Dojem, Anjingku
Mustafa Sabaroedin - Australia

Sebabnya aku memiliki anjing ini delapan tahun yg lalu adalah karena anak
perempuanku yg ingin mempunyai anjing. Semula aku dan isteri menolak karena
kami tahu dari pengalaman sebelumnya, ia akan bosan dan tidak mau
mengurusinya lagi. Ia pernah punya aquarium, ahirnya ibunya yg sibuk
mengurusi. Ia pernah punya sepasang kelinci, ahirnya aku yg repot
mengurusinya dan ahirnya kulepaskan kelinci2 tsb disebuah belukar. Tapi ya
dasar orang tua sayang anak, terus2an direngei, ahirnya menyerah juga.

Setelah mempelajari jenis2 anjing yg cocok utk dimiliki dan melihat beberapa
iklan kami beli  seekor Labrador puppy yg masih berumur sembilan minggu
dengan warna hitam pekat. Umur inilah yg menurut undang2 di Australi, puppy
boleh dipisahi dari ibunya. Puppy ini kami namai ' Dojem' dan hanya kami
miliki dua hari. Tapi dua hari itu sudah cukup lama bagiku utk bonding
dengannya. Hari Sabtu dibeli, hari Senin-nya harus dibawa ke-Vet karena
menelan sesuatu yg menyulitkan bernafasannya. 

Sengaja aku mengambil long weekend waktu itu utk membuat kandangnya. Setelah
kutunggu barang sejam dengan pengharapan akan sembuh, malah si Dojem makin
parah, pernafasannya makin jarang dan badannya makin lemah. Ahirnya aku bawa
dengan bus ke-Vet yg terdekat dari rumah. Untung supir bus memperkenankan
membawa Dojem di-bus karena daruratnya itu. Semua anjing kecuali anjing
penuntun orang buta tidak boleh naik bus. Mobil saat itu sedang dipakai oleh
isteriku utk kerja setiap Senin dan Jum'at. 

Di-Vet Dojem langsung diperiksa karena keadaannya sudah kritis sekali.
Ahirnya si-Vet menyatakan harus dioperasi dengan biaya sekitar $A750 tanpa
jaminan bahwa si Dojem akan selamat. Wah aku kaget mendengar biaya yg
demikian besar dan tanpa jaminan selamat lagi. Si Vet setelah melihat
reaksiku memberi opsi2 yg lebih murah. $A120, dengan suntikan utk mengahiri
penderitaan termasuk biaya pembakaran bangkainya atau  $A60 tapi, aku harus
membawa bangkainyanya pulang dan dikubur dirumah. 

Oleh karena keuanganku saat itu seret sekali, dua hari sebelumnya sudah
mengeluarkan sekitar $A200 membeli si Dojem termasuk penyuntikan, dengan
hati yg sangat berat kuambil opsi yg terahir, dikubur dirumah. Kuminta sama
si Vet supaya aku bisa kembali nanti dengan mobil mengambil bangkainya dan
untung dikabuli. Sampai dirumah aku mulai menggali lubang kuburnya
dibelakang rumah. Disaat itu aku merasa betapa sedihnya aku kehilangan
seekor anjing yg hanya baru dua hari kumiliki. 

Aku memang penyayang binatang sejak kecil. Pernah aku bersama seorang kawan
kantor ditugaskan kesebuah tempat pengolahan air. Disana banyak kuda
peliharaan dan ketika aku mendekati pagar ada kuda mendekatiku sehingga aku
bisa mengelus hidungnya. Ketika temanku mendekat utk mengelus juga, kuda itu
langsung lari menjauhi. Mungkin ia merasa terancam oleh kawanku. Memang
kawanku ini kurang dekat dengan binatang. Pernah aku berkata kepadanya bahwa
anakku ingin anjing, jawabnya ganti saja sama mainan. Kalau punya binatang
repot apalagi kalau mau pergi berlibur harus mencari tempat titipan dan itu
mahal. Ia tahu kami setiap dua tahun pulang ke Indo menengok orang tua kami.


Aku sejak SD di Bandung selalu punya binatang peliharaan dirumah. Kalau
tidak ayam, kucing atau merpati. Nah, merpati ini pernah mengakibatkan aku
tidak naik kelas di SMP karena sering bolos utk pergi kepasar burung utk
me-lihat2 merpati padahal dirumah sudah banyak merpati. Almarhun Ayahku
galak sekali, kalau beliau tahu aku bolos pasti aku dipukuli. Tapi Ibuku yg
ahirnya tahu aku sering bolos, melindungiku tanpa memberi tahu ke Beliau.
Waktu kecilpun ketika kami masih tinggal sama Nenek di Bukittinggi, kami
mempunyai seekor anjing, Bruno namanya. Masih ingat aku warnanya yg hitam
dan putih diperutnya.  

Ketika si  Bruno meninggal karena lanjut usia kami sudah pindah ke Bandung.
Jadi kesedihan kami tidak sesedih orang2 di Bukitinggi. Sejak tinggal di
Australia tahun 63, aku sering sedih memikirkan nasib hewan didunia umumnya
dan Indonesia khususnya dimana lingkungan mereka terdesak oleh manusia
karena perkembangan jaman. Mereka tidak bisa bersaing dengan manusia dan
ahirnya banyak yg punah seperti kera, macan, gajah, badak dll. 

Di rumahku sekarang ada pohon plum yg buahnya enak sekali. Tidak pernah aku
bisa membeli buah seenak itu. Tadinya ingin aku tutupi dengan net supaya
burung2 tidak bisa memakaninya. Tapi ahirnya net yg sudah dibeli tidak
sampai hatiku utk  memasangnya mengingat burung2 tadi kemana lagi mereka
harus cari makan. Pernah juga aku diberi burung Kakatua, Rocky namanya, oleh
seorang kawan yg tidak bisa memeliharanya lagi karena tetangganya complain
karena suara burung itu nyaring sekali dan tidak enak didengar.

Ahirnya ia ingat aku penyayang binatang akulah yg mendapat untung. Wah aku
senang sekali, dimobil dalam perjalanan pulang sangkarnya kuletakkan
disamping tempat dudukku dan namanya kusebut ber-ulang2 supaya cepat ia
kenal denganku. Semula si Rocky takut samaku tapi lama2 malah jadi terlalu
dekat denganku. Kenapa kukatakan terlalu dekat ialah karena ia jadi
cemburuan. Kalau ia sedang bertengger dibahuku dan ada orang ingin bercakap
denganku ia marah dan lucunya malah kupingku yg digigitnya. 

Akhirnya Rocky hilang terbang dari bahuku entah kemana ketika kaget
mendengar tetanggaku menyalakan lawn mowernya. Ingin rasanya kutonjok
tetangga itu tetapi ia tidak bersalah. Ia juga merasa kehilangan karena ia
sering mengangkat cucunya yg masih kecil diatas pagar menengok si Rocky dan
me-manggil2 namanya. Kupikir biarlah aku sedih asal si Rocky sekarang lebih
bahagia hidupnya karena bebas dan bisa mencari pasangan hidupnya. Tapi
menurut beberapa kawan, burung yg pernah dipelihara manusia akan dimusuhi
oleh kaumnya dan ahirnya mati. Waduh sedih lagi hatiku tapi aku do'akan
semoga tidak demikian.

Kembali kecerita semula, waktu menggali lubang kubur utk si Dojem air mataku
bercucuran mengingat sehari sebelumnya sekitar jam 3 pagi, aku dibanguni
olehnya dengan mengeruk2 pintu laundry dimana ia tidur karena kandangnya
belum dibikin. Tadinya kusangka ia ingin buang air tahunya ia hanya ingin
main2 diluar. Bayangkan orang2 masih pada tidur, kami ber-lari2 mengelilingi
mobil dibelakang rumah. Untung tetangga tidak ada yg bangun, kalau ada
mungkin mereka pikir aku sudah gila.
Tapi syukurlah kesedihanku ini tidak berahir lama, diganti dengan
kekegembiraan yg luar biasa. Waktu sedang menggali tiba2 telepon berdering
didapur dan aku berhenti dan pergi kedapur menyawabnya. 

Rupanya yg menilpon adalah nurse-nya Vet tadi yg menyatakan ia bersedia
mengeluarkan ongkos utk mengoperasi si Dojem dengan syarat si Dojem akan
menjadi miliknya. Tanpa pikir panjang aku menyetujui karena apa saja utk
menyelamatinya aku akan setujui. Kecuali dengan uang $A750 tadi tentunya,
hehehe. Wah, senangnya hatiku bukan main meskipun aku agak curiga mengapa
nurse tadi bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu utk seekor puppy yg
harganya padahal tidak sampai seperempat dari biaya operasinya. Yg kupikir
ada dua kemungkinan, satu ia tidak usah membayar sebanyak itu karena ia
pegawainya si-Vet dan yg kedua si Dojem sudah sembuh dengan sendirinya,
barang yg ditelan sudah keluar secara natural dari lubang duburnya.

Seperti yg aku duga ketika anakku pulang sekolah ia langsung mencari si
Dojem utk bermain. Yg ditemuinya aku dengan muka berseri. Aku ceritakan
semua apa yg sudah terjadi hari itu dan ia menjadi sedih sekali kehilangan
teman barunya itu. Disekolah rupanya ia sudah berhayal saat pulang nanti ia
akan bermain dengan si Dojem. Aku menjadi tidak tega melihat mukanya dan
berusaha menghibur dengan mengatakan si Dojem sekarang dimiliki oleh orang
yg lebih berkualisasi menjaga kesehatannya daripada kita. Untung ada orang
yg mau mengambil alih kalau tidak si Dojem sudah terbaring diliang kubur
dibelakang rumah. Kemurungan anakku tidak berkurang dan ahirnya setelah
dijanjikan nanti bulan depan sesudah gajian ia akan kubelikan seekor anjing,
bukan puppy, utk menghindari tragedi yg serupa, ia menjadi agak senang
sedikit.
 
Nah, yg ingin mendengar riwayat anjingku yg berikut, 'Honey' namanya, akan
kutulisi dikesempatan lain karena utk meneruskannya disini akan mengambil
banyak ruang. Si Honey sudah kami miliki delapan tahun jadi banyak sekali yg
bisa kuceritakan.

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke