thu, 19 Nov 1998, wawan wrote:
> 
> Tapi saya masih S1 tuh om..........om S3 yah ?

[OOT]
    saya mahasiswa Es Teler...he.he.eh.he  
    Yang penting status mahasiswa, naik bus gratis, makan murah, asuransi
    murah (tanya aja ama Iwan.... di Swiss, pasti sama)

> Iya deh.............kalo misi "memasyarakatkan" khan nama "Linux" sebaiknya
> tetap harus dipake...lain dengan maksud saya pake "Gatotkaca OS" itu kalo
> untuk misi bisnis.

Betul.. mungkin sama dengan strategi OpenLinux... atau Microserver.
Yang isinya adalah LINUX plus tambahan program bantu.
> 
> Sip......asal jangan kayak nasib WS aja...........dulu saya pernah tuh pake
> WS bahasa Indonesia..................namun terus gak pernah nongol

Mudah mudahan..  kami bisa konsisten...he.h.he.h.he
> 
>  saya pernah ketemu ama programmer India, dia  ahli dalam memprogram basis
> Windows tuh dan ceritanya tidak jauh dari Win..............ini hanya kasus
> khusus atau memang India kebanjiran Win ?  Kayaknya keluarga "nix" itu
> perkembangan luasnya berpusat di Eropa dan US yah ?

Sebetulnya programer India, itu sebagian besar punya basic bagus di NIX
familiy (cerita temen saya ketua Computer Society di sana), karena mereka
rata rata belajar bukan di klas PC, jadi praktikum di mini dan mainframe.

Dengan modal kemampuan di bidang NIX, bagi mereka TIDAK SULIT beradaptasi
ke Windows programming (malah bisa dibilang gampang), sehingga sekarang
banyak dari mereka menjadi "tulang punggung" software developer.  Sebagian
besar programmer India masih mengerjakan aplikasi di COBOL, atau Database
di mesin besar (misal Sainsbury Supermarket di UK programming dilakukan
di India)

Justru itu. saya menyarankan untuk belajar, lebih tepat lingkungan NIX
daripada WIN...

IMW

NB : Jepang saja mengimport programmer dari India.. sekitar 100 per
     tahunnya.


----------------------------------------------------------------------
Unsubscribe: [EMAIL PROTECTED] 
Archive: http://www.vlsm.org/linux-archive/
Netiket autoresponder: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke