Bagus untuk jadi contoh...
Hebat ya, anak SD punya dorongan yang sangat besar untuk "bergerak"
sendiri mengatasnamakan generasi mereka. 
Dan, yang lebih hebat lagi, mereka punya guru2 yang mendukung itu. Ya,
walaupun anak2 ini juga ga akan bergerak tanpa ajakan dari guru2nya...

Jumat, 26 Januari 2007  

Murid SD Diajak Menjadi Generasi Hemat Listrik... 

Kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang di dekat
Stasiun Gambir, Kamis (25/1) pagi, dipenuhi ratusan murid sekolah dasar.

Mereka berdatangan dari lima kota se-DKI Jakarta dan Tangerang, Banten.
Lengkap dengan seragam sekolahnya, mereka berkumpul di tenda besar di
halaman belakang kantor PLN. Spanduk-spanduk besar mengelilingi anak
sekolahan itu. 


Jangan salah, murid-murid sekolah dasar (SD) itu berada di sana bukan
untuk unjuk rasa. Pagi itu, perwakilan dari 80 SD di Jakarta dan
Tangerang sepakat menandatangani deklarasi generasi hemat listrik
(genematrik). 

Menurut Direktur Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Azwar Lubis, Genematrik merupakan
kumpulan tunas bangsa usia dini yang peduli energi dan lingkungan. 

Pembentukan Genematrik sebagai lanjutan upaya Gerakan Nasional Hemat
Energi Sejak Usia Dini yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada Hari Anak Nasional 2005 lalu. 

"Menjadi genematrik, saya jadi bisa melihat pusat pembangkit di Tanjung
Priok. Ternyata memang susah membuat listrik. Sayang kalau tidak hemat
memakainya," kata Della (11), murid kelas V SD Negeri Paseban 18 Pagi,
Jakarta Pusat, didampingi wali kelasnya, Hermisiyanti (46). 

Della bersama enam siswa kelas V lainnya menjadi duta genematrik
mewakili sekolahnya. Mereka bersama perwakilan dari 80 SD lainnya
mengikuti kegiatan genematrik 14 September-16 Desember 2006. Para duta
genematrik ini berkesempatan melihat langsung proses pembangkit tenaga
listrik di Tanjung Priok dan simulasi praktik lainnya tentang kelistrikan. 

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh selama empat bulan
berkegiatan, para duta genematrik ini diajak menerapkan serta menularkan
budaya hemat energi dalam kegiatan sehari-hari baik di sekolah maupun di
rumah. 

Memberi tahu orangtua 

Kamis kemarin, mereka pun berikrar akan selalu menunjukkan perilaku
budaya hemat listrik dengan menertibkan diri sendiri mematikan lampu
setara 50 watt pada pukul 17.00-22.00 serta memberi tahu orangtua untuk
menggunakan lampu hemat energi. 

Mereka pun berikrar akan mencintai dan menjaga kelestarian energi dan
lingkungan sebagai wujud kepedulian terhadap bumi. Kepedulian ini
ditunjukkan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah
pada tempatnya. 

Para murid SD itu juga akan segera melakukan perjanjian dengan bumi dan
membentuk "Klub Peduli Energi". Mereka nantinya, antara lain, akan
bertugas berpatroli rutin di rumah, di sekolah, termasuk lingkungan
sekitarnya mencegah pemborosan energi. 

"Gerakan hemat listrik sejak tahun 2005 mampu menghemat pemakaian
listrik hingga 700 megawatt. Kami ingin terus membina kepedulian ini
dengan menanamkan hemat energi sejak usia dini. Mereka adalah target
publik yang efektif dalam jangka panjang dan berkesinambungan sampai
dewasa," kata General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang Fahmi Mochtar. (nel)



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke