Jin Telaga Warna

----From : Dewi 

KISAH-KISAH GAIB TAPI NYATA    
WANITA YANG KUKIRA ISTERIKU TERNYATA JIN PENUNGGU TELAGA WARNA
Undangan berwarna biru dengan tulisan warna emas yang tercetak rapi,
tergeletak diatas meja makan. Hal tersebut mendorongku untuk segera membuka
dan membacanya walaupun perutku sudah berbunyi keroncongan minta diisi. 
         Isteriku berkata  " Mas, Itu undangan dari Jakarta untuk hari Sabtu
depan. Itu lho, Bu Kuncoro yang di Cikini mantu, kita datang ya !, kan salah
satu famili dekat ". Sambil membaca kartu undangan itu aku manggut-manggut
tidak menyahuti kata-kata isteriku. 
         Isteriku membujuk lagi dengan berkata : " Maas, kan sudah beberapa
bulan ini kita tidak ke-Jakarta, aku sudah kangen dengan keluargaku, pasti
semua datang ke-pestanya ", disambung dengan rayuannya lagi  " Sekali-sekali
pergi menghilangkan stress khan boleh. Jakarta dekat ini, ya Mas, ya.... ".
Setelah menyelesaikan membaca undangan itu Aku kemudian menatap Isteriku dan
mengangguk-kan kepala tanda setuju sambil tanganku meraih sendok dan segera
menyantap makan malam. 

         Isteriku melonjak kegirangan dan berteriak kepada putri kami yang
tiga bulan lagi berumur dua tahun  " Nanda, nanti kita jalan-jalan ke
Jakarta sama Papa". 

         Tak terasa hari Sabtu-pun tiba dan dan putriku Nanda sudah tiga
kali menanyakan kapan akan berangkat jalan-jalan seperti yang dijanjikan
oleh Ibunya. Setelah menaikkan semua tas dan perlengkapan keatas mobil,
kamipun berangkat dari Bandung menuju Jakarta. 

AWALNYA..... 
         Sejak kawin tiga tahun yang lalu, kami pindah dari Jakarta dan
menetap di Bandung karena tugas dari kantor-ku. Kami tinggal dirumah
kontrakan yang tidak terlampau besar dan beruntung mendapat fasilitas
kendaraan berupa mobil dari kantor sehingga kadang-kadang kami bisa
pergi bertamasya ketempat-tempat rekreasi dengan menggunakan mobil kantor,
seperti saat ini. 
         Udara pagi yang sejuk terhisap memasuki paru-paru menimbulkan
suasana yang tenang dan menggembirakan, pemandangan dikiri-kanan jalan
sangat indah, apalagi lepas dari Cianjur mendekati Puncak. Putri-ku Nanda
tak henti-hentinya bertanya ini-itu mengenai hal-hal baru yang
dilihatnya dan rasa senangnya karena diajak naik mobil pergi bertamasya.

TELAGA WARNA PUNCAK 
           Setibanya di Puncak, Isteriku menyarankan dan berusaha
membujuk-ku untuk berhenti sebentar beristirahat di Telaga Warna Puncak
menikmati udara sejuk nan menyegarkan. ' Kalau saja aku bisa mengetahui
peristiwa menggetarkan hati yang kelak akan terjadi, pasti akan kutolak
mentah-mentah permintaan Isteriku itu......... ' 
         Aku meminggirkan mobil dan parkir di-kawasan Telaga Warna, Isteriku
menarik-narik tanganku sambil membimbing Nanda kearah tepi telaga dan duduk
dengan santai sambil tak henti-hentinya mengoceh. Nanda dan aku mendengarkan
dengan asyik. 
         Ia menceritakan berbagai hal menarik yang akan dilakukannya di
Jakarta dan keinginan-keinginannya setibanya nanti di-Jakarta, juga pesta
perkawinan yang pasti akan sangat meriah yang akan kami hadiri dan belanja
oleh-oleh kesukaannya saat akan pulang ke Bandung. Tak terasa waktu berlalu
dengan cepat, setelah puas menikmati keindahan disekitar telaga, kemudian
kami-pun meninggalkan Telaga Warna dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. 

         Saat itu, jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi sedang dalam proses
pembuatan dan belum selesai, sehingga untuk ke-Jakarta masih harus melalui
jalan Bogor lama. 
         Setibanya di-Bogor, Isteriku meminta mampir di-toko roti terbesar
di Bogor saat itu untuk membeli roti dan penganan pengisi perut selama
perjalanan. Nanda kecapean dan terlihat tidur dengan lelapnya diJok
belakang, dan aku malas untuk turun, jadi Isteri-ku turun sendirian
dan pergi masuk ke-toko roti tersebut untuk berbelanja. 
         Aku menunggu dimobil bersama Nanda yang tertidur pulas....... 

ISTERIKU DENGAN PARFUM BAU KEMBOJA 
           Sekejap kemudian terlihat sesosok wanita yang persis berwujud
Isteriku mengenakan pakaian seperti yang dipakai Isteriku sambil membawa
bungkusan besar berisi roti dan makanan lainnya datang mendekat kemobil.
Tentu saja segera kubukakan pintu mobil karena kusangka Isteriku. Saat ia
masuk kemobil sekilas tercium bau bunga kamboja bercampur menyan yang
membuat bulu kudukku berdiri. 

         Akan tetapi karena melihat wajah Isteriku yang berseri-seri dan
berkata bahwa ia telah membelikan beberapa roti kesukaanku maka aku segera
melupakan hal aneh yang muncul bersamaan dengan kedatangan Isteriku ini. 
         Mobil ku-stater dan kemudian meluncur pergi dari toko roti di-Bogor
guna melanjutkan perjalanan ke-Jakarta. Sayangnya mataku kurang jeli,
sehingga tidak melihat bahwa beberapa detik sebelum mobil keluar dari area
toko roti, Isteriku yang asli muncul dipintu toko dengan
membawa bungkusan besar berisi roti dan melihat mobilku meluncur pergi
dengan membawa wanita lain. 

ISTERI ASLIKU MARAH BESAR 
           Isteriku marah besar dan mengira bahwa aku telah pergi (lari)
meninggalkannya dengan membawa wanita lain, seketika itu juga dibantingnya
bungkusan hasil belanjaanya dan dengan air mata bercucuran kemudian lari
pulang ke-Bandung. Hatinya dipenuhi dengan emosi, cemburu,
marah, sedih dan kesal bercampur jadi satu. Mulutnya membisikkan kata-kata
ancaman yang lirih   " Awas kalau pulang nanti ", berkali-kali tanpa henti
sepanjang perjalanan kembali ke-Bandung. 
         Fikirannya yang dipenuhi rasa marah dan cemburu, terus
bertanya-tanya, siapakan wanita yang menjadi simpanan suaminya itu dan telah
pergi bersama suaminya ?. Mengapa dirinya ditinggalkan begitu saja tanpa
menengok sedikitpun, sungguh tak berperasaan. Bagaimana dengan anaknya
Nanda, apakah dia sedang menangis menanyakan ibunya atau sedang apa ?, jahat
sekali suaminya itu, akh kalau saja tahu hati suaminya seculas itu, tak akan
mau dia diperistri bila hanya untuk disakiti hatinya. Rasa benci menyeruak
di-hatinya yang sedih dan luka bagai tertusuk sembilu. 
         Sesampainya dirumah langsung ia membanting dirinya keatas tempat
tidur dan menangis tersedu-sedu sambil tak henti-hentinya mengeluarkan
ancaman........ 

ISTERIKU BERMANJA-MANJA KEPADAKU 
           Sementara itu tidak sedikitpun terlintas difikiranku mengenai
keadaan Isteriku itu dirumah, malah aku terlibat dengan pembicaraan yang
romantis dengan wanita yang kukira Isteriku ini. Selama dalam perjalanan
ini aku sangat menikmatinya, karena tidak tahu kenapa istriku
bertambah-tambah genit dan manja-nya terhadapku, hingga beberapa kali pipiku
diciumnya mesra yang membuat hatiku semakin berbunga-bunga. 

         Isteriku ini kemudian merapatkan duduknya dan merebahkan kepalanya
kepundakku dan berkata  " Maas, kalau bisa aku ingin peristiwa ini jangan
cepat berlalu ". Aku berfikir sambil membathin, lho ini khan masih awal dan
masih banyak lagi waktu sesampaimya di Jakarta nanti.
Sewaktu rambutnya menyentuh pipiku, saat itu kembali sekilas tercium bau
wangi bunga kamboja bercampur menyan, sehingga bulu kudukku berdiri lagi.
Ihh....... Dalam hati aku berjanji  membelikan shampo luar negeri untuk
isteriku, karena bau wangi shampo yang ia gunakan sekarang ini menimbulkan
rasa takut dihatiku. 

SETIBA DI JAKARTA 
           Akhirnya setelah tiba di Jakarta, Aku langsung menuju ke hotel
yang terdekat dari Cikini, dan memesan kamar untuk satu malam, karena ingin
beristirahat sejenak menjelang resepsi malam nanti. Nanda sangat senang dan
bernyanyi-nyanyi kecil dengan lucunya sambil menyentuh barang-barang hiasan
yang ada dikamar hotel. Lagaknya bagai kupu-kupu
yang terbang mengitari bunga-bunga yang sedang mekar mewangi. 
         Sore hari, setelah memandikan Nanda, Isteriku mengajak mandi
bersama, ini sebetulnya diluar dari kebiasaannya, tapi tentu saja aku mau,
permintaan seperti ini jelas nggak akan kutolak. Didalam kamar mandi,
isteriku mesra berbisik meminta hubungan intim, awalnya aku
kurang setuju, tapi dengan sangat ahli ia membangkitkan hasrat
kelaki-lakianku...... 
         Koper dibuka dan pakaian-pakaian didalamnya dicoba dan
dipatut-patutkan ke tubuhnya sambil bergaya didepan kaca, hingga akhirnya ia
memutuskan menggunakan baju warna hijau yang memang serasi dengan warna
kulitnya yang putih. 

ACARA RESEPSI BERLANGSUNG MERIAH 
           Acara resepsi pernikahan putra Bu Kuncoro sangat meriah dan
memang banyak keluarga datang, tentu saja bagaikan reuni keluarga besar,
kami saling bertanya dan bercerita situasi terakhir dalam keluarga dengan
gembira. Beberapa kali Nanda datang kepadaku minta dibersihkan pipinya yang
berwarna merah bekas lipstik karena dicium gemas oleh tante-tantenya. Saat
foto bersama, mulanya Isteriku menolak keras, tapi setelah didesak-desak
akhirnya mau juga. Beberapa famili mengajak kami bermalam dirumah mereka
tapi dengan halus kutolak karena sebelumnya sudah memesan kamar dihotel. 

         Akhirnya acara resepsipun usai sudah dan satu demi satu para tamu
pamit pulang, demikian juga kami. Dalam perjalanan kembali ke hotel terlihat
sekali isteriku sangat bahagia karena celotehnya yang sangat bersemangat
mengenai suasana resepsi tadi, dimana aku hanya mendengar dan meng-iyakan
ucapan-ucapannya saja. 

BERGAIRAH DAN MENGAJAK BERCINTA 
           Nanda terlihat kelelahan dan segera tertidur pulas begitu
kepalanya menyentuh bantal tempat tidurnya, melihat putrinya telah tertidur.
Isteriku melepaskan pakaian pestanya satu demi satu sambil menggerakkan
tubuhnya dengan erotis, berusaha memancing gairahku, dan setelah terlepas
semuanya langsung menerkam diriku dan mengajak bercinta. 
         Malam itu entah beberapa kali hubungan intim telah kami lakukan
hingga rasanya tulang-tulangku hampir terlepas karena kelelahan melayani
hasratnya yang tak pernah padam, sehingga saat matahari telah tinggi kami
masih tertidur kelelahan. 

         Lewat tengah hari baru kami berangkat pulang ke Bandung.
Perjalanan pulang agak lambat karena kami banyak berhenti untuk belanja
oleh-oleh, lagi pula aku menjalankan kendaraan perlahan karena masih agak
mengantuk. Nanda sepanjang jalan kembali tertidur pulas, mungkin karena
masih kelelahan, sekilas terlihat senyum manis dibibirnya. 
KEMBALI KE TELAGA WARNA 
           Menjelang magrib saat mobil mendekati Puncak, Isteriku mendesak
untuk berhenti sebentar agar kembali beristirahat di Telaga Warna, aku
menolak karena perjalanan masih jauh lagipula sudah menjelang Magrib. Tapi
karena ia terus bersikeras dengan bujukan dan alasan yang kadang menurutku
sulit diterima akal, maka akhirnya aku mengalah dan memarkir mobil di
kawasan Telaga Warna. Saat itu suasana masih agak terang. 

         Nanda, walaupun sudah terbangun tapi masih menggeliat malas untuk
berjalan, sehingga kubopong turun mengikuti isteriku ke tepi telaga, setelah
duduk suasana menjadi santai, Isteriku berkata dengan serius kepadaku, bahwa
perjalanan ini tak akan pernah dilupakannya dan
Ia mencium pipiku berkali-kali guna lebih menguatkan kata-katanya.
Kelakuannya ini ku-rasakan agak aneh seakan dia tidak akan pernah bertemu
denganku lagi........ 
MENGAPA "DIA" TERJUN KE TELAGA ? 
           Saat terdengar Adzan Magrib mendayu-dayu, tiba-tiba dengan tak
tersangka-sangka Isteriku menerjunkan dirinya kedalam Telaga Warna, tentu
saja aku terkejut setengah mati apalagi mendengar putriku berteriak histeris
dan kemudian menangis meraung-raung memanggil-manggil ibunya, "
Mamaaaa......maama..." 

         Setelah menunggu beberapa saat dan tidak muncul juga dari dalam
telaga, maka akupun berteriak-teriak memanggil namanya dan langsung terjun
kedalam air telaga untuk mencari Isteriku, beberapa orang berkumpul melihat
kelakuanku yang aneh, kucoba menjelaskan
peristiwa yang terjadi dengan suara terbata-bata dan tubuh gemetar
kebingungan, beberapa orang kemudian tergerak untuk ikut terjun berusaha
mencari isteriku didasar telaga. Beberapa wanita yang ada berusaha membujuk
mendiamkan putriku yang terus menangis. 

         Setelah mengobak seluruh telaga selama lebih dari dua jam dibantu
oleh banyak orang tanpa hasil. Dengan baju basah kuyup dan tubuh menggigil
kedinginan serta  perasaan yang tak menentu karena sangat sedih, maka akupun
memutuskan untuk kembali ke Bandung dan berniat untuk melakukan pencarian
lanjutan esok pagi. Apalagi Nanda  terus menangis memanggil-manggil ibunya
yang telah terjun kedalam telaga dan tidak berhasil ditemukan. Saat itu
fikiranku terus bertanya-tanya " Mengapa Istriku tega sampai berbuat begitu
? Apa salahku ?.... setelah begitu lama tidak muncul dari dalam air apakah
mungkin ia telah mati !!....... 

PULANG KERUMAH DI BANDUNG 
           Aku menjalankan mobil pulang ke Bandung sambil ngebut agar cepat
sampai di rumah, dan berniat untuk mengabari saudara-saudaraku perihal
Istriku, agar mereka esok membantu dalam upaya pencarian. Dengan perasaan
sangat sedih dan terpukul atas musibah ini, akupun masuk kedalam rumah
dan.......... 

         Mendengar suara mobil memasuki rumahnya, Isteriku yang masih belum
tidur, bangun dan meloncat mengintip dari jendela kamar, mengetahui bahwa
suaminya pulang, timbullah lagi rasa marah atas perbuatan suaminya yang
disangkanya pergi meninggalkan dia sendirian ditoko roti di-Bogor bersama
wanita yang tidak dikenalnya. 
         Diambilnya sepatu hak tingginya dan berlari ke pintu depan........ 
         Betapa terkejutnya aku ketika membuka pintu depan, sepasang sepatu
hak tinggi mendarat telak dikepalaku, dan pelakunya tak lain adalah ternyata
isteriku......... 

TERNYATA ISTERIKU MASIH HIDUP 
           Wajahku pucat pasi kaget setengah mati, bahkan aku ketakutan
bagai melihat hantu, sehingga tak terasa sakitnya kepalaku yang benjol-memar
karena terlempar sepatu. Bagaimana mungkin isteriku yang hilang tenggelam di
Telaga Warna ternyata malah sekarang muncul
dihadapanku dengan wajah marah menakutkan dan suara menggelegar keras,
mengumpat dan memaki. Dengan terpana-bengong dan perasaan tak karuan, aku
cuma bisa berdiri mematung didepan pintu. Istriku masih terus melemparkan
segala macam benda kearahku sambil memaki-maki. Nalarku masih kacau belum
jalan, aku tak berusaha menghentikannya, masih bingung. 

         " Ka..kaau ...ternyata masih hidup, kukira sudah mati tenggelam ",
kataku ketakutan dan dengan suara terbata-bata. Setelah mendengar
kata-kataku, dan melihat keadaan diriku yang kacau, Isteriku malah bingung,
apalagi kemudian Nanda menghambur masuk dan memeluk
ibunya sambil berteriak keras : " Mama... jangan lompat lagi ke danau, Nanda
takuuut ". Terkejut Isteriku sehingga terlupakan kemarahannya, dan matanya
melotot menatap kearahku minta penjelasan, sambil mendekap Nanda yang
menangis sesenggukan dipelukannya. 
         Aku sendiri masih belum bisa mencerna dengan baik atas situasi yang
tak terduga-duga ini dan terpaku keheranan. Melihat aku tidak memberikan
jawaban, timbullah lagi marahnya dan berteriak keras mengejutkanku  "
Mengapa kau tinggalkan aku sendirian di Bogor, dan
siapa wanita sialan itu ! ". Fikiranku berusaha menyimak kata-katanya, ...
ditinggal di Bogor ?, siapa wanita itu ? apa yang terjadi ? bukankah aku
pergi dengannya ke Jakarta ? lalu siapa kalau begitu wanita yang menyerupai
dirinya dari Bogor hingga terjun ke telaga ? 

BARU KUSADARI BAHWA YANG BERSAMAKU ITU BUKAN ISTERIKU 
           Tiba-tiba aku berteriak keras : " Tidaaaaaaak ! ", " Aku tidak
tahu bahwa itu bukan kau !,  mahluk itu menyerupai kau kukira itu kau "
lanjutku keras. Kemudian aku memeluknya dan berkata dengan penuh perasaan :
" Syukurlah bahwa kau masih hidup, kukira sudah matiiiii ! " 
         Karena aku memeluknya seakan takut kehilangan dirinya, cairlah
emosinya dan tenang, kemudian meminta penjelasan lengkap dariku. 

         Kujelaskan kronologis kejadiannya, tentu saja dengan menyembunyikan
bagian hubungan intimku dengan mahluk itu, tak percaya Isteriku atas
ceritaku yang tak masuk diakalnya, untuk lebih meyakinkannya kuajak dirinya
untuk menelepon interlokal ke Jakarta. 
 
JADI YANG BERSAMAKU ITU MAHLUK JEJADIAN ?
           Terkejut Pamannya mengetahui kejadian ini, atas permintaanku dan
keingin-tahuannya atas peristiwa yang terjadi ini, esok harinya dengan
kereta-api terpagi segera ia berangkat ke Bandung. 
         Pamannya sendiri dengan bersumpah meyakinkan Isteriku bahwa aku,
suaminya saat itu datang ke resepsi pernikahan bersama dia, Isterinya, malah
foto-foto keluarga bersama, nanti bila sudah di-afdruk akan dikirim ke
Bandung. Paman terpaksa bermalam di Bandung karena Isteriku sangat terpukul
dan histeria dengan kejadian ini, masih belum masuk diakalnya kejadian ini
bisa terjadi. 
         Keesokan harinya salah seorang putra paman datang dengan keluarga
yang lainnya dan ikut meyakinkan isteriku dengan kesaksian mereka dan
membawa hasil cetakan foto-foto perkawinan, mereka dengan sangat bingung
memperlihatkan foto yang ada diriku, putriku Nanda sedang menggandeng
bayangan kosong. Ternyata mahluk berwujud isteriku itu tidak nampak dikertas
foto....... 

         Tiba-tiba isteriku terhuyung, dengan cepat kupeluk tubuhnya agar
tidak jatuh, ternyata ia pingsan. Kejadian ini begitu dahsyat menghantam
jiwanya hingga tidak tahan. 
         Mungkin terbayang difikirannya apa saja yang mungkin dilakukan oleh
suaminya terhadap mahluk itu karena mengira bahwa mahluk itu adalah dia
isterinya. Siapa yang tahu kecuali aku dan iih... mahluk yang menjijikan
itu. 

SIAPAKAH SESUNGGUHNYA YANG BERSAMAKU ITU DI JAKARTA ? 
           Hingga saat ini semua masih tak mengerti, siapakah sesungguhnya
wanita yang bersamaku itu, yang naik kemobilku mulai dari toko roti di
Bogor, tidur dihotel bersamaku yang akhirnya terjun ke Telaga Warna ?.
Demikian juga yang ada difikiran Isteriku dan keluarganya.......... 
         Sedangkan Nanda masih sering bercerita kepada keluarga yang datang
bahwa dirinya sangat senang diajak pergi jalan-jalan ke Jakarta bersama
ibunya, menginap dihotel, pergi kepesta, ia masih belum bisa mengerti bahwa
dengan siapa dia pergi itu bukan ibunya asli............ 
 _____  

         Suatu malam aku bermimpi didatangi oleh mahluk hijau yang
menyeramkan, berbadan reptil seperti bunglon tapi kepalanya menyerupai
Isteriku, ia minta maaf telah mengacaukan keluargaku dengan mewujud dan
menggantikan Isteriku pergi ke Jakarta. Itu karena dia tertarik
mendengar celoteh Isteriku yang mesra ditepi telaga mengenai enaknya
bepergian ke pesta pernikahan, jadi ia ikut dalam mobilku karena ingin tahu,
begitu melihat Isteriku pergi masuk ke toko roti, ia mendapat kesempatan dan
mendahului masuk kemobil dengan mewujud menyerupai
Isteriku. 

         Mahluk itu bilang bahwa ia sangat menikmati perjalanan itu dan
tidak akan pernah melupakannya, berharap demikian juga denganku. 
Akhirnya dia minta maaf atas segala perbuatannya itu dan juga minta maaf
kepada Isteriku. 
         Hatiku yang tadinya emosi mendengar pengakuannya akhirnya luluh dan
memaafkannya karena melihat tetesan air mata dipipinya tanda penyesalan dan
ketulusan hatinya. 
         Mahluk itu kemudian lenyap setelah sebelumnya mendoakan agar
keluargaku selalu rukun-rukun dan bahagia........ 

Seperti diceritakan kepada H. Mohammad B.I .   

 _____  

Kalau saja aku tahu bahwa wanita itu bukan Isteriku, tetapi Jin Penunggu
Telaga Warna, tak akan mau aku menggauli-nya hingga berkali-kali dikamar
hotel itu.   

SIAPAKAH SESUNGGUHNYA WANITA YANG BERSAMAKU ITU MULAI DARI TOKO ROTI DI
BOGOR, TIDUR DIHOTEL BERSAMAKU YANG AKHIRNYA TERJUN KE TELAGA WARNA ?


Semua kejadian-kejadian diatas adalah peristiwa yang sebenarnya terjadi,
bukan fiktip, hanya nama-nama dan lokasinya saja yang disamarkan.

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke