Title: Message
Mbak Danie,
 
Mantaps and "benul" (maksudnya "benar dan betul") itu baru pluralisme yang benar, bukan pluralisme keblinger........   Memang dalam Islam tdk dikenal paksaan, namun kalau sdh ikrar menjadi muslim/muslimah  ya wajib melaksanakan sholat 5 waktu (minimal, awalnya pasti merasa berat.........), ibadah Shaum Ramadhan (kalau yg belum terbiasa puasa akan merasa sedikit berat.........), menunaikan zakat (bukan hanya zakat fitrah!), melakukan ibadah haji bagi yang sdh mampu secara ekonomi.   Wassalam sugiarto
-----Original Message-----
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Setiawan, Ismiradani
Sent: Thursday, September 01, 2005 9:56 AM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: RE: [Ida-Krisna Show] Tokoh yang sering membingungkan

Subhaanallah Mas Sugi, sekali lagi dalam islam tidak ada paksaan sesuai firman Allah Q S 2 ayat 256. Masalah muamalah, kita harus menghormati umat agama lain, bahkan saling membantu, Nabi Muhammad berdiri ketika jenazah orang Yahudi melalui di depan beliau. Umat muslim harus kasih mengasihi dengan siapapun tanpa pandang bulu, mudah-mudahan dimudahkan jalan oleh Allah ya.
 
Wassalam,
Danie
-----Original Message-----
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Sugiarto
Sent: Thursday, September 01, 2005 9:19 AM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: RE: [Ida-Krisna Show] Tokoh yang sering membingungkan

Setuju Mbak Danie,
 
Arahan Ustadz Ihsan Tanjung itu yang benar, saya pernah berdiskusi dengan teman saya yang lulus S1 Geologi UGM dan dia juga lulusan S1 dari IAIN Sunan Kalijaga, kebetulan beliau hafal Al-Qur'an plus terjemahnya dan tafsirnya, bacaannya beberapa kitab tafsir yang msh tercetak dlm huruf Arab gundul. Mengatakan bahwa saat ini di Indonesia banyak muncul tokoh "neo-mutazilah", menurut beliau orang-orang yg melontarkan azas pluralisme itulah salah satunya, disponsori oleh JIL - Jaringan Islam Liberal, munculnya LFA (Fiqih Lintas Agama) oleh Paramadina (ketuanya sdh berpulang ke rahmatuLlah beberapa hari lalu), membolehkan perkawinan antar agama. Seolah-olah umat Islam tdk bisa membedakan mana masalah ubudiyah mana masalah muamalat, semuanya mau dicampur-aduk, padahal esensi keduanya sangat berbeda. 
 
Dalam masalah ubudiyah (ibadah), kita umat Islam tdk boleh melakukan pluralisme di Surat Al-Kafirun sdh jelas, untuk masalah Muamalah (kemasyarakatan) kita boleh melakukan pluralisme, dalam artian sebagai sesama anggota masyarakat kita harus saling hormat-menghormati, saling bantu-membantu.  Nah kalau kedua hal ini sdh dicampur-aduk ya akan kacau. Contoh lainnya adik saya (cowok) pacaran sama warga keturunan Tionghoa, sebagai saudaranya kami cuma mengingatkan bahwa sebelum married harus ada kesepakatan dulu, rupanya mereka "suko samo suko" (mereka bertemu sewaktu sama-sama bekerja untuk Caltex), setelah 1,5 tahun berjalan tiba-tiba, si pacarnya tsb kirim SMS saya (6 bulan yg lalu) kalau dia baru saja mengikrarkan Syahadatain di Masjid Istiqlal, dibimbing oleh Ustadz AA Gym, dan dia setiap hari Minggu rajin mengikuti pengajian AA Gym. AlhamdulilLah tanpa paksaan dia menjadi Muallaf atas kesadaran sendiri, dan keluarganya ada yang beragama Budha dan Kristen menerima apa adanya.  Sebentar lagi mereka merencanakan untuk married.  Karena sejak SMA dan kuliah ikut keluarga kami, jadi saya merasa yg bertanggung jawab, menggantikan ortu.
 
Wassalam,
Sugiarto
-----Original Message-----
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Setiawan, Ismiradani
Sent: Thursday, September 01, 2005 8:20 AM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: [Ida-Krisna Show] Tokoh yang sering membingungkan

Semoga kita selalu dilindungi Allah di jalan yang di ridhai dan kebenaran ini datangnya dari Allah bukan dari manusia, karena manusia adalah manusia yang lemah tidak mempunyai daya apapun.
 
Silakan baca ilmu dari Ihsan Tanjung melalui AnTV yang saya kutip, sekiranya ada teman-teman yang tidak berkenan, berarti anda tidak berkenan kepada Allah swt bukan kepada manusia. Manusia hanya bertugas menyampaikan yang benar saja.
 
Semoga sebagai manusia yang berpihak kepada kebenaran, tidak bingung lagi, walaupun ada pernyataan-pernyataan yang membingungkan, sekali lagi berpeganglah pada tali Allah (Al Qur'an dan As Sunnah/Al Hikmah)

 
Tokoh yang sering membingungkan

Kenapa di negeri mayoritas Islam kok sulit sekali mempertahankan hak  ummat Islam, dan sulit pula memasukkan aspirasi Islam? Pertanyaan itu  akan banyak jawabannya, namun di antaranya adalah karena ada tokoh-tokoh  yang mengaku dirinya Muslim namun belum tentu membela Islam. Bahkan  ucapan-ucapan mereka sering membingungkan ummat. Di antara gejalanya  sebagai berikut.

1. Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia:
Menyuruh Ummat Islam untuk merayakan Natal Kristen.  Ayat Lakum Diinukum Waliyadien ditafsirkan sebagai suruhan Tuhan untuk  beragam agama, padahal sebenarnya ayat itu justru menegaskan agar ummat  Islam berlepas diri dan membenci penyembahan kepada selain Allah SWT.  Gus Dur juga menganggap bahaya apabila syari'at Islam diformalkan,  padahal Konghuchu yang tadinya tidak diakui sebagai agama saja Gus Dur  sangat prihatin, dan kemudian setelah dia jadi presiden buru-buru  memformalkannya sebagai agama secara resmi.

2. Masdar F. Mas'udi, Generasi NU (Nahdlatul Ulama),  
 Ia berpendapat,  hendaknya pelaksanaan ibadah haji tidak hanya pada tanggal-tanggal yang  sudah ditentukan seperti selama ini. Alasannya, agar tidak terjadi
desak-desakan antar jama'ah. Masdar menganggap zakat sama dengan pajak.  Ia juga menganggap bahaya apabila syari'at Islam diformalkan, dengan  melontarkan tuduhan, kalau Islam dilegalkan maka akan mengakibatkan  hipokrit/munafiq. Ini sama dengan menuduh Nabi Muhammad SAW telah salah   
memimpin ummat dengan hukum syari'ah Islam, karena dianggap sebagai  menimbulkan kemunafikan. Na'udzubillah.

3. Hasyim Muzadi ketua umum PBNU.
Ia pemrakarsa do'a bersama antar agama yakni Islam, Kristen, Katolik,  Hindu, Budha, Konghucu, dan aliran kepercayaan, di Senayan Jakarta,  Agustus 2000M. Acara itu dinamai "Indonesia Berdo'a".  Padahal, dalam Islam, berdo'a bersama antar Islam dan non Islam itu  hanya diperkenankan apabila mubahalah, yaitu do'a saling melaknat,  supaya siapa yang berdusta dilaknat oleh Allah SWT. Tantangan mubahalah  itu disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada pihak Nasrani Najran,  namun mereka tidak berani. Itulah do'a (saling melaknat) bersama antara  agama, yang dibolehkan dalam Islam. Bukan do'a bersama-sama antara  berbagai agama seperti yang diprakarsai oleh Hasyim Muzadi itu. Dan  tidak ada pula dalam Islam, do'a ramai-ramai ke lapangan seperti yang
mereka sebut Istighotsah.

Hasyim Muzadi juga menolak dimasukkannya tujuh kata dalam Piagam Jakarta  ke pasal 29 UUD 45.  "Saya tidak setuju dengan usulan (pencantuman Piagam.
Jakarta dalam UUD 1945) itu. Kita tidak memerlukan formalisasi agama.  Campur tangan negara dalam pelaksanaan syari'at agama tertentu justru  akan menimbulkan bahaya terhadap otonomi tersebut," ujar Hasyim Muzadi  dalam menolak usulan FPPP (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) dan FPBB
(Fraksi Partai Bulan  Bintang) yang menginginkan 7 kata dalam Piagam Jakarta dimasukkan ke  dalam UUD 1945. (lihat Harian Republika, Jum'at 11 Agustus 2000M,  halaman 2).

4. Syafi'i Ma'arif ketua Muhammadiyah,
Menolak dimasukkannya Piagam Jakarta ke UUD 1945.  Bahkan dalam wawancara dengan RCTI, Senin 7 Agustus 2000M, Syafi'i  mengatakan suatu perkataan yang tidak mengenakkan mengenai syari'at  Islam. Syafi'i Ma'arif juga termasuk sejumlah orang yang ingin agar  Muhammadiyah tidak berasaskan Islam, dengan keinginan tanpa mencantumkan  asas. Dia juga yang pernah mempopulerkan (namun kemudian tidak populer)  apa yang ia sebut Islam Qur'an.

5. Nurcholish Madjid,
Murid Fazlurrahman guru besar di Chicago Amerika yang konon diusir oleh  para ulama Pakistan karena pendapat-pendapatnya yang aneh, kemudian  justru jadi guru besar di Amerika. Nurcholish Madjid begitu pulang dari  Chicago dengan gelar doktor 1984/1985, dia menulis makalah, di antara  isinya berupa terjemahan Laailaaha illallah menjadi "tiada tuhan (t   kecil) selain Tuhan (T besar). Terjemahan yang mengaburkan makna ini  menjadikan geger di masyarakat. Dia dikenal sebagai pencetus  sekulerisasi di Indonesia sejak 1970-an, dengan apa yang ia istilahkan  desakralisasi.  Makanya ketika penolakan  dimasukkannya Piagam Jakarta ke UUD 1945, Nurcholish termasuk salah satu  tokoh dari 3 tokoh (Hasyim Muzadi dan Syafi'i Ma'arif) yang menyetujui  isi penolakan.
Dia walaupun tidak sempat hadir, namun sebelumnya sudah menyetujui  siaran pers yang berisi penolakan dimasukkannya Piagam Jakarta ke UUD
1945. Siaran pers itu dibaca dalam konferensi pers di hotel mewah, Hotel   Indonesia di Jakarta, Kamis 10/8 2000M, yang acaranya dihantarkan oleh
Ulil Abshar Abdalla orang NU, dengan diawaki oleh Masdar F Mas'udi dan  Hasyim Muzadi dari NU pula.





=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke