Serba-Serbi Transportasi Umum di Indonesia & Negara lain (Shinta - Bogor)
Sekarang aku tidak di Hangzhou lagi tapi sudah balik ke Indonesia tepatnya kota Hujan bertepatan dengan mulainya banjir di jakarta. Tapi sekarang aku mau tulis serba serbi transportasi umum di Indonesia & Negara lain. Sewaktu ditugaskan di hangzhou krn berhubung di sana cukup lama jadi aku selalu memilih naik bis dari apartemen ke kantor atau ke tempat lain selain biar tahu jalan juga lebih irit karena kalau naik taksi selain lebih mahal juga susah ngomongnya dengan sopir taksi rata2 sopir taksi tdk bisa English dan kemampuan Mandarinku pun terbatas jadi daripada nyasar lebih baik naik bis yang memang rutenya kita sdh tahu. Setiap bis di HZ ada nomornya dan dengan nomor yang ada di bis kita jadi tahu bis ini rute-nya ke mana saja & mereka sangat teratur mereka berhenti di setiap halte, di halte tsb ada papan yang mengumumkan bis nomor berapa yang berhenti di halte tsb dan rutenya masing2. Waktu tinggal di Singapore aku tdk menemui kesulitan untuk mengetahui rute bis ke tujuan mana saja karena semuanya tertulis dengan bhs Inggris jadi gampang bacanya tapi kalau di HZ semuanya tertulis dalam huruf kanji beruntung aku bisa sedikit2 baca huruf kanji jadi aku dapat mencatat & mengingat nama halte yang aku tuju kalau tidak celaka dua belas bisa nyasar seperti temanku tapi di negara2 yang serba teratur ini kalau naik bis setelah sampai di halte tujuan kita harus jalan kaki lagi menuju final destination kita, ada yang haltenya jauh dari final destination dan ada juga yang dekat. Bila kita bepergian keluar kota dengan bis atau pun kereta semuanya di HZ serba teratur dan rapi seperti naik pesawat, mereka memiliki papan pengumuman yang menginformasikan di ruang tunggu berapa kita harus menunggu dan di gate berapa kita harus naik karena tiap bis atau kereta yang akan kita naiki masing2 nomor mempunyai gate sendiri sehingga penumpang bisa naik bis atau kereta dengan teratur & informasi ruang tunggu pun sangat jelas bahkan di Shanghai dan Beijing pun sistemnya masih kalah dengan HZ tapi sayangnya pengumuman ini pun tertulis dalam bhs mandarin. Kalau di Jerman tidak tahu bagaimana system-nya karena aku di sana dinas kantor cuma 2,5 hari jadi cukup naik taksi dan rata2 sopir taksi di Jerman bisa English sedikit2 jadi tidak takut nyasar, mungkin para kokiers yang tinggal di Jerman bisa menceritakan bagaimana system transportasi umum di sana. Di kota hujan tempatku tinggal dan bekerja soal public transportation cukup semerawut malah tidak punya system, kotaku ini punya julukan lain yaitu kota seribu angkot karena kota ini punya banyak sekali angkot yang berseliweran belum lagi mobil pribadi juga lumayan banyak di jalan yang membuat macet tapi enaknya naik angkot di sini kita bisa berhenti di mana saja kita mau tapi untuk kota kecil seukuran kotaku ini lebih irit naik mobil sendiri karena untuk tujuan yang dekat kita harus ganti 2 sampai 3 kali angkot. Bayangkan aja dari rumah ke kantorku yang jaraknya cukup dekat kalau naik mobil sendiri tidak sampai 10 menit tapi kalau harus naik angkot bisa 3 kali ganti tapi kalau mau sedikit berkeringat jalan kaki cukup 2 kali ganti angkot, berat di ongkos boo! Jadi kalau macet jangan salahkan banyaknya pemilik mobil pribadi yang lebih memilih pakai mobil sendiri krn selain lebih irit juga tdk repot ganti2 angkot. Kalau mau keluar kota dengan kereta atau bis kelas ekonomi harus rebutan naik ke dalam bis atau kereta kecuali naik yang kelas eksklusif, cukup merepotkan untuk yang bawa anak kecil. Coba kalau pemerintahan kita bisa meniru Singapore atau China untuk pengaturan transportasi umum pasti tidak bakalan banyak macet deh, tidak perlu lajur khusus seperti busway pun HZ & Singapore cukup lancar padahal kalau mau dihitung jumlah kendaraan pribadi, bis maupun taksi juga tak kalah banyak seperti di sini. [Non-text portions of this message have been removed]