Mengenalkan Matematika pada Balita 

Sering kita mendengar ucapan, "Anak saya yang usia pra sekolah sudah bisa
menghitung dengan cepat, lo." Ucapan bernada bangga tersebut menggambarkan
kemampuan anak balita dalam urusan hitung menghitung. Tetapi, apakah di
balik nada bangga tersebut berarti anak sudah mengerti matematika? 

Sesungguhnya, anak usia pra sekolah masih susah menyusun kata-kata. Jadi,
meskipun anak tidak dapat belajar matematika "betulan", mereka bisa saja
belajar menghitung, karena menghitung hanyalah merupakan salah satu aspek
dari matematika.

Anak mulai belajar menghitung dengan caranya sendiri, sesuai dengan
pertumbuhan dan belajar dari apa yang dialami setiap hari. Mulai dari
panjang, jumlah, waktu, suhu, uang, dan lainnya. Melalui kegiatan yang
menggunakan tangan,  anak mengembangkan pengertiannya tentang matematika,
dan kita sebagai orang dewasa harus peka serta mengenali permainan-permainan
mereka. Misalnya menyortir dan menempatkan benda-benda sesuai dengan
urutannya. Semua ini merupakan permainan yang memperkenalkan anak pada
matematika.  

ANEKA CARA

Berikut ini beberapa kesempatan dari kegiatan sehari-hari bagi anak untuk
mulai mengenal angka-angka:

* Seputar dirinya 

Anak memiliki perasaan bangga bila dapat menyebutkan berapa usianya, nomor
telepon rumah, atau nomor rumahnya. Ia ingin mengetahui berapa tinggi serta
berat badannya. Pada saat menempatkan anak di atas timbangan, hal ini juga
memberi kesempatan padanya untuk belajar mengenal kilogram (untuk berat
badan) serta sentimeter (untuk tinggi badan). Juga belajar mengenai lawan
kata, seperti  berat lawannya ringan serta tinggi lawannya pendek. 

Anak juga bisa belajar mengenai ukuran bajunya dan jadi tahu, apakah baju
ukuran tertentu pas untuknya atau tidak. Saat di toko baju, misalnya, ia
akan berujar dengan lantangnya, "Wah, kalau S (small) aku enggak cukup.
Harusnya yang M (medium)." 

* Memasak 

Saat  bersiap hendak masak, libatkan si kecil. Kenalkan padanya tentang
ukuran, pembagian, perkiraan waktu, dan lainnya. Minta ia membantu
menaburkan tepung ke dalam mangkuk sambil menghitung berapa sendok tepung
yang harus dituang. Secara tak langsung, anak sudah mulai mengenal cara
menakar. Dan untuk suhu, Anda dapat mengingatkannya, dia harus berhati-hati
dengan makanan ataupun minuman yang panas. Minuman ataupun makanan yang
terlalu panas jangan dipegang ataupun diminum dan dimakan.

* Mengelola uang 

Anak dapat menghitung, menyimpan, memilah,dan membelanjakan uang (tentu saja
di bawah pengawasan Anda). Cara yang paling cepat dan mudah dicerna oleh
anak untuk mengenali nilai uang adalah dengan membawa serta mereka
berbelanja. Entah itu memilih makanan kesukaannya, berapa harganya, dan
seberapa banyak ia dapat menghemat jika harga makanan favoritnya sedang
didiskon.  

* Di sekitar rumah 

Perbaikan alat-alat rumah tangga memberikan kesempatan yang bagus sekali
pada anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan matematika. Minta anak
memperhatikan saat Anda mengukur daun pintu/jendela rumah atau
menggantungkan foto keluarga di dinding ruang makan. Anak-anak dapat
membantu membuatkan lis foto. Kegiatan sehari-hari seperti menyetel
temperatur AC atau menyiapkan meja makan, merupakan kesempatan bagi
anak-anak untuk menghitung dan belajar mengenali angka-angka. 

* Bermain

Si kecil belajar mengenal angka melalui permainan-permainan seperti ular
tangga, monopoli, atau halma. Anak-anak juga dapat belajar mengenal
angka-angka melalui jam atau menghitung jarak pada saat bermain
lempar-lemparan bola. Dukung anak untuk melakukan kegiatan atau olah raga
bersama tetangga. Jangan lupa memperkenalkan dan membiasakan anak bermain
puzzle dan balok, karena kedua permainan ini melibatkan pembelajaran
angka-angka. 

* Bepergian 

Bahkan perjalanan yang pendek pun dapat memberikan pengalaman pada anak-anak
dengan matematika. Minta anak menandai kilometer kendaraan sebelum berangkat
dan catat pada kilometer berapa saat tiba di tujuan. Dengan begitu anak akan
mengerti, seberapa jauh jarak yang ditempuh. Selain itu, minta ia
memperhatikan rambu batas kecepatan kendaraan serta memperkirakan jam berapa
akan sampai di tujuan.

3 GAYA BELAJAR

Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Biasanya gaya-gaya
tersebut biasanya bawaan lahir atau diturunkan oleh orangtuanya. Bayi yang
baru lahir dipenuhi dengan penglihatan, suara, dan kepekaan. Pendengaran,
penglihatan, serta rangsangan sentuhan diterima dengan penerimaan yang
sangat peka oleh telinga, mata, dan kulit bayi.

Di tahun-tahun pertama kehidupannya di dunia, dari tiga pengelompokkan gaya
belajar, biasanya anak-anak memberikan satu gaya belajar yang lebih menonjol
dari dua gaya belajar yang lain dan tergantung dari kepekaan gaya belajar
mereka. Ketiga kelompok itu adalah, Pendengar, Pengamat, dan Penggerak.

1. Pendengar

Anak-anak yang termasuk jenis ini memperlihatkan ketertarikan yang lebih
pada suara-suara dan kata-kata. Kemampuan mereka dalam berbicara lebih cepat
dan juga cepat mengenal kata-kata baru serta  senang bila dibacakan
cerita-cerita.

2. Pengamat

Anak-anak yang termasuk jenis ini tertarik dengan warna, bentuk, dan
gambar-gambar hidup. Koordinasi mata-tangan mereka sangat baik dan sebagai
anak-anak mereka senang bermain dengan balok-balok dan puzzle yang
sederhana.

3. Penggerak

Anak-anak yang termasuk jenis ini senang dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan gerakan tubuh seperti merangkak, berjalan, dan biasanya
kemampuan mereka berjalan lebih cepat. Mereka terkoordinasi dan yakin dengan
tubuh mereka. Mereka senang digendong, diayun-ayun, dan selalu mencari
kontak fisik.

Gaya belajar ini dapat diamati sejak dini karena merupakan bawaan lahir dan
sifat yang diturunkan oleh orang tuanya. Selain sebagai gaya yang diturunkan
oleh orang tuanya, kadang-kadang gaya belajar anak juga cenderung mendekati
gaya sanak keluarga seperti om, tante, atau kakek dan neneknya. Pada usia
yang lebih besar, Anda dapat memperlihatkan penguasaan mereka di bidang mana
yang lebih menonjol,  misalnya anak Anda lebih menonjol di bidang matematika
daripada bahasa.

USIA SEKOLAH

Anak-anak yang termasuk tipe pendengar biasanya juga senang berbicara baik
di dalam kelas atau di mana saja dia berada. Dia senang membaca dengan suara
keras dan kemampuannya membaca biasanya berada dua tingkat di atas rata-rata
temannya. Dia pun sering berbicara sendiri bila sedang melakukan sesuatu
hal. Selain itu, hobinya adalah mendengarkan radio ataupun pemutar CD yang
selalu dibawanya ke mana pun dia pergi. 

Sementara anak usia sekolah tipe pengamat biasanya berpembawaan tenang dan
bahkan walaupun dia tahu jawabannya, dia jarang menjawab dengan spontan.
Hobinya selain bermain komputer juga senang mengumpulkan benda tertentu.
Matematikanya biasanya mendekati sempurna dan tulisannya rapi.

Sedangkan anak yang termasuk tipe penggerak biasanya mengeluarkan kata-kata
yang kurang rapi. ia suka bersosialisasi, terkoordinasi dengan baik, dan
tipe kompetitor yang alami. Ia juga senang bermain di tempat terbuka. Di
dalam kelas, dia akan merasa gerakannya terbatas. 

MASALAH

Jika anak tidak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari orang tuanya,
seiring dengan perjalanan waktu ia cenderung terpaku pada satu gaya belajar.
Bila hal ini terjadi, dari sejak kelas satu sekolah dasar, anak yang
termasuk tipe pengamat kemungkinan akan mengalami kesulitan menguasai bidang
yang berhubungan dengan suara, tipe pendengar akan mengalami kesulitan dalam
bidang matematika, dan tipe penggerak akan sulit duduk tenang di dalam
kelas.

Gaya belajar yang ekstrem dapat menghasilkan ketidakmampuan belajar. Beri
dukungan pada anak Anda sedini mungkin untuk dapat menguasai ketiga gaya
belajar dengan porsi yang sama dari lingkungan di mana ia berada. Dengan
cara memaksimalkan kemampuan belajarnya,  kesulitan atau masalah yang
mungkin akan dihadapi anak dapat dicegah.
(Aline/Nova)

>From http://www.kompas.co.id/ 3 Jan 2007

 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke