Wiranto Tewas Saat Menyelamatkan Penumpang
Laporan Reporter Radio Sonora, Suroto JAKARTA, KCM -- Wiranto Wooryono, Kepala Awak Kabin Garuda yang menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan Boeing 737-400 di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Rabu (7/3) pagi ternyata mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan penumpang. Saat kejadian di ujung timur landas pacu bandara, Wiranto terlihat dua kali mondar-mandir menyelamatkan penumpang, sebelum akhirnya ia tak kembali lagi, dan tewas terbakar. Salah satu koleganya di Garuda, Zaenuddin Malik yang ditemui di rumah duka Jalan Elang Malindo Blok C1 Nomor 27 Curug Indah, Jatiwaringin, Jumat (9/3) siang, menilai pengorbanan Wiranto itu membuktikan bahwa pria kelahiran Jakarta, 11 September 1962 ini tidak mementingkan dirinya sendiri. Hal senada diungkapkan Alex Hutabarat, rekan sejawat, yang juga adalah teman satu angkatan dengan Wiranto saat menjalani pendidikan awak kabin. Ia mengatakan Wiranto adalah pribadi periang yang suka menolong dan rajin, serta berdedikasi tinggi. Hal ini menjadikan ayah dua putri ini memiliki banyak teman. "Cara bekerja dan sikap bekerja dari pak Wiranto saya kira patut menjadi teladan bagi rekan-rekan yang lain, dia adalah yang terbaik, dan dia orang yang rapih dan apik sekali," kata Alex. Rencananya, siang ini jenazah awak Garuda yang sudah bergabung dengan maskapai ini sejak tahun 1982 tersebut akan dimakamkan TPU Pondok Kelapa Jakarta Timur, setelah ibadah shalat Jumat. Suasana duka menyelimuti kediaman Ibunda Wiranto, tempat jenazah disemayamkan. Di rumah ini banyak terlihat rekan sejawat almarhum, baik dari awak Garuda maupun kerabat dan keluarga mengiringi kepergian Wiranto. Dengan Jabatan terakhir, Kepala Awak Kabin, Wiranto meninggalkan seorang istri Nicky Fatimah Miko Yamamoto, serta dua orang putri Saskia Anjani yang masih kuliah, dan Meka (5 tahun). [Non-text portions of this message have been removed]