Mohon maaf bila tidak berkenan, dari mailing List lain……

- Boyz -

Tangan yang Dicium Rasulullah
Prof. DR. Jalaluddin Rakhmat

sumber :  <http://www.icc-jakarta.com> www.icc-jakarta.com
----------------------------------------------------------------------------
----

Di tepi laut, tempat para nelayan mencari nafkah, Kampung Kali Baru VI,
Cilincing, Tanjung Priok,
Jakarta Utara, para ibu, bapak, remaja dan anak-anak yang akan dikhitan,
kurang lebih lima puluh orang,
berdatangan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Di situlah tempat
kegiatan pengajian Majelis
Ta'lim Pondok Indah yang diketuai Budiyono, yang menjadi program syi'ar
ajaran Ahlulbait Nabi SAW.
Mereka disambut warga setempat dengan ramah, dan dalam melaksanakan kegiatan
ini dibantu para remaja
karangtaruna.

Dalam hikmah maulid Nabi SAW yang disampaikan Prof. DR. Jalaluddin Rakhmat,
beliau bercerita tentang kisah
Rasulullah SAW yang baru pulang dari peperangan. Ketika tiba di Madinah,
beliau disambut banyak orang.
Begitu beliau datang, ada seorang penjual air yang mendekati Nabi SAW hendak
mencium tangan beliau. Akan
tetapi, Nabi SAW tidak mau menerimanya, sebaliknya beliau mengambil tangan
penjual air itu untuk dicium.

Ketika bersentuhan tangan dengan orang itu, Nabi SAW merasakan tangannya
kasar sekali. Lalu, Nabi SAW
bertanya, "Kenapa tanganmu kasar sekali?" Orang itu menjawab, "Yaa
Rasulullah, kerjaan saya ini membelah
batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya
saya gunakan untuk memberi nafkah
kepada keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar."

Apa yang dilakukan Nabi yang agung itu? Nabi Muhammad SAW adalah manusia
yang paling mulia, jauh lebih 

mulia daripada siapapun, tetapi orang yang paling mulia itu begitu melihat
tangan yang kasar karena mencari 

nafkah yang halal, menggenggam tangan itu, dan menciumnya. Saat Rasulullah
SAW hendak mencium tangan itu,

beliau berkata, "Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada" 'inilah tangan yang
tak akan pernah disentuh oleh api
neraka selama-lamanya'.

Menurut Kang Jalal, tangan yang tidak pernah disentuh oleh api neraka itu
bukan tangan yang lembut, yang
berkali-kali membuka ayat-ayat al-Qur'an, bukan tangan yang sekali tanda
tangan, ratusan juta rupiah cair,
tetapi adalah tangan yang melepuh karena bekerja keras mencari nafkah yang
halal. "Kulit yang dicintai oleh
Nabi SAW, yaitu kulit yang menghitam karena dibakar terik matahari, bukan
kulitnya ibu-ibu yang memutih
karena tidak pernah kena sengatan matahari. Tangan yang dicintai dan dicium
oleh Rasulullah SAW adalah
tangan yang menjadi keras (kapalan), kulit melepuh karena mencari nafkah,"
demikian ujar pemimpin Yayasan
Muthahhari ini.

Hal yang sama terjadi terhadap puteri Rasulullah SAW, yang sangat disayangi
lebih daripada segala-galanya,
Fathimah Azzahra. Ketika Rasulullah tengah duduk bersama orang banyak,
Fathimah datang, lalu Nabi SAW
berdiri menyambut puterinya dan mengambil tangan Fathimah serta menciumnya.
"Bayangkan, orang-orang di
zaman Nabi SAW itu berebut untuk mencium tangan Nabi SAW, tetapi saat itu,
Nabi SAW malah mencium tangan
orang lain. Dan siapakah tangan yang dicium Nabi SAW itu? Di antaranya
adalah tangan puterinya, Sayyidah
Fathimah Azzahra salamallahi 'alaiha," kata Kang Jalal menyambung kisah
tentang tangan yang dicium Nabi SAW
ini.

Mengapa Nabi SAW mencium tangan Sayyidah Fathimah? Ada sebuah riwayat,
ketika hendak berangkat ke masjid, 

Salman al-Farisi mendengar tangisan anak-anak kecil, yaitu Hasan dan Husain
dari rumah Fathimah. Saat
singgah di rumah Fathimah, ia melihat sang ibu sedang sibuk menggiling
gandum, dan tidak ada yang
membantunya untuk mengurus anak-anaknya sehingga Salman menawarkan diri,
"biarlah saya  yang menggiling
gandum itu, dan ibunda yang mengurus anak-anak itu." Ketika menggiling
gandum, Salman melihat tangan 

Sayyidah Fathimah kasar, melepuh karena setiap hari bekerja keras tanpa
seorang pun yang membantunya di
rumah.

Fathimah Azzahra as sudah terbiasa bekerja keras tiap hari sambil mengurus
anak-anaknya, bahkan pernah
bekerja merajut (memintal) benang di rumah orang Yahudi, yang upahnya adalah
sebungkus gandum yang
dibuat roti untuk berbuka puasa. Suatu saat, ketika roti telah siap
dihidangkan untuk berbuka, tiba-tiba
ada yang berteriak-teriak dari luar rumah, "Ya Ahlulbait Nabi SAW, wahai
keluarga Nabi, saya ini orang miskin 

yang datang dari kalangan kaum muslimin, saya sudah beberapa hari tidak
makan, bantulah saya, 

wahai keluarga nabi !" Seketika itu juga, seluruh makanan yang ada di atas
meja diserahkan kepada orang miskin itu, 

sehingga keluarga Nabi SAW tidak berbuka puasa kecuali hanya minum air saja.

Peristiwa tersebut terjadi tiga hari berturut-turut. Selama tiga hari itu,
keluarga Nabi SAW tidak makan
apa-apa karena makanan mereka semua diberikan kepada orang-orang miskin.
Mereka memberikan makanan 

yang mereka perlukan kepada orang-orang miskin, anak-anak yatim, dan
tawanan. Keluarga Nabi SAW berkata, 

"Kami memberi makan kepada kalian dengan tidak mengharapkan balasan dan
terima kasih, kami memberikan 

makanan semata-mata karena Allah SWT." (Al Insan 76:9 )

Pada kesempatan ini, Kang Jalal juga menukil riwayat. Ketika nabi SAW keluar
dari masjid, seorang perempuan
tua mengajaknya mengobrol lama sekali. Meskipun demikian, beliau
mendengarkannya baik-baik sehingga
para sahabat merasa kasihan karena Nabi SAW tidak dapat beranjak dari tempat
duduknya karena
mendengarkan perempuan tua itu. Demikianlah, menurut Kang Jalal, para
sahabat ketika hendak menemui Nabi
SAW, harus mencari di tengah-tengah orang miskin dan rakyat kecil. "Jangan
cari Rasulullah SAW di tempat-tempat orang kaya, 

tidak akan ketemu di situ, "selorohnya seraya mengutip hadits, "Kudzuni fi
dhu'afaikum," 

'Carilah aku di tengah-tengah orang kecil (miskin) di antara kamu'.

"Sekarang pun kalau kita mau mencari Rasulullah SAW, carilah di
tengah-tengah orang miskin, karena tidak
ada tempat yang paling dicintai Rasulullah SAW, selain tempat-tempat orang
miskin, rakyat kecil, sampai
beliau berdoa di tengah-tengah orang banyak, yang sampai sekarang tidak saya
amalkan, "Allahuma 'ahyini
miskinan...," 'Ya Allah hidupkanlah aku di tengah-tengah orang miskin,
wafatkanlah aku di tengah-tengah orang miskin, 

dan bangkitkanlah aku di hari kiamat bersama orang-orang miskin juga,"
ungkapnya.

Ketika Aisyah, isteri Nabi SAW, meminta wasiat kepadanya, "Ya Rasulullah,
aku ingin dekat dengan
Allah, bagaimana caranya? Nabi SAW bersabda, "dekatilah orang-orang miskin,
nanti kamu akan dekat
dengan Allah, dekatilah orang-orang kecil." Jadi Nabi Muhammad SAW sangat
senang berada di tengah-tengah
orang miskin. Dan Rasulullah SAW berkata lagi kepada Aisyah, "kepadaku
diperlihatkan semua penghuni surga,
ternyata yang aku saksikan kebanyakan penghuni surga itu adalah orang-orang
miskin, dan kebanyakan penghuni
neraka itu orang-orang kaya."

Ketika orang-orang miskin bertanya, "Orang kaya itu enak, bisa bersedekah
dan kami ini apa yang mau kami
sedekahkan." Rasulullah SAW menjawab, "bacalah oleh kalian 'Subhanallah
walhamdulillah walaa
ilaahaillallah wallahu akbar', itu sama nilainya dengan sedekah orang kaya."
Orang miskin itu bertanya
lagi, "tetapi ya Rasulullah, orang kaya itu bisa baca zikir seperti itu."
Lalu Rasulullah bersabda, "ada di
antara dosa-dosa yang tidak bisa ditebus oleh apapun kecuali dengan sulitnya
mencari nafkah yang halal. Ada
dosa yang tidak bisa ditebus dengan ratusan pergi haji, dan ada dosa yang
tidak bisa ditebus dengan baca
zikir itu, dan ada dosa yang tidak bisa ditebus dengan setinggi gunung emas
sekali pun. Dan dosa itu hanya
bisa ditebus dengan kesengsaraan dalam mencari nafkah yang halal, sulitnya
mencari uang, itulah yang menjadi
penghapus terhadap dosa-dosa." Rasulullah SAW melanjutkan, "orang miskin
lebih cepat masuk surganya
ketimbang orang-orang kaya." "Hal ini tidak berarti kita hanya
mempertahankan kemiskinan, tetapi bagaimana
kalau kita mau kaya apa dipaksakan juga, tentunya tindakan, yang memang
susah kaya, yaa...gak bisa
kaya,"  ujar Kang Jalal.

Nabi SAW sangat mencintai dan sangat senang berada di tengah-tengah orang
miskin dan beliau mau mendatangi
dan berkumpul dengan orang-orang yang menderita atau kesusahan. "Ketika
membantu orang miskin, jangan
berpikir bahwa kita membantu mereka, tidak demikian. Pada
hakikatnya,merekalah yang beruntung karena telah
membantu menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi SAW yang penuh berkah ini.
Sayalah yang dibantu olah
ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak, dan para remaja karangtaruna di sini. Jadi,
yang beruntung itu bukan
kami yang memberi bantuan, tetapi warga sinilah yang telah membantu kami
dari azab Allah," demikian Kang
Jalal mengakhiri ceramahnya.[] (Sri Yulianti)

 



[Non-text portions of this message have been removed]





=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke