Foto Di Atas Meja ...

 

Seorang artis tengah dirundung malang. Lantaran mencandu narkoba, ia

terserang penyakit maut HIV. Kini ia tergolek sekarat di rumah.

Seorang teman datang mencoba menghibur dan meneguhkan imannya. Namun

dosa-dosa yang telah diperbuat membutakan mata si artis. Ia putus asa.

 

"Aku berdosa," akunya memelas, "Aku telah menghancurkan hidupku dan

kehidupan banyak orang di sekelilingku. Kini aku akan tersiksa di

neraka. Tak ada lagi yang bisa kuperbuat."

 

Dari sisi tempat tidurnya, sang teman melihat sebuah potret gadis

kecil yang cantik terpigura di atas meja. "Ini foto siapa?" katanya.

Mendengar pertanyaan itu sang artis antusias, semangat hidupnya

tergerak kembali "Oh, itu foto putriku. Dialah mutiara hidupku, ia

satu-satunya yang indah dalam hidupku."

 

"Apakah kamu akan menolongnya bila ia mendapat kesulitan, atau

melakukan kesalahan? Maukah kamu memaafkan dia? Apakah kamu masih

mencintainya?"

 

"Tentu saja." Jawab sang artis antusias. "Aku akan lakukan apapun

demi dia. Mengapa kau lontarkan pertanyaan seperti ini?"

 

"Saya ingin kau tahu," jawab sang teman, "bahwa Tuhan juga memiliki

foto dirimu di atas meja-Nya."

 

Wajah artis itu terkesiap. Sudah terlalu lama ia tidak mendengar

kata Tuhan, apalagi mengucapkannya. Sastrawan Rusia, Leo Tolstoy,

dalam karyanya Last Diaries pernah menulis, kamu selalu saja

berpikir tentang orang lain, padahal Tuhan selalu memikirkan kamu.

Apalagi sesungguhnya, Tuhan itu sering mengunjungi kita, namun kita

kerap kali tidak ada di rumah. (djs)

 

Sumber: KCM - Kamis, 27 April 2006

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]


Kirim email ke