La Table Ibis Mangga Dua
Lebih Modern dengan Konsep Minimalis  

JAKARTA - Setiap zaman memiliki tren masing-masing. Konsep tersebutlah yang
diterapkan restoran La Table (baca: La Tab) Ibis Mangga Dua, Jakarta, di
awal tahun ini. 

Setelah bertahan selama 8 tahun dengan desain interior Cina yang terkesan
meriah, kini mereka hadir dengan desain interior Cina yang minimalis
sehingga terkesan modern.
Interior baru ini diperkenalkan bersamaan dengan perayaan tahun baru Imlek
pada 9 Februari lalu, ditandai dengan pengguntingan pita oleh Fabrice Mini,
General Manager Hotel dan Apartemen Ibis Mangga Dua. 

Banyak perubahan yang dialami resto ini setelah direnovasi selama dua bulan,
terutama dinding, langit-langit, lantai, dan furniturnya. Awalnya, dinding
dipenuhi dengan lukisan. Kini, bagian ini tampil sederhana dengan lebih
sedikit pajangan. Pada bagian bawah dan pilar tengah restoran terdapat
sentuhan warna giok yang menguatkan ciri oriental. Lapisan dinding dan
furnitur yang terbuat dari kayu berwarna cokelat muda membuat tempat ini
terkesan hangat dan nyaman. Ditambah lagi permainan cahaya yang sedikit
lebih temaram.

Menu Internasional
La Table yang terdapat di semua Hotel Ibis seluruh Indonesia menyajikan menu
internasional dan tradisional. Hal tersebut disesuaikan dengan para tamu
yang tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri yang
kadang-kadang sulit menyesuaikan lidahnya dengan makanan setempat. Namun,
Kudus Mizana, Account Manager Hotel and Apartment Ibis Mangga Dua,
meyakinkan bahwa menu-menu internasional di restoran ini memiliki rasa yang
dapat diterima oleh orang Indonesia. "Biasanya makanan hotel kan hambar,
tidak ada taste, seperti makanan Eropa. Tapi kami mengombinasikannya dengan
lidah Indonesia sehingga sudah ada taste-nya."
Meski menyajikan menu internasional, setiap La Table di seluruh Ibis
memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan daerahnya. Di Ibis Yogyakarta,
misalnya, kita akan menemui restoran dengan interior dan makanan khas
Yogyakarta. Di Ibis Kemayoran, Jakarta, akan disuguhkan makanan khas dari
soup counter yang memberi keleluasaan kepada para tamu untuk meracik sup
sesuai dengan seleranya. 
Sama dengan lainnya, La Table Ibis Mangga Dua pun memiliki kekhasan,
disesuaikan dengan lingkungannya yang didominasi oleh masyarakat peranakan
Tionghoa. Tak heran, selain sentuhan interiornya yang oriental, restoran ini
juga meyajikan makanan khas China. Makanan yang menjadi andalan restoran
berkapasitas 155 orang ini antara lain sapo tahu seafood, i fu mie binjai,
nasi goreng seafood, dan sapi lada hitam. I fu mie binjai berbeda dengan ifu
mie biasa yang menyajikan mie beserta kuahnya dalam satu wadah. Mie dan kuah
ifu mie binjai disajikan dengan wadah yang berbeda. Namun, makanan yang
menjadi favorit di tempat ini adalah nasi goreng, sama dengan makanan
favorit di La Table Ibis pada umumnya. Nasi goreng yang tersedia selalu
terjaga kesegarannya. "Nasi goreng di sini selalu dibuat setelah ada
pesanan, jadi selalu panas dan segar ketika disajikan," ungkap H M Rusli,
kepala juru masak restoran ini. Hal tersebutlah yang membedakannya dengan
restoran-restoran pada umumnya yang membuat nasi goreng dalam jumlah banyak.
Ketika ada pesanan, nasi goreng diambil dari yang sudah dibuat sebelumnya. 
La Table menyajikan 4 jenis nasi goreng, yaitu nasi goreng seafood, ikan
asin, kepiting, dan sayuran. Hingga saat ini, nasi goreng seafood dan ikan
asin menjadi menu yang paling digemari, baik pelanggan dalam negeri maupun
luar negeri.
Baiknya, menu-menu di restoran ini diracik tanpa menggunakan msg sehingga
tidak berbahaya bagi kesehatan pengunjung. "Kami mengganti msg dengan
racikan bumbu sendiri dari bahan-bahan alami seperti kaldu ayam, garlic, dan
sebagainya," ungkap Rusli lagi.
Bersamaan dengan restoran La Table di semua Hotel Ibis Indonesia, menu La
Table Ibis Mangga Dua akan dirombak pada April mendatang. Menu yang akan
dihadirkan lebih otentik dan tradisional dengan menghadirkan masakan-masakan
dari 8 daerah Indonesia, yaitu Banten, Bugis, Aceh, Manado, Bali, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Padang. Hal tersebut disesuaikan dengan permintaaan
pengunjung yang lebih menyukai masakan Indonesia. Bahkan, pengunjung yang
berasal dari luar negeri pun tak jarang yang lebih menyukai masakan
tradisional Indonesia dibandingkan dengan masakan internasional.
Dengan harga yang relatif murah untuk ukuran restoran hotel berbintang tiga,
restoran ini berusaha menjangkau pasar yang bukan hanya tamu hotel. Mangga
Dua, sebagai salah satu pusat bisnis dan perbelanjaan di Jakarta, tentu akan
selalu ramai dikunjungi orang, dari dalam maupun luar negeri. "Kami ingin
menarik pasar yang bukan dari tamu hotel dan penghuni apartemen saja, tapi
juga pelanggan dari luar. Di sini kan pusat perbelanjaan dan bisnis. Memang
banyak tempat makan yang lain, tapi kami bersaing," ujar Yessy Hidajat, PR
Manager Ibis Indonesia, yang saat itu menemani kami menikmati hidangan.
Perubahan konsep restoran ini sebagai awal dari perubahan dari konsep
keseluruhan hotel. Tak lama lagi, mereka juga akan mengubah konsep kamar
dengan menambahkan relief-relief Cina seperti yang terdapat pada restoran La
Table.

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke