(Mohon maaf buat yg non muslim. Cuma ingin berbagi artikel dr Republika yg menurut saya amat sangat bagus dan "dalam". Thanks)
  
  Jumat, 02 Juni 2006

Ayat-ayat Allah

Oleh : Zaim Uchrowi


  Allahu akbar! Sungguh Mahabesar Engkau ya Allah. Belum lama rasanya kami menerima pelajaran melalui alam semesta ini. Belum lagi kering tinta yang kami tuliskan untuk mencatat pelajaran-pelajaran itu. Hari-hari ini, Kau kembali menurunkan pelajaran yang kami semua (seperti biasa) tidak mampu menduganya. Hari-hari ini, Kauberikan lagi pelajaran yang membuat kami hanya bisa bertanya-tanya: Ada apa?
  
  Idzaa zulzilatil ardhu zilzaalaha. Waakhrojatil ardhu atsqaalaha. Waqaalalinsaanu maa laha.. ''Ketika bumi diguncang sekeras-kerasnya. Dan dikeluarkan dari bumi segala isinya. Berkatalah para manusia: Ini ada apa?'' Kami percaya ya Allah bahwa ayat yang telah Kauturunkan itu belum akan mewujud sekarang. Kami percaya, gambaran itu baru akan terjadi saat kiamat kelak. Bukan sekarang.
  Tetapi, mengapa fenomena yang Kauperlihatkan pada kami menunjukkan tanda serupa dengan ayat-Mu di Surat Al-Zalzalah itu. Setidaknya fenomena itulah yang hari-hari ini terjadi di sekitar Yogya. Lewat puncak Merapi, Engkau tumpahkan isi bumi. Lewat dasar samudera, kau guncangkan dataran Yogya. Rumah-rumah Kauratakan dengan tanah. Ribuan orang Kaupanggil menghadap-Mu seketika dengan cara tidak biasa. Anggota-anggota keluarga Kaupisahkan begitu saja. Mengapa?
  Kami sungguh tidak tahu mengapa Kauturunkan kembali pelajaran melalui bencana seperti sekarang. Apakah ini karena kami telah melupakan pelajaran terdahulu? Atau, kami bahkan tidak belajar apa pun dari bencana-bencana sebelumnya? Wallahu a'lam. Engkau yang Mahatahu.
  
  Allahu akbar!
Kami tidak akan bertanya-tanya seperti ini sekiranya lebih banyak menyimak ayat-ayat-Mu ya Allah. Kami akan lebih mampu menyikapi fenomena-fenomena-Mu, bila lebih tekun mengaji setiap ayat-ayat-Mu tanpa kecuali. Terkadang kami membaca ayat-ayat-Mu yang terucapkan, ayat-ayat qauliyah, yang terbukukan secara luar biasa dalam Alquranul Karim. Tetapi tidak semua. Hanya sebagian kecil dari kami, yang mencoba menyimaknya setiap hari. Maka, tak banyak yang telah kami (sebagai bangsa) pelajari dari Kitab-Mu itu.
  
  Di sisi lain, Engkau telah pula menggelar tak terhitung lagi ayat-ayat empiris. Ayat-ayat berupa realitas alam. Juga realitas sosial. Begitu banyak ayat itu hingga Kaugambarkan tak akan selesai ditulis andai seluruh kayu di muka bumi ini dijadikan pena, dan seluruh air di samudera dijadikan tinta hingga kayu dan air itu habis. Tetapi, sekali lagi, kami juga sering enggan mengaji ayat-ayat-Mu itu ya Allah. Kadang kami merasa bahwa realitas empiris bukanlah ayat-ayat-Mu. Kami beralasan, realitas tersebut tak Engkau sebut langsung dalam firman-Mu. Juga tidak disabdakan oleh Rasul-Mu.
  
  Proses tsunami, tanah longsor, gunung meletus, atau gempa bukanlah bahasan fikih bahasan yang paling banyak menyita perhatian kami. Mengantisipasi kemungkinan bencana untuk menghindarkan jatuhnya korban, sebagaimana usaha mengatasi kemiskinan, tidak masuk dalam bahasan jihad bahasan yang membuat jiwa kami bergelora. Kami sering menganggap realitas empiris itu bukan persoalan agama.
  Kami, bahkan yang dari kalangan ulama dan cendekia sekalipun, tidak lagi fasih membahas ayat-ayat kauniyah-Mu. Kami enggan mengurusi 'urusan dunia' itu. Kami biarkan urusan itu dikuasai orang-orang lain. Kami tak merasa bersalah bila orang-orang yang kami pandang 'ingkar' itu lebih memahami dan menguasai ayat-ayat empiris-Mu. Tetap saja kami merasa lebih dekat dengan-Mu. Kami acap menuding sekuler orang-orang yang mementingkan ayat kauniyah, dan mengabaikan ayat qauliyah. Kami lebih memilih mementingkan ayat qauliyah dan mengabaikan ayat kauniyah. Apakah kami juga bukan sekuler?
  
  Kaum salaf dan ulama di masa lampau telah mengajarkan untuk tidak memilahkan keduanya. Kesatuan kedua jenis ayat itulah dien, atau nilai yang dapat dijadikan sebagai pegangan secara kokoh. Karena itu, kalum salaf dan ulama di masa lampau bukan saja hafal ayat-ayat Quran dan hadis melainkan juga sangat menguasai ilmu pengetahuan mutakhir dan bahkan peneliti kelas dunia tentang realitas alam maupun sosial.
  
  Sekiranya kami seperti mereka, kami tentu bukan saja fasih menghibur para korban gempa di Yogya dan sekitarnya agar ''tabah dan sabar menghadapi musibah karena musibah adalah cobaan Allah SWT, dan kesabaran akan diganjar dengan kenaikan derajat''. Jika kami seperti mereka, kami tentu juga akan fasih mengantisipasi kemungkinan bencana hingga jumlah korban bisa lebih ditekan. Juga akan lebih fasih dalam membantu para korban hingga mereka mendapatkan kembali kehidupan yang normal.
  
  Astaghfirullah! Kami sering merasa paling tahu tentang Engkau dan ayat-ayat-Mu, ya Allah. Maafkan kami. Bukalah mata, telinga, dan hati kami. Jadikan kami senantiasa mampu menangkap ayat-ayat-Mu tanpa kecuali.


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]





=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio stations Station


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to