berikut ini juga saya kutipkan dari milis sebelah: --- In [EMAIL PROTECTED], "doktor_no" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pengalaman pahit yang diterima Bapak Rustam Andeskun Bin Yurnalis perlu ditanggapi. Ada suatu kejadian ganjil yang saya tidak begitu mengerti yaitu:
1. Kejadian tanggal 18 November 2005 ketika Bapak Yurnalis berada di Bandara Sukarno Hatta "Bagian ticketing tidak mau mengeluarkan boarding pass dan meminta saya untuk menghadap ke Depnaker Bandara lantai-II" 2. Kemudian tanggal 12 Desember 2005 ketika Bapak Yurnalis kembali ke Bandara Sukarno Hatta "Dibandara surat REKOM Depnaker sama sekali tidak ditanyakan sampai saya saya tiba di Qatar". Apakah ini berarti bahwa sesungguhnya Bandara Sukarno Hatta (atau minimal bagian ticketing di bandara tsb) tidak punya prosedur baku untuk mengeluarkan boarding pass ke calon penumpang, sehingga ada petugas ticketing yang meminta calon penumpang untuk menun- jukkan Surat REKOM Depnaker (seperti kejadian 18 Nov), tetapi ada petugas ticketing yang tidak meminta calon penumpang menunjuk- kan Surat REKOM Depnaker (seperti kejadian 12 Des)?? Juga, menurut saya, ketika tanggal 18 Nov Bapak Yurnalis ditanya "kenapa ke luar negeri", jawaban Bapak "hidup susah dinegeri sendiri" adalah "kurang tepat". Sebaiknya, Bapak Yurnalis bilang "pergi ke luar negeri untuk jalan-jalan". Kan, di Bandara biasa ditanya, "Apakah pergi ke luar negeri untuk tujuan 'Business' atau tujuan 'Pleasure'?" Maka, saya anjurkan jawabannya adalah "Pleasure". Tentu, Surat REKOM Depnaker tidak mungkin diminta dari orang yang pergi dengan alasan "pleasure". Mohon dicatat bahwa tulisan saya ini tidak berusaha mendukung sistem aturan yang amburadul saat ini di Indonesia. Sistem yang amburadul itu harus diperbaiki !! Dr.No --- In idakrisnashow@yahoogroups.com, arga utama <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Semoga Tuhan memberkati anda. Jeng Ida n Kang Krisna, sebaiknya e-mail ini si forward ke bpk SBY, biar semua orang yang terlibat tersebut bisa "disikat" habis. Baru-2 ini bpk SBY mau menertibkan imigrasi n bea cukai, kan imigrasi ada hubungannya dengan kasus bpk ini. salam sabar Arga Utama Imam <[EMAIL PROTECTED]> wrote: FYI From: Rena Wahr To: Undisclosed-Recipients Sent: Monday, December 19, 2005 8:03 PM Subject: FW: FW: [pm22] Saya Malu Jadi Warganegara Indonesia Mohon bantuannya untuk meneruskan Informasi ini ke semua media masa, baik koran, televisi, radio, dll sampai oknum-oknum tersebut mendapat sanksi yang setimpal PENGURUSAN REKOM DEPNAKER Nama Saya : Rustam Andeskun Bin Yurnalis Passport No : M 763721 Calling Visa No : 032005197658 Saya mendapat pengalaman cukup menyakitkan terhadap perlakuan bangsa saya . Didalam negeri tidak ada lapangan kerja. Pergi keluar negeri saya dipersulit dan diperas. Beda apa yang saya tahu dinegara Philipina, Pemerintah bersama aparat, mereka di Bantu habis-habisan oleh Negara dianggap sebagai pahlawan Devisa. SAYA MALU DAN MENYESAL JADI WARGA NEGARA RI? Kronologisnya sbb : Saya dapat calling visa tgl 09 November 2005 di kirim oleh Qatar Petroleum Company ke Padang Berangkat ke JKT naik Bus dan mengurus konfirmasi keberangkatan tgl 16 November 05 di Gulf Air. untuk berangkat 30 November 2005. Dengan modal calling visa dan PTA (paid advance ticket) Gulf Air memberikan ticket dan confirm keberangkatan kepada saya. Tgl 18 November 05 saya ke Bandara Sukarno Hatta jam 11 malam dengan membawa : calling visa, ticket, kartu Depnaker Padang. Bagian ticketing tidak mau mengeluarkan boarding pass dan meminta saya untuk menghadap ke Depnaker Bandara lantai-II. Sebelumnya saya dipanggil oleh SATPAM Bandara dan Polisi, meminta dan melihat passport saya, dia menanyakan apakah anda teroris keluar negeri ?. Saya jawab tidak, dia lanjut tanya kenapa keluar negeri, saya jawab hidup susah dinegeri sendiri. Anda harus memiliki surat bebas teroris. Saya taya dimana mengurusnya, urus didaerah masing-masing Pada waktu jumpa saya dengan petugas Depnaker Bandara saya dinyatakan tidak bisa berangkat dan diminta menghadap ke Depnaker Ciracas Jakarta esok Tgl 19 November 2005 saya pergi dan menghadap Depnaker Ciracas, nama petugas TURIMAN (bgn registrasi). Membeli materai RP 6000, isi formulir (surat pernyataan penduduk luar negeri / urus perjanjian kerja sendiri) dan menyerahkan kembali kebapak ke Turiman. Oleh pak Turiman saya diminta mengahadap bapak HARIYANTO NIP : 160047115 (an. KASUBDIT PENYEDIAAN PENEMPATAN DAN KERJASAMA KAWASAN II, KASI PENEMPATAN DAN KERJASAMA). Sebelum menghadap, Satpam marah- marah dan mencegat saya tidak dibolehkan menghadap pak HARIYANTO. Namun saya berusaha masuk dan dan dapat menemui bapak Hariyanto pada saat SATPAM lengah sibuk melayani calo-calo PJTKI karena saya menyaksikan calo tsb memberikan uang RP 50.000 kepada SATPAM tsb. Pada pertemuan bapak Hariyanto beliau minta surat agreement kerja dan calling visa dan kartu Depnaker dari Padang. Saya serahkankan calling visa saja, selain itu saya tidak punya. Walau saya telah mencoba memohon agar Rekom Depnaker diberikan . Tapi pak Hariyanto tidak meberikan surat Rekom tsb. Saya diusir keluar untuk mengurus kontrak kerja dengan majikan di Qatar dan meminta surat (kartu kuning / surat pencari kerja Depnaker dari Padang. Diluar diruang informasi saya dipanggil SATPAM (Sugianto, telpon 081585248501) bersama para calo-calo sekitar 6 orang, salah satu namanya IRWAN, no telpon : 08176712652, katanya kalau mau selesai Rekom bayar RP 3.000.000 tanpa persyaratan surat REKOM Depnaker bisa keluar. Karena saya tidak punya uang, saya tidak mampu membayar. Saya kembali lagi ke Padang naik bus selama 4 hari (PP) dan kembali ke JKT Tgl 23 November 2005, di Padang saya berhutang sama tetangga RP1.500.000 Kemudian menghadap lagi ke bapak Turiman Depnaker Ciracas dengan membawa agreement contrak yang baru saja di fax dari Qatar dan kartu Depnaker Padang, membeli lagi materai RP 6000 dan mengisi lagi formulir. Oleh pak Turiman saya disuruh menghadap bapak Hariyanto lagi. Saya serahkan surat yang diminta sebelumnya, namun Rekom Depnaker juga tidak diberikan, diminta lagi agar kontrak kerja di legalisir oleh KBRI di Qatar, juga surat kontrak asli yang telah dilegalisir oleh KBRI Qatar. Biaya saya telah habis, sedang Rekom belum juga keluar. Saya telah benar-banar kesal keinginan membunuh dalam hati muncul sambil keluar terus air mata kekesalan saya, dan SATPAM (pakai topi haji) mencemooh saya dan berkata serahkan saja RP 2.000.000 kedia urusan bisa selesai, aman dan lancar. Sedang saya tidak punya biaya sebesar yang diminta. Tgl 26 November 2005 saya kembali lagi ke Padang untuk mencari uang dan sambil menghilangkan rasa kesal, sedih, sakit hari, marah. Di Padang saya jual emas orang tua (paun rupiah emas) laku RP 2.550.000. Kembali lagi ke JKT kali yang ke III, menghadap lagi pak Hariyanto dengan membawa surat copy kontrak kerja yang disahkan oleh Labor Dept Qatar, kartu Depnaker Padang, calling visa. Oleh pak Hariyanto juga tidak mau mengeluarkan Rekom Depnaker. Lantas saya keluar, nampak sama pak Turiman saya dipanggil dan saya disuruh menghadap kantor Depnaker Pusat Jln Gatot Subroto lantai-6 menghubungi bapak Triadi. Saya kesana ketemu degan bapak Triadi, saya serahkan semua surat yang saya miliki. Jam 3.05 sore tgl 26 November 2005. Saya disuruh mnghadap kembali pak Triadi besok. Pagi tgl 27 November 05, pak Triadi tidak ditempat. Saya menungu diruang tunggu selama 5 jam mulai 8.00 s/d 12 siang. Jam 12. pak Traidi datang disuruh saya photo copy seluruh surat- surat. Saya serahkan copy, saya disuruh pulang dan diminta datang lagi besok pagi. Tgl 28 pagi jam 11 saya tiba dikantor Depnaker pusat jln gatot Subroto menghadap lagi bapak Triadi. Saya disuruh menunggu karena surat-surat banyak s/d jam 4.00 sore. Saya disuruh pulang dan datang lagi besok tgl 29 November 05. Tgl 29 datang lagi jam 9.00 pagi, disuruh membayar / stor bank BRI Jln. Ampang sebesar 15 USD. Naik ojeck ke jln Ampang, dan bayar 15 USD. Jam 11.00 selesai pembayaran. Kembali lagi ke bapak Triadi lantai 6, serahkan surat bukti pembayaran BRI 15 USD. Saya disuruh pulang karana atasannya yang menanda tangani surat syarat-syarat Rekom sedang rapat. Tgl 30 November 05 kembali ke Depnaker Gatot Subroto, tiba 10.00 pagi, jam 1.00 siang baru diberikan berkas surat (dalam amvelop tertutup, tidak tahu apa isinya) disuruh bawa ke Depnaker Ciracas untuk mendapatkan Rekom tsb. Di kantor Depnaker Gatot Subroto sangat terkesan saya petugas acuh tak acuh dan tidak mau melayani urusan perorangan, kecuali PJTKI atau calo-calo. Tgl 01 Desember 2005 saya kembali Depnaker Ciracas menghapap bapak Turiman, isi lagi formulir dan beli lagi materai RP 6000 dan membayar Jamsostek 40 USD dan menyerah amvelop tertutup ke pak Turiman. Surat formulir baru diserahkan kepada pak Hariyanto dan menunggu s.d jam 6.00 sore. Pada jam 6.00 sore ini baru saya diberikan surat Rekom yang sebenarnya setelah urusan 12 hari pengurusan. Tgl 12 Desember 2005 berangkat ke Bandara Sukarno Hatta dengan mambawa ticket, passport dan rekom Depanker. Dibandara surat REKOM Depnaker sama sekali tidak ditanyakan sampai saya saya tiba di Qatar. Doha-Qatar, 14 Desember 2005. Assalamu?alaikum waramatullahi wabarakatuh, ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Over 1 billion served! The most music videos on the web. Click to Watch now! http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB SMS di 0818-333582 ================================================================= Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/