Ketika berada di Jawa Tengah
beberapa minggu lalu, saya bertemu dengan seorang tetangga , kerjanya
menyewakan mobil minibus yang ia miliki. Dia pemilik sekaligus supir.
Setelah ngobrol ke sana ke
mari, pembicaraan sampai pada harga BBM di Indonesia yang makin mahal.
Dia lalu
bertanya kepada saya, berapa harga bensin di Inggris mas?
Kalau dikurskan sekitar
Rp 15.000 rupiah per liter, saya katakan setelah melakukan hitungan kasar di
kepala. "Wah mahal
sekali," katanya.
Ternyata informasi
yang saya berikan sudah tidak up to date lagi.
Sejak beberapa
hari terakhir harga bensin tanpa timbel di beberapa daerah
di Inggris sudah menembus satu pound per liter. Kalau dikonversi sekitar 19 ribu rupiah per liter.
Tinggi sekali
memang, sedangkan harga rata-rata adalah 95
pence, sekitar 18 ribu rupiah per liter.
Dalam sebulan
terakhir, harga bensin sudah naik 14 persen.
Topan Katrina
Para pakar
perminyakan mengatakan harga minyak semakin mahal karena Topan Katrina membuat kilang-kilang minyak di Amerika
tidak bisa beroperasi.
Memang sejak
Amerika dan negara-negara lain melepas cadangan strategisnya, harga minyak mentah di pasaran
dunia sudah turun lagi.
Tapi rupanya
penurunan harga minyak mentah itu perlu waktu
sebelum bisa terlihat di pom
bensin.
Seperti halnya Indonesia, Inggris adalah negara pengekspor minyak.
Dan yang lebih penting lagi,
faktor-faktor dasar yang membuat harga minyak dunia melangit dalam setahun
terakhir, seperti naiknya kebutuhan minyak Cina dan pendudukan Amerika atas
Irak, masih tetap ada.
Tapi mengapa harga bensin di
Inggris begitu? Di Amerika
Serikat misalnya, saya baca harga
bensin rata-rata sekitar delapan ribu rupiah per liter.
Di Indonesia, anda tahu sendiri
berapa harga bensin sekarang ini.
Pengeksport minyak
Dan sama seperti halnya Indonesia,
ekspor Inggris dalam tahun-tahun belakangan ini semakin menipis, sehingga diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan
negara ini akan menjadi importir minyak.
Tetapi berbeda
dengan di Indonesia,
harga BBM di Inggris naik turun setiap saat, tergantung harga di pasar.
Walaupun dalam
beberapa tahun terakhir yang saya rasakan adalah kenaikan harga minyak semata.
Tapi di
Inggris, dua pertiga dari harga bensin eceran adalah pajak pemerintah.
Kalau di
Indonesia bahan bakar mendapat subsidi dari negara, di sini harga
BBM justru dibebani oleh pajak yang membuat harga BBM hampir tiga kali lipat dari harga
minyak mentah.
Protes
Terakhir kali masyarakat
Inggris melakukan protes terhadap naiknya harga BBM adalah lima tahun lalu
ketika supir truk dan petani turun ke jalan dan memblokir kilang-kilang
minyak.
Protes itu berhasil, dan
pemerintah tidak jadi menaikkan cukai bahan bakar.
Dan dalam kenaikan minyak kali
ini, satu dua kelompok sudah menyuarakan rencana untuk turun ke jalan lagi,
tetapi keinginan mereka belum mendapat sambutan luas.
Jadi mengapa orang-orang di
sini diam saja dengan harga BBM yang membubung tinggi?
Mungkin alasan dasarnya adalah
masyarakat pada umumnya masih bisa menanggung beban ini.
Kalau mereka sudah tidak kuat
lagi, tentu tanpa ada komando, teriakan protes akan terdengar lantang.
Walaupun begitu segmen
masyarakat tertentu seperti pengusaha truk dan petani sudah mulai mengeluh
bahwa mereka akan gulung tikar apabila harga BBM terus tinggi seperti
sekarang.
Pro dan kontra
Alasan lain saya kira adalah
kenaikan harga BBM tidak langsung menyebabkan kenaikan ongkos angkutan umum
ataupun harga bahan-bahan dasar lainnya.
Argumen lain yang sering
diucapkan oleh lobby lingkungan adalah BBM harus dikenai pajak tinggi agar
masyarakat mengurangi pemakaian bahan bakar.
Ditambah lagi, menurut mereka
harga BBM yang tinggi akan mendorong terciptanya teknologi yang lebih ramah
lingkungan.
Berbagai alasan
tadi membuat Tony Blair tidak sepusing Presiden SBY dalam menghadapi tingginya harga minyak dunia.
Sedangkan bagi
saya selaku pemakai kendaraan bermotor, ada dua hal yang bisa saya lakukan;
mengurangi perjalanan atau mengeluarkan sepeda dari gudang.
(BBC)
|