pengalaman saya waktu masih bolak-balok kemo di RS. Dharmais adalah : pada suatu hari, saat sedang lemas-lemasnya karena di kemo tetangga sebelah tempat tidur saya (kebetulan warga keturunan) kedatangan tamu dua orang.
karena sedang lemas,gorden pemisah saya pasang menutupi tempat tidur saya (artinya saya ndak pengen diganggu) ndak lama, saya merasa kaki saya ditepuk seseorang saya terbangun, mengira suster yang datang untuk mengganti infus ternyata, tamu dari tetangga yang membangunkan saya tamu tersebut bertanya, ibu mau kami do'a-kan? saya melihat, ditangan tersebut memegang injil saya bilang, terima kasih, saya muslim sebelnya, tamu tersebut malah bilang, ndak apa-apa bu bapak ini juga dulu muslim (sambil menunjuk temennya), sekarang jadi penginjil gondok banget dech dengernya. masa' bodo orang lain mau ganti agama tapi, jangan ngajak saya yang muslim untuk ganti agama emangnya gara-gara kanker, saya mau ganti agama iiih...... gondok banget dech.... saya mau meninggal sebagai muslim (sorry kalo yang merasa tersinggung, tapi ini pengalaman pribadi saya) salam dyah ns --- In idakrisnashow@yahoogroups.com, deni irawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ORANG-ORANG "BERJUBAH" > > Pintu flat saya diketuk. Dan, saya membukanya. Tiga orang > berjubah hitam tampak di depan pintu. Saya kaget. Apa salah > saya, sampai orang-orang dari pengadilan datang kemari? > > Bukan. Ternyata, mereka orang-orang gereja. Yang di tangan > mereka bukan kitab undang-undang, melainkan kitab suci. Ayem > saya. > > "Are you Christian?" tanya salah seorang berjubah itu > > "No, mate, I'm a Moslem." > > Tak jadi soal. Mereka tetap mendakwahi saya. Disuruhnya saya > membaca Bibel. Saya merasa ditodong. Buat mereka, Bibel > harus dibaca, sebab dunia ini rusak karena orang tak lagi > membaca Bibel. > > "Alangkah sepele sebab kerusakan dunia," pikir saya. > > "Di dalam kitab ini, kunci keselamatan ditemukan," kata > Christ yang brewok itu. Saya jadi takut. Keadaan > kelihatannya genting. Namun, saya akui, uraiannya terlalu > simplistik. Saya jadi mengerti, mengapa teman lain yang > punya pengalaman serupa menggerutu. Tahulah saya, mengapa > banyak orang menutup pintu bagi mereka. > > Malam hari, saya suka datang ke Mesjid Noble Park. Semula, > mesjid itu sebuah gereja. Karena sudah "bangkrut", gereja > dijual. Orang-orang Polandia membelinya dan menjadikannya > mesjid. Di mesjid itu, orang Polandia juga berjubah hitam. > Mereka mengenakan sepatu waktu salat. Biasanya, selesai > salat, tiap jemaah dilempari tasbih. Tampaknya, ada petugas > yang khusus melempar-lempar. > > Suasananya enak. Tenang sekali buat berzikir. Suatu malam, > di tengah kenikmatan zikir itu, seorang berjubah menjawil. > > "My brother, where are you from?" tanyanya. > > "Indonesia." > > Diajaknya saya bicara Semangat brotherhood nya besar. Dia > bertanya alamat di Indonesia. Juga, alamat di Australia. > Bagi brother dari Mesir ini, dunia juga rusak, karena orang > terlalu mementingkan materi. > > Di Australia, misi yang dibawanya adalah "berjuang" > mewujudkan tatanan Islami. Ia mengatakan, Islam itu > sempurna. Paling sempurna. Dan, mudah. Sejauh orang menuruti > jejak Kanjeng Nabi, hidup sudah beres. Tidak lupa pula, dia > mengundang saya ke mesjid Preston, di mana saya bisa bertemu > para brother muslim dari berbagai penjuru dunia. > > Saya ingat, di Monash, banyak saya jumpai brother dari > Malaysia yang punya semangat seperti itu. Mereka ini anggota > Jami'atul Tabligh. Semangat mereka hebat dalam mengajak > orang Islam untuk menjadi lebih Islam. Mereka fundamentalis. > > Pandangan mereka juga simplistik. Kata-kata kunci mereka > mudah diingat: dunia sudah rusak, muslim lain hanya > sekumpulan domba yang sesat, dan tidak sempurna keislaman > kita kalau kita tak berjenggot seperti mereka. Jadi, jenggot > merupakan ukuran puritansi. > > Sebaliknya, kalau sudah seperti mereka, hidup akan amat > mudah. Salah seorang brother dari Malaysia ini meninggalkan > istrinya di Malaysia. Saya tanya, apa tak "payah" hidup jauh > dari istri. Dia tegar menjawab: "Allah will provide." > > Maksudnya, Allah akan menyediakan istri. Mereka membolehkan > nikah mut'ah. Ketika itu, saya masih tinggal di hall yang > mahal. Tapi, saya bilang, sulit mencari flat yang murah. > > "Allah will provide," katanya lagi. > > Tiap soal dijawab: "Allah will provide." > > Pintu flat saya diketuk. Dan, saya membukanya. Di depan > pintu, tampak orang-orang berjubah. Mereka bukan orang-orang > dari gereja, melainkan dari mesjid. Satu orang saya kenal, > karena pernah bertemu di Mesjid Noble Park. Mereka datang > bersilaturahmi. Saya lega. > > Namun, ketika mereka bicara bahwa dunia sudah rusak, saya > gelisah. Saya khawatir "khotbah" mereka berkepanjangan. > Syukurlah, mereka segera tancap gas. > > Di Pamulang, saya bertemu dengan orang-orang berjubah juga. > Mereka jemaah Darul Arqam. Sambil meneliti, saya mengaji > bersama mereka. Bagi mereka, dunia juga sudah rusak, karena > kita kena penyakit "cinta dunia". > > Menurut mereka, sakit itu bisa diobati dengan tatanan > Islami. Macam apa? Seperti contoh Kanjeng Nabi. Bagi mereka, > jenggot dan jubah juga simbol keislaman. > > Di mana-mana, orang bicara bahwa "dunia sudah rusak". Di > mana-mana, orang bicara puritansi. Kritik saya sederhana: > mereka lupa membedakan agama dari kebudayaan Arab dan Islam > dicampur-aduk. Dikiranya, baru sah Islam kita kalau kita > sudah "Arab". Mereka menolak iman yang tidak tampil dalam > "wajah" Arab. > > Pintu flat saya diketuk. Dan, saya membukanya. Orang-orang > berjubah dari gereja dan dari mesjid hari Minggu itu datang > bersama. Flat saya yang kecil itu menjadi gereja sekaligus > mesjid. > > Saya tak setuju dengan pandangan keagamaan mereka. Tapi, > bagaimanapun, melihat semangat dan ketulusan mereka, saya > menaruh rasa hormat. Saya tetap bersikap baik. Sebab, siapa > tahu --kalau benar mereka ini "penyelamat" dunia, seperti > Kanjeng Nabi Nuh AS-- saya bisa menumpang selamat di perahu > mereka. > > Deni Irawan > Community Empowerment for Rural Development > Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19 Jakarta 12072 > Telp. (021) 791 94951, 791 99669 > HP. (021) 9288 6159 > www.cerd.or.id | www.uem-pmd.info > > > --------------------------------- > Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels > in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. > > [Non-text portions of this message have been removed] >