Aku dulu ngalamin 3 tahun lho... jajan terus.
Aku pikir lebih banyak keuntungannya kok.
1. Gak perlu punya dapur, paling kompor buat bikin kopi aja
2. Gak perlu punya pembantu
3. Menunya bisa sesukanya, nasi goreng, sate, seafood, atau apalah
4. Pemerataan ekonomi, menolong orang kecil yang usaha dagang..kalo semua orang masak, khan dia enggak laku.
 
Cuman kerugiannya, aku sekarang kolestrol LDL ku tinggi.. 
 
 

Yulistin - FPD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Rantangan aja lah....
-----Original Message-----
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Eling Darmanto
Sent: Tuesday, October 18, 2005 8:27 AM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: Re: [Ida-Krisna Show] Re: Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan

Ikut nyumbang dikit aaahhh....
 
Kenapa gak coba pake energy matahari ?
saya pernah liat demonya, dia itu pake kayak parabola yang mengkilat..
waktu itu demonya buat nggoreng telorr... enak juga kok...
Atau energy yang lain... Angin misalnya yang dinegri ini melimpah ruah....
 
Tapi kalau repot masak, bukannya yang praktis itu beli aja di warung padang atau warung tegal.. ?
 
 
 


adam rinaldi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mas Dwiyatno,

Anda gak konsisten nich...wong anda kan masuk di konteks bahasan yang
awalnya mengarahkan briket batubara sebagai solusi atas BBM yang MAHAL
bagi masyarakat menengah bawah,

Lalu ada fakta bahwa briket punya dampak negatif bagi kesehatan, fakta
ini muncul dan dibahas dalam pembahasan serius dan ilmiah.
Artinya, orang2 ini harus waspada terhadap efek buruk kesehatannya

Lalu Anda menyetting briket sebagai hal yang memiliki resiko sama dengan
kayu bakar. Tanpa argument ilmiah yang jelas, padahal sudah jelas, yang
satu kayu yang satu batubara...anda hanya mengandalkan analogi sepihak

Lalu anda menambahkan lagi bahwa bagusnya dapur menghadap kebon yang
luas...
Ingat lah...orang miskin kota, untuk beli minyak tanah aja susah,
apalagi diberikan syarat aman masak pakai briket, yakni: menghadap kebon
yang luas...jangankan tanah pekarangan, untuk tidur ajah susah...

Mohon janganlah gunakan logika kita sendiri demi kemudahan mendapat
solusi atas kesulitan orang lain. Coba bayangkan deh setting rekomendasi
Anda dalam solusi energi murah alternatif bagi orang miskin ini jadi
kelihatan tidak masuk akal.

Masak setelah anda sarankan begini, begitu, anda mengatakan: "Nanti ibu
rumah tangga nggak bakal repot, karena kata anda yang biasa masak juga
PRT (pembantu rumah tangga)"

Memangnya ada apa masyarakat miskin yang mampu memperkerjakan PRT?

Kalau memang usul anda ini memang sesungguhnya tidak ditujukan untuk
orang miskin, tapi untuk masyarakat golongan menengah, maka mungkin
solusinya yang pertama bukan menggunakan briket, tapi penghematan...
Termasuk masalah PRT tadi itu, cobalah untuk masak atau cuci sendiri...
Ini hanya salah contoh Mas...lainnya, tetap saja secara hakiki BBM MAHAL
Dan menyulitkan masyarakat, terutama masyarakat MISKIN

Salam,
ad

===========

Message: 1        
   Date: Mon, 17 Oct 2005 11:18:07 +0700
   From: "Dwiyatno Rumlan" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan

Mas Haris,
Sepagian ini begitu banyak yang membahas bahaya briket batu bara. Tapi
menurut saya tingkat bahayanya briket batubara(briba) ini tergantung
dari design dan luas dapur. Kalau 'pawon'nya model dikampung, yang
terbuka menghadap kebon yang cukup luas, atau malah menghadap ke 'alas',
mungkin briba ini tidak akan memberikan effek apapun, hanya seperti
masak pakai areng padat saja. Lha buktinya, dikampungku dulu dari bayi
sampai umur 20 tahun, masaknya pakai kayu dan arang, ya enggak ada effek
apa2 sampai dunia sekarang tuh .... Tapi kalau briba dipakai di rumah
dengan ventilasi tertutup, mungkin memang asepnya berbahaya, saya kira
bukan hanya briba, pakai areng dan kayupun juga berbahaya untuk rumah2
tertutup, apalagi juga kampung2 pada yang sempit. Belum lagi bahaya
kebakaranya.

Solusinya, mungkin untuk setiap komplek perumahan, masing2 RT
menyediakan lahan yang cukup terbuka, cukup dikasih atap, dan digunakan
sebagai dapur umum, yang mana selalu ada briba yang menyala. Jadi at
anytime, orang bisa memasak disitu, konsumsi bribanya, dikoordinir RT,
yang masaknya banyak, urunanya juga banyak. Bukankan dengan begini,
briba akan lebih effisien ?! Wah ibu2 rumah tangga repot dong ?! Ah,
enggak juga, wong yang biasanya memasak toh sang PRT.

Kendalanya, memang orang tidak punya luxury untuk memasak yang
aneh-aneh, soalnya ...... takut menjadi gunjingan tetangga .... he ....
he ...he .....

Salam

  ----- Original Message -----
  From: haris fuadi
  To: idakrisnashow@yahoogroups.com
  Sent: Monday, October 17, 2005 10:52 AM
  Subject: [Ida-Krisna Show] Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan


  lha kalau briket batu bara berbahaya, kira2 kira apa ya alternatif
  bahan bakar untuk memasak yang aman? ...


  http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/15/opini/2126283.htm

  Sabtu, 15 Oktober 2005

  Briket Batu Bara Mengancam Kesehatan

  Igor O'Neill

  Pemerintah memutuskan untuk membelanjakan Rp 150 miliar guna pembelian
  sepuluh juta tungku briket batu bara yang akan dibagikan kepada
  penduduk miskin sebagai alat masak.

  Keputusan itu muncul dalam dua rapat koordinasi yang dipimpin Wakil
  Presiden Jusuf Kalla (Kompas, 6 dan 8/10/2005).

  Keputusan itu selintas bagus bagi rakyat miskin. Tetapi, penggunaan
  briket batu bara sebenarnya mengandung sejumlah masalah serius.

  Penggunaan bahan bakar padat dalam ruangan bertentangan dengan
  inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Hal itu pernah diulas Kemitraan
  untuk Udara Bersih di Dalam Ruangan (Partnership for Clean Indoor Air
  ) pada pembicaraan persiapan Pertemuan Dunia untuk Pembangunan
  Berkelanjutan 2002 di Bali. Inisiatif itu salah satunya membahas
  risiko kesehatan yang bakal dihadapi dua juta penduduk negara
berkembang.

  Perempuan paling rentan

  Mengingat perempuan lebih sering bekerja di dapur, mereka lebih rentan
  terhadap ancaman ini. Ironisnya, pemerintah menugaskan Kementerian
  Negara Pemberdayaan Perempuan untuk mempromosikan penggunaan briket
  batu bara.

  Menurut WHO, memasak dengan bahan bakar padat di ruangan mengakibatkan
  kematian dini. Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal tiap tahun,
  kebanyakan perempuan dan anak-anak. Dampak pembakaran bahan bakar
  padat memudahkan manusia terkena infeksi pernapasan.

  Bahaya itu kian jelas karena rumah di Indonesia rata-rata dirancang
  tanpa cerobong dapur guna saluran pembuangan asap. Di Indonesia, yang
  disebut ventilasi hanya satu lubang di langit- langit atau dinding
dapur.

  Situasi ini meningkatkan ancaman kesehatan pernapasan yang sebenarnya
  juga membayang pada rumah-rumah dengan ventilasi memadai, seperti
  ditunjukkan dalam hasil penelitian pada rumah-rumah bercerobong di
  daratan Eropa.

  Penelitian bertajuk "Kanker Paru dan Polusi Dalam Ruangan dari Memasak
  dengan Bahan Bakar Padat" itu dimuat dalam American Journal of
  Epidemiology awal tahun ini.

  Hasilnya menunjukkan, memasak dalam ruangan dengan bahan bakar padat,
  termasuk batu bara, meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan
  dan memasak dengan bahan bakar tidak padat yang disebut "modern"
  menurunkan risiko itu.

  Sejumlah penelitian di China merinci sifat-sifat dan penyebab risiko
  kesehatan yang disebabkan oleh memasak dengan batu bara: polycyclic
  aromatic hydrocarbons yang dihasilkan selama pembakaran batu bara
  adalah penyebab kanker tenggorokan dan kanker paru. Sementara zat-zat
  lain yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara meningkatkan risiko
  infeksi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan kronis lainnya,
  seperti bronkitis dan emfisema.

  Di antara bahan bakar untuk memasak, batu bara mengandung zat racun
  seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium, dan fluorida.

  Menurut penelitian Universitas Pittsburgh tahun 2004, perempuan yang
  memasak dalam ruangan memakai batu bara lokal di wilayah Xuan Wei di
  China jauh lebih rentan terhadap kanker paru karena memiliki risiko
  mutasi genetik 20 kali lipat daripada tingkat rata-rata nasional.

  Dalam makalah Dampak Kesehatan dari Penggunaan Batu Bara dalam Rumah
  Tangga di China para peneliti dari US Geological Survey and the
  Institute of Geochemistry, Guizhou, memperkirakan paling tidak 3.000
  penduduk Provinsi Guizhou di barat daya China keracunan arsen kronis
  yang disebabkan konsumsi makanan yang dimasak di atas api batu bara.

  Tanah liat yang merekatkan bubuk batu bara dalam pembuatan briket juga
  bisa meningkatkan kandungan fluorine pada batu bara. Zat ini terbukti
  menyebabkan kira-kira 10 juta penduduk China menderita penumpukan
  fluoride pada gigi dan tulang yang mengakibatkan perubahan bentuk
tulang.

  Rumit dan rawan kesalahan

  Belajar dari pengalaman buruk China, pemerintah sebaiknya menyediakan
  informasi untuk masyarakat mengenai kandungan zat racun dalam briket
  yang sudah diproduksi PT Batu Bara Bukit Asam dan yang akan diproduksi
  PT Kaltim Prima Coal sehingga ancaman pada kesehatan masyarakat dapat
  diukur.

  Selain ancaman kesehatan, memasak menggunakan batu bara juga bukan
  perkara mudah. Calon penerima bantuan tungku kemungkinan besar tidak
  akan terlalu menyukai gagasan pemerintah karena memasak dengan batu
  bara cukup merepotkan. Selain harus menunggu 15 menit sebelum briket
  batu bara benar- benar membara, cara menggunakan tungku yang rumit
  juga rawan kesalahan dan bisa menyebabkan kecelakaan jika pengguna
  tidak dilatih lebih dulu.

  Pengguna perlu diberi informasi rinci harga bahan bakar untuk
  menimbang pengeluaran dapur mereka dengan tepat. Meski briket batu
  bara terlihat murah, jangan lupa satu kilo briket batu bara hanya
  mengandung 60 persen energi (5.500 kcal) yang dikandung satu liter
  minyak tanah (8.900 kcal), dan kurang dari separuh energi yang
  dikandung satu kilo elpiji (11.900 kcal).

  Tampaknya rencana pemerintah mendorong tungku briket batu bara adalah
  keputusan terburu-buru untuk mengatasi dampak kebijaksanaan penaikan
  harga BBM yang tidak diterima masyarakat. Tetapi, seharusnya pemilihan
  jenis bahan bakar dilakukan bersama pengguna dan berbasis penelitian
  daripada keputusan ekonomi yang hanya "disosialisasikan" lewat siaran
  pers.

  Batu bara bukan merupakan bahan bakar pengganti yang cocok. Di
  pedesaan, masyarakat lebih mudah dan murah menggunakan bahan bakar
  biomassa yang dibuat dari bahan sisa pertanian, seperti gabah dan
  sabut kelapa yang merupakan sumber energi terbarukan.

  Sedangkan untuk masyarakat perkotaan, pemerintah seharusnya
  mempermudah akses untuk memperoleh elpiji yang kini jadi langka.
  Indonesia masih memiliki cadangan elpiji yang amat besar di Papua.
  Harga kompor, tabung, dan elpiji seharusnya dipermurah, bukan
sebaliknya.

  Dibanding pilihan bahan bakar di atas, batu bara adalah sumber energi
  yang tidak sehat untuk dipakai dalam ruangan dan tidak terbarukan.
  Belum tentu juga briket batu bara bisa diterima baik oleh pengguna di
  rumah tangga. Jadi, jika ditimbang manfaat dan mudaratnya, jelas
  briket batu bara bukan pilihan yang bijaksana.

  Igor O'Neill Relawan WALHI Eksekutif Nasional


  --- In idakrisnashow@yahoogroups.com, "Ida arimurti" <[EMAIL PROTECTED]>
  wrote:
  >
  > Mbak Idaaaaaaaaaaa, auooooooooo kepalaku pusing
  > Mbakyu Ida. Pusing karena harga minyak seperti harga
  > emas lantakan karena itu saya ingin tahu atau ingin
  > dapat informasi di mana tempat penjualan kompor briket
  > dan britket itu sendiri, saya mau beli untuk ngirit
  > pengeluaran. Wadaaaawww pusing! BBM naik harga minyak
  > tanah ikut naik pamor............. tolong Mbak
  > Idaaaaaaaaaaaa infonya.Dhania Oktaviani
  > 
  > Sama dong aku juga mo tau....karena sudah kasihan liat
  > nyokap teriak harga gas dan minyak naik terus...jatah
  > makan jadi berkurang nih....!!! info ditunggu...
  > wass,henie
  > 
  > Mba Dhania & Henie,
  > 
  > Sekedar info, briket cocoknya (efisiennya) untuk masak yang
kontinyu,
  > karena sekali dihidupkan baranya bertahan lama.  Contoh aplikasi :
  > masak air, dilanjutkan dengan masak air, lalu terakhir menggoreng
telur,
  > sebelum akhirnya briket habis (menyusut). Briket juga lebih lama
untuk
  > dinyalakan dibandingkan dengan arang batok kelapa.  Yang punya
warteg
  > mungkin cocok, tapi kalo mo masak indomi ... keburu pingsan deh.
  > Tapi itu dulu, mudah2an sekarang ada yang kompor briket yang smart.
  > Taufiq Taher"
  >




Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.


Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke