KETERGANTUNGAN KITA*
 
Kasus formalin begitu menghentak dan nyaris merontokkan usaha rakyat 
kecil dengan dijauhinya produk-produk tahu, bakso, mi, bahkan 
merembet pada konsumsi daging ayam akibat kecurigaan diawetkan 
dengan formalin. Begitu Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) 
mengumumkan hasil temuannya, dan media massa menggeber besar-besaran 
seperti kasus Flu Burung tahun 2004, Departemen Kesehatan lantas 
seperti kebakaran jengggot dan menyalahkan betapa lamban dan makan 
waktunya Badan POM mengumumkan hasil temuannya itu. Padahal 
keberadaan formalin pada makanan rakyat itu sudah bertahun-tahun, 
belasan tahun, bahkan lebih, diketahui dari hasil pantauan. Depkes 
seperti kata MenKes lantas menginginkan Badan pemerintah yang 
mandiri itu untuk lebih baik kembali di bawah naungan Depkes, 
seperti keberadaannya sebelum di'sapih' pada tahun 1999.
 
Sementara sebelumnya saat Depkes mengetahui ada formalin di 
lapangan, merasa tak punya otoritas untuk mengumumkan dan bertindak 
pencegahan berdasar hasil pantauannya. Alasannya yang punya otoritas 
soal pengawasan obat dan makanan itu adalah Badan POM, bukan Depkes; 
sehingga aparat Depkes hanya melakukan penyadaran saja. Dalam hal 
ini pengamat mengatakan, sebetulnya tak perlu saling menunggu antara 
keduanya. Yang lebih penting adalah keduanya (Depkes dan Badan POM) 
saling bekerja sama dan ujung-ujungnya saling menyalahkan antara 
keduanya. Apalagi mengingat motivasi utama di'pisah'nya Badan POM 
adalah justru supaya pengawasan tersebut berjalan lebih efektif dan 
tajam.
 
Saling bekerjasama adalah salah satu mata rantai perwujudan dari 
kesadaran bahwa antar pihak-pihak yang saling membutuhkan, terjadi 
suatu kondisi saling bergantung atau dalam satu kata adalah 
ketergantungan. Ketergantungan bukanlah satu pihak bergantung pada 
pihak yang lain tanpa sebaliknya. Setiap pihak yang ada saling 
bergantung, saling menghargai, saling menolong, saling mengulurkan 
tangan dan saling bergayutan. Ketergantungan adalah suatu kondisi 
yang menggambarkan tidak ada pihak yang lebih utama dari pihak yang 
lain. Semua pihak sama-sama utama, perlu diutamakan, saling bersikap 
mengutamakan satu sama lain, sehingga muncullah sikap "Tanpa engkau 
aku tak bisa sukses," sedang pihak yang lain juga mengatakan hal 
sama kepada pihak pertama.
 
Antara POM dan Depkes, mestinya terjadi kondisi ketergantungan. 
Antara Ditjen Peternakan dengan Badan Karantina Pertanian, 
Perusahaan Obat Pewan, Perusahaan Pakan Ternak, Perusahaan Sarana 
Produksi Peternakan lainnya, dan semua pihak. Dan semua piha. 
Mestinya terjadi sikap ketergantungan. Bukan sekedar bergantung pada 
pihak lain tanpa mau menjadi tempat bergantung. Termasuk media-media 
peternakan dengan segenap stake holders-nya. Mengapa demikian, 
karena pada dasarnya setiap pihak menjalankan perannya masing- masing. 
Dan dengan peran-peran itu maka terjadilah sikap saling 
membantu, saling bekerjasama, saling tolong-menolong, dan saling 
mendukung untuk suatu kebaikan bersama.
 
Dengan menyadari hal itu, sebenarnya setiap permasalahan yang muncul 
bisa diatasi dan dicari jalan keluarnya. Masalah ketahanan pangan 
yang dikoyak-koyak dengan menipisnya persediaan beras hingga 
memojokkan pemerintah untuk mengambil resiko menelantarkan budidaya 
pertanian lokal dengan impor beras, menyudutkan pemerintah untuk 
melirik daging impor ilegal; masalah kesehatan hewan yang masih 
dikepung dengan siluman flu burung yang sudah menjadi perhatian 
utama dunia untuk memberantasnya dengan kesepakatan-kesepakatan 
internasional; belum lagi masalah-masalah di luar sektor peternakan 
namun berpengaruh secara langsung atau tidak langsung, BBM (Bahan 
Bakar Minyak) yang menyodok produksi peternakan karena sangat 
dibutuhkannya energi minyak, Tarif Dasar Listrik yang ikut 
melambung, Formalin yang ditiupkan pada masa yang begitu sulit. 
 
Sekali lagi kita dituntut untuk memperhatikan kepentingan orang 
lain, manakala kondisi diri sendiri mungkin lebih baik dari orang 
lain dan bahkan mungkin tak terpengaruh sama sekali lantaran pondasi 
bisnis sudah begitu kokoh sehingga malah mampu meningkatkan kinerja 
berbiaya tinggi. Rasa syukur  berhasil mempedulikan kepentingan 
orang lain ini merupakan salah satu hadiah pula, di mana keberadaan 
kita ternyata bisa bermanfaat untuk orang lain. Dengan semangat 
ketergantungan itu, manakala melihat pihak lain sukses, bersyukur 
pula kita punya rasa ketergantungan untuk belajar dan menjadi 
sukses. Dampaknya pasti luar biasa, terjadi evaluasi pada diri 
sendiri, dilanjutkan dengan refleksi dan berujung pada aksi yang 
lebih baik. Roda perputaran evaluasi, refleksi dan aksi pun terus 
bergulir, dalam suatu ketergantungan kita. (Yonathan Rahardjo)
 
* Ruang Redaksi Majalah Infovet Februari 2006
 
 
 


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Over 1 billion served! The most music videos on the web.
Click to Watch now!
http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke