Reza Tewas Di-"Smack"?
KEKHAWATIRAN seorang pembaca "PR", terhadap tayangan bertajuk WWE Smack Down, RAW, dan ECW dalam rubrik "Surat Pembaca", Senin (20/11), menjadi kenyataan. Siswa kelas III SD, Reza Ikhsan Fadillah (9) meninggal dunia beberapa hari lalu, setelah di-"smack" tiga temannya. Rumah kedua orang tua Reza di Kompleks Banda Asri Blok D2 No. 11 Desa Bandasari Kec. Cangkuang Kab. Bandung terlihat hening saat didatangi "PR", kemarin. Kedua orang tua Reza, Herman Suratman (53) dan Didah Ai Sa'adah (38), masih memendam kepedihan mendalam setelah anak ketiganya meninggal dengan cara kekerasan yang diajarkan langsung oleh acara televisi itu. Menurut Herman, anaknya mulai mengeluh sakit sekira seminggu sebelum Lebaran lalu. Tangan kiri Reza melunglai dan terus membengkak. Ketika ditanya, Reza selalu menjawab dirinya terjatuh saat sepak bola. Kondisi Reza terus melemah, dan sempat dirawat enam hari di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RS Hasan Sadikin. Karena tak kunjung membaik, orang tua Reza membawa anaknya ke pengobatan alternatif di Cianjur. Walau sempat membaik, kondisi Reza memburuk lagi. Diduga ada urat saraf terjepit di tangan kiri Reza yang menimbulkan dampak lain pada tubuhnya. Ia pun kemudian dirawat di rumah. Dari beberapa teman Reza yang menjenguk, diketahui bahwa Reza sebenarnya tidak terjatuh, melainkan di-"smack" tiga orang temannya. Menurut pengakuan ketiga anak itu, kata Herman, kedua tangan Reza dipelintir ke belakang kemudian ditindih bersamaan. Ketiga anak itu kini duduk di kelas VI SD, kelas I SMP, dan kelas III SMP. Setelah sekian lama menderita, Reza akhirnya mengembuskan napasnya yang terakhir di pangkuan ayahnya, Kamis (16/11) malam lalu. Baik Herman maupun istrinya, mengaku sangat selektif terhadap tayangan televisi yang akan ditonton anaknya. Namun, terkadang anak-anaknya mencuri-curi waktu tidur untuk menonton acara "Smack Down". Mereka juga mengaku terpengaruhi oleh pembicaraan teman-temannya yang selalu membahas acara "gulat" itu di sekolah. Herman berencana akan meminta Bupati Bandung dan Ketua DPRD Kab. Bandung untuk melayangkan surat secara langsung kepada stasiun televisi, agar menghentikan tayangan itu. Juga acara lain yang tidak men-didik, dan menghancurkan moral generasi bangsa. (Deni Yudiawan/"PR")*** From: Iswanto, Rudi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 22, 2006 1:45 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: Ida Arimurti Reza Tewas Di-"Smack"? Mudah mudahan Management delta dan penyiar penyiarnya juga ikut mengkampanyekan untuk semakin Kritis terhadap Tayangan Lativi tsb...., memang sudah merajalela wabah "smack down" ini... konyolnya di lingkungan yg ekonomi kelas bawah... di perkampungan pinggiran Jakarta or bekasi.. atau jangan jangan sudah dimanan mana neeeh...para anak anak seusia SD.. pada getol mengikuti acara dan mempraktekannya.... memang sih kalo anak anak lagi kumpul ... kecenderungannya mereka bermain "gulat gulatan"... "tembak tembakan" "ber kejar kejaran" and semacamnya... mungkin itu sudah naluri anak anak... yah nggak jauh dengan apa yg kita lihat pada anak anak Kucing yang msh kecil... spt anak anak sy aja meskipun cewek cowok .. mereka msh gemar bergelutan di atas kasur... dan mengistilahkan permainan itu "smack down"... tapi neeh sejak adanya tayangan smack down yg seeetiap malem... sepertinya Banting Bantingan ini semakin dilegitimasi... he he he Indonesia Memang Asyiiik...Presiden Bush dateng di protes... masalah masalah laen yng ada didepan mata dibiariin... eh tdk cuma smk dwn yah... sinetron di televisi juga sangat Noraak-norak.. apalagi yang menayangkan anak anak sekolah setingkat SMA... wueh... actingnya... seakan akan mereka sudah Amerikaa banget malah lebih amerika dtibanding orang amerika sendiri... .pake marah marah lagi... wush... anyway ... kita memang mesti belajar pada kejadian kejadian seperti ini... mudah mudahan Reza adalah korban terakhir dari wabah Smk dwn - shngga akan menimbulkn efek jera pada anak anak... jika masih harus ada korban.... jangan salahkan smk dwnnya... kita mesti bertanya pd diri sendiri... sdh kah kt menjd orng tua yang baik buat anak anak kita... wassalam,Idur From: zulbrito radikar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, November 23, 2006 3:55 PM Subject: Reza Tewas Di-"Smack"? saya sangat se7 untuk mensmackdown acara smackdown disalah satu sts TV swasta. jelas acara seperti itu sangat tidak mendidik atau bahkan cendrung merusak................. saya heran... kenapa sich Sts Tv tidak mau tau dengan pendidikan moral bangsa kita tercinta ini......, semoga pemilik sts tv yang dimaksud membaca berita ini atau bahkan Reza tersayang (almarhum, semoga ditempatkan disisi tuhan dan tempat yang layak) mau membayangi meminta pertanggungan jawab pemilik tv, penggagas acara gila tersebut (bisa ngak ya ?........). atau mengapa kita tdk bersama-sama menuntut sts TV tersebut u. menghentikan acara gila tersebut. From: iman akhadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 22, 2006 3:48 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [idaarimurticlub] Reza Tewas Di-"Smack"? Sangat setuju acara smack down di Lativi di hentikan. Anak saya yang berumur 7 tahun, belajar dari temannya di sekolah sudah main smack dengan adiknya yang baru berumur 18 bulan. Miris rasanya melihat anak-anak kita sudah terdidik dengan kekerasan. Padahal saya dirumah tidak pernah sekalipun mengijinkan anak-anak menonton acara itu. Saat ini banyak juga pedagang asongan mainan anak-anak yang menjual gambar-gambar foto smack down. Yang ini juga harus mendapat perhatian agar anak kita tidak terbiasa melihat pola kekerasan dalam pikiran mereka. From: suryanto dadang [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, November 23, 2006 2:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [idaarimurticlub] Reza Tewas Di-"Smack"? Saya juga paling benci ama tayangan SmackDown, tidak mendidik sama sekali!!!. Kita para orang tua tahu bahwa tayangan tersebut hanyalah entertainment, boongan, dibating sana-sini dan dipukul kagak ada darahnya!! dan besoknya udah tampil lagi tanpa ada bekas memar atawa luka. Itu yang dilihat anak2 kita, mereka pikir dengan melakukan hal yang seperti mereka lihat di Lativi (apa perlu kita demo biar mereka stop siaran??) tidak bakal akan ada darahnya, bisa jalan kembali dengan tegak, tanpa luka sedikitpun. Anak2 kita tidak tau teknik boongnya, dikira beneran. Di sekolah anak saya sudah ada korban, tangannya diplintir ama temen sekelasnya sampai retak dan terpaksa di-gip, kagak bisa nulis selama sebulan. Gimana mau nulis di buku atawa ngerjain PR? lha, kalo ada ulangan/ujian gimana coba?? kata si-pemelintir cuma bilang ke gurunya, koq yang di Lativi tidak apa2, bu guru?? nah lho !!!! From: Satriyo Yudhianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, November 23, 2006 4:31 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [idaarimurticlub] Re: Reza Tewas Di-"Smack"? Setuju, ini kisah nyata juga, tadi pagi kebetulan saya konsultasi dengan ibu Guru dimana anak saya bersekolah. Ibu Guru tersebut sekarang juga punya tugas ekstra yaitu mengawasi anak2 muridnya yang ber "Smack Down", beliau khawatir kalau ada anak muridnya yang tangannya dipuntir atau terpelintir. Apa boleh buat, di rumah kita larang tapi ternyata di sekolah pada ber "Smack Down" ama temen2nya. Kalau sudah begini, siapakah yang bertanggung jawab? Meskipun kita tahu acara tersebut "pura-pura" tapi apa nalar anak2 kita bisa menjangkau itu kalau itu pura2 dan dilakukan oleh professional dengan latihan2 menjatuhkan diri, latihan merintih dll. Mungkin ini menjadi kepuasan sebagian orang kalau dagangannya laku tapi tanpa memikirkan akibat buruknya. Yang penting making money, karena dewa mereka adalah uang... hii serem karena kita hidup ditengah orang2 yang mendewakan uang... meskipun jumlah orang tersebut sedikit tapi influence/dominasi nya sangat terasa di tengah masyarakat kita. Karena mereka pasti bilang EGP. Demikian dan Salam. [Non-text portions of this message have been removed]