Tarif Tukul Makin Mahal 


PANCORAN, WARTA KOTA - Presenter kocak Tukul Arwana makin melejit. Di luar 
acara televisi atau kegiatan off air, Tukul pasang tarif Rp 30 juta sekali 
tampil. “Bilangin sama orang itu, kalau tidak Rp 30 juta tidak usah,” kata 
Tukul kepada asistennya bernama Teguh.

Di usia 43 tahun, Tukul Arwana yang bernama asli Tukul Riyanto ini menikmati 
masa kejayaan yang luar biasa. Lewat acara Empat Mata yang ditayangkan stasiun 
televisi Trans 7, Tukul benar-benar melejit. Rating Empat Mata melonjak 
sehingga tayangan pun digelar setiap hari selama lima hari penuh (Senin-Jumat).

Di sela syuting Empat Mata di Studio Hanggar pekan lalu, telepon Tukul 
berdering karena ada pendengar yang ingin mengundang Tukul untuk kegiatan off 
air. Telepon pun dialihkan ke asistennya. Tukul bilang bahwa angka Rp 30 juta 
masih tergolong murah untuk orang setenar dirinya saat ini. “Biarlah, yang 
penting sering. Saya tak mau langsung menaikkan tarif dengan memanfaatkan 
ketenaran,” kata Tukul.

Selain lima kali di Trans 7, Tukul juga mengisi acara di RCTI dengan tajuk 
Catatan Tukul dua kali sepekan. Dengan demikian, sepekan penuh Tukul tampil di 
televisi. Tapi ia menolak menyebutkan tarif sekali tampil. Andri Lunggana, 
produser acara yang dibintangi Tukul, juga bungkam. Tapi sumber-sumber Warta 
Kota menyebutkan Tukul dalam sekali tampil di televisi, Tukul bisa mengantongi 
Rp 20 juta. Bisa dibayangkan berapa pendapatan Tukul dalam sepekan, sebulan, 
atau setahun.

Tukul selalu ceria dan percaya diri (PD). Tapi di balik keceriaannya, Tukul 
Arwana (43) menyimpan kisah sedih. Ia baru kehilangan buah hati. Ya, dua kali 
istrinya, Ny Susiana, keguguran. Padahal, Tukul mengaku ingin memiliki momongan 
lagi setelah sebelumnya mempunyai Novita, putri semata wayangnya. Walaupun 
sedih, Tukul ternyata dapat menyembunyikannya di balik lawakannya. Ia bisa 
membuat orang tertawa terpingkal-pingkal, padahal di dalam hati ia sempat 
menangis.

Demikian pula saat break syuting siaran langsung Empat Mata, kedua mata Tukul 
tiba-tiba diserang rasa kantuk. Demi keluarga dan pekerjaan yang ia cintai, 
Tukul dengan sigap mengusir rasa kantuknya. Syuting pun dimulai dengan wajah 
yang tetap ceria. "Kembali ke laptop," kata Tukul sambil berteriak semangat.

Tukul jenius

Tukul Arwana mulai dipercaya menjadi host nyentrik di sebuah program talkshow 
televisi Empat Mata sejak Juni 2006. Berkat penampilannya yang cemerlang di 
acara itu, nama Tukul melejit. Ucapan-ucapan Tukul jadi jargon harian, mulai 
dari “Kembali ke laptop”, “Silent please”, hingga “Puas!? Puas!?”. Sejumlah 
kalangan mengatakan bahwa sekarang adalah waktu Tukul memperlihatkan bakat 
emasnya.

Empat Mata benar-benar naik kelas. Awalnya tayang sepekan sekali, lalu jadi 
setiap hari selama Senin-Jumat, dengan perolehan iklan yang meroket. Bayangkan, 
jeda iklan di acara ini bisa mencapai lima menit. Soal rating, share acara 
Empat Mata kini mencapai angka 13,1. Kontrak Tukul pun diperpanjang hingga 260 
episode. Itu artinya, bayarannya sebagai host juga naik. 

Belum lagi kini RCTI ikutan mengontrak pelawak asal Perbalan, Purwosari, 
Semarang, Jawa Tengah, untuk acara Catatan Si Tukul yang tayang setiap Senin 
dan Selasa pukul 10.00. Padahal pelawak lain seperti Eko Patrio, Tessy, dan 
Komeng hanya membawakan sekali acara Catatan Si... dalam sepekan. Komeng, 
misalnya, memandu Catatan Si Komeng setiap Rabu saja. Daya jual Tukul kini 
melebihi para pesaingnya.

Psikolog sosial Sartono Mukadis menyebut Tukul sebagai pelawak jenius, karena 
dapat berpikir secara cepat (quick thinking). Juru bicara kepresidenan Andi 
Mallarangeng memuji acara yang dibawakan Tukul sebagai lawakan yang menghibur, 
segar, santai, serta cerdas.

Pada Minggu kedua Januari 2007, Warta Kota diberi kesempatan beberapa kali oleh 
Tukul dan kru produksinya untuk melihat secara langsung proses pembuatan acara 
Empat Mata yang kini menjadi tayangan unggulan bagi televisi yang semula 
bernama TV7 ini. Saat itu Tukul mengundang aktor kondang Tora Sudiro, presenter 
seksi Cut Tari, dan komedian Mpok Atiek ke studionya di Pancoran, Jakarta 
Selatan.

Lain hari, Tukul mengundang kru Band Naif, penyanyi Audy, aktor Indra Birowo, 
sampai orang penting sekelas Andi Mallarangeng. Di sela-sela kesibukannya, para 
bintang tamu ’Kelas A’ yang diundang Tukul itu masih menyempatkan diri untuk 
hadir dan tertawa bersama ayah seorang putri ini. 

Sementara di luar studio, sejak sore hari, penonton mulai terlihat datang 
berduyun-duyun ke studio yang sehari-hari dipakai lokasi syuting MTV Indonesia 
itu. Biasanya, mereka datang secara berkelompok berdasarkan kesamaan hobi atau 
pekerjaan. Ada pula yang sama-sama dari satu kampung di wilayah Jabodetabek. 
Sistem tiket pun mulai diberlakukan bagi penonton yang ingin menyaksikan "Tukul 
Show" untuk mengantisipasi membeludaknya penonton.   

Begitu penonton masuk dengan teratur ke studio 3 dan sebelum syuting dimulai, 
Tukul yang sudah di make-up tak sungkan-sungkan menyapa penontonnya. Tentu 
saja, begitu melihat Tukul, penonton langsung tertawa. Apalagi kalau si Tukul 
bicara. Suara gaduh dan geeerrr... terdengar di seluruh ruangan studio. Tak 
lama kemudian Tukul mulai mengarahkan penonton untuk menghafalkan kalimat yang 
terkenal itu, "Kembali ke laptop." 

Namanya juga acara talkshow yang dikemas dibungkus lawakan karena pembawa 
acaranya memang pelawak, sehingga dapat dipastikan suasana syutingnya 
berlangsung meriah. Penonton yang melihat langsung sosok Tukul selalu 
dimanjakan oleh lawakannya yang membuat mulut jadi banyak tertawa dan tubuh 
menjadi hangat meskipun studionya sudah berpendingin. 

Di Empat Mata Tukul benar-benar tampil seperti aslinya. Tidak ada yang 
ditutup-tutupi. "Ya itulah saya yang sebenarnya, senang bercanda," ujar Tukul 
yang mengibaratkan dirinya seperti mata pisau yang jelek, tapi terus diasah 
hingga menjadi tajam.

Mengasah mata pisau menurut pria yang mengidolakan pelawak Tarzan ini adalah 
bagaimana seorang pelawak menghargai sebuah proses yang harus dilaluinya. 
"Sekarang banyak yang ingin jadi artis biar cepat kaya dan ngetop. Mereka tidak 
mikir bahwa proses itu juga perlu. Saya ini sudah melalui proses yang panjang. 
Berangkat dari daerah, masuk Radio SK, dan melawak di Jakarta," tutur Tukul 
yang menganggap bahwa tidak selayaknya seorang pelawak merasa takut jika 
dirinya dianggap tidak lucu.

Tukul sangat memegang erat prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup adalah 
proses, dan dia telah menjalaninya selama bertahun‑tahun. "Berjuang dengan 
butiran kristal keringat tentu berbeda dengan mereka yang instan. Saya sudah 
kenyang diremehkan, dicaci, dan dicibir. Saya jalan dari satu kampung ke 
kampung yang lain, dari satu panggung ke panggung yang lain. Dan inilah yang 
sekarang saya terima," kata Tukul. (kin)



Sumber: Warta Kota



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke