Kejahatan melalui Hipnotis 
Maria - Jakarta

Dua tahun lalu, ibu saya yang tinggal di Bandung juga terkena hipnotis,
puluhan juta ludes dari tabungannya. 

Setelah kejadian itu berminggu-minggu ibu saya depresi, dia merasa begitu
bodohnya kok bisa tertipu seperti itu. Saat ibu saya depresi, yang hanya
bisa saya katakan padanya uang bisa dicari lagi yang penting jiwa ibu
selamat. Karena ketika itu ibu saya mau aja diajak masuk ke dalam sebuah
mobil para penghipnotis itu (2 pemuda). Ibu saya sedang jalan di jalan yang
sepi mau mengurus uang pensiun, tiba-tiba disapa pemuda ini yang mengaku
dari Brunei dan katanya mau membeli furniture dia tanya ibu saya kalo tahu
tempatnya. 

Pemuda ini sebelumnya menyalami ibu saya, saat itu ibu saya heran di dalam
hati kok tangan pemuda ini dingin. Tapi hanya sekedar heran aja, teman
pemuda ini yang satu lagi ada di dalam mobil. Kemudian selama satu setengah
jam ibu saya berkeliling bersama pria2 yang tak dikenal ini menuju ke rumah
mengambil buku tabungan (ibu saya tak mempunyai kartu ATM), ke bank 1
(ditolak, krn bukan nasabah bank di jalan tsb) kemudian ke bank 2 yg sesuai
dengan buku tabungan dan ibu saya menyerahkan uang tabungannya kpd
penghipnotis ini. Ibu saya kemudian diantar pulang oleh mereka, beberapa
saat setelah kembali di rumah, ibu saya tersadar bahwa ia telah tertipu.

Seminggu kemudian seorang ibu teman gereja ibu saya menangis-nangis
bercerita terkena hipnotis oleh seorang wanita, ibu ini mengambil uangnya
melalui ATM dan menyerahkan kepada wanita ini yang tak dikenal sebelumnya
(saya lupa wanita itu mengaku sebagai apa). Ada lagi sebelumnya sepasang
suami istri yg juga tinggal di Bandung kenalan ibu saya juga terkena
hipnotis, dimana ratusan juta lenyap diberikan kpd penghipnotis.

Yang ini kontak hipnotisnya lebih lama, sehingga proses sadarnya juga lebih
lama yaitu 2 minggu kemudian setelah uangnya ludes. Keluarga ini mau jual
rumah yg sdh agak lama belum ada peminat, suatu hari ada peminat yg membuat
pasutri ini senang krn akhirnya ada juga yg mau beli rumah ini. Peminat
inilah penghipnotisnya, tau sendiri kan proses penjualan rumah tidak bisa
cepat, saat proses ini pasutri ini sudah terkena hipnotis. 

Saya tidak tahu detailnya, tapi intinya yang namanya hipnotis itu tidak bisa
dipikir dengan logika yang sehat. Karena sebenarnya pasutri ini yang menjual
rumah, kok malah mereka yang memberikan uang utk peminat ini, seharusnya
pasutri ini 
dong yg mendapatkan uang jual rumah mereka.

Beberapa hari setelah kejadian yg menimpa ibu saya, saya datang dari Jakarta
utk menemani ibu saya ke kantor polisi, ada yang menyarankan tak perlu lapor
polisi, krn percuma saja. Tapi saya waktu itu menyakinkan ibu saya untuk
lapor, saya bilang kepolisian kita sekarang bagus, kasus pemboman aja para
pelakunya bisa ditangkap, tentunya kasus ibu saya ini, pelakunya bisa
dilacak juga dong (kayaknya saya begitu naifnya waktu itu) supaya juga tidak
bertambah lagi korban-korban hipnotis yang lain. Jawab ibu saya, pelaku
pemboman bisa ditangkap krn Indonesia ditekan dunia internasional.

Kami berdua tiba di kantor polisi pusat, diterima oleh polisi A dan ibu saya
diminta cerita kejadiannya. Setelah itu kami disuruh ke polisi B, ibu saya
diminta cerita kejadiannya sambil polisi B mencatat. Kami diminta ke polisi
C, ibu saya diminta cerita lagi kejadiannya sambil polisi ini mengetik
kejadiannya (catatan polisi B ada padanya) dan bertanya lebih detail. Saat
itu saya sudah kesal sehingga keluar deh kata-kata pedas, saya katakan bahwa
sistim kepolisian di sini tidak efisien, buat apa ibu saya mesti
menceritakan hal yang sama ini berkali-kali dari 1 meja ke meja lain kpd 3
polisi, saya pikir cukup 1 kali saja sudah cukup jelas. 

Polisi C ini tidak senang dengan kata-kata protes saya, dia katakan ini hari
Sabtu sebenarnya dia tidak bertugas dimana bisa saja beliau tidak melayani
kami. Ibu saya berkata bahwa ia ke kantor polisi masih dalam keadaan trauma
dan sedang dalam proses untuk melupakan kejadian tsb, di kantor polisi ini
ibu saya diminta menceritakan berkali-kali membuat trauma itu terbuka
kembali. 

Polisi C kemudian bisa mengerti, dia jelaskan kalo memang ini sistimnya
menceritakan lebih dari 1 kali supaya bisa dinilai kebenarannya. Tapi
mestinya hanya 2 kali saja (polisi B dan C), polisi A tak perlu menyuruh ibu
saya untuk bercerita, ya seingat saya dia tak mencatat apapun ketika ibu
saya bercerita.

Seminggu kemudian kami diminta ke kantor polisi yang lain dimana para penipu
itu berada. Kami ditawarkan apakah ibu saya mau melihat langsung wajah-wajah
penipu itu, tentunya ibu saya tak mau dengan pertimbangan keselamatan jiwa
kami nantinya, krn penipu2 itu juga bisa melihat wajah kami (waktu itu hari
Sabtu, penipu2 itu tidak ditempatkan dalam ruangan khusus, saya sempat
menanyakan apakah ada kaca krn kalo saya nonton film2 barat ada kaca dimana
penjahat tidak dapat melihat wajah di balik kaca tsb, jawaban polisi ketika
itu tak jelas buat saya). 

Alternatifnya ibu saya ditunjukkan foto 6 wajah dengan judul diatasnya
'kejahatan dengan modus operandi hipnotis'. Ibu saya tidak mengenali 6 wajah
tsb (5 pria 1 wanita) yang kesemuanya bengkak, sembab/memar (mgk karena
dipukuli) dan mgk juga penipu ibu saya belum tertangkap, kami tak yakin.
O,iya kami tidak dimintai uang sepeserpun untuk administrasi oleh para
polisi ini baik di kantor pusat maupun di kantor polisi ini.

Sekarang dengan berjalannya waktu, keadaan ibu saya telah ceria kembali,
menabung lagi sedikit demi sedikit dari hasil jerih payahnya sendiri, krn
ayah saya telah meninggal. Beberapa lama setelah kejadian hipnotis itu, ibu
saya ke Surabaya berkunjung ke saudara, dan keponakannya bilang kalo di
dalam berdagang/ marketing juga diajarkan ilmu hipnotis supaya orang menjadi
tertarik membeli barang dagangannya.

Saya kira hipnotis itu suatu yang mistik, jadi jangan dilawan lagi dengan
kuasa gelap/mistik/jampi-jampi. Biarlah kita tetap setia kepada Tuhan
memohon supaya dijauhkan dari cobaan, walaupun hal ini pun tak menjamin 100%
kita jadi terhindar dari cobaan. Ibu saya dan kedua temannya adalah juga
orang-orang yang percaya pada Tuhan, tapi tetap aja kena hipnotis. Karena di
dunia ini tak ada yang pasti, kehidupan di dunia ini milik Tuhan, hanya
Tuhan yang tahu, jadi jangan kita berbalik dengan mempercayai kuasa gelap.

Mungkin di antara anda ada yang bisa memberi solusi bagaimana menghindari
supaya tidak dihipnotis oleh orang?

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke