Tulisan ini saya ambil dari sebuah bloger teman saya 

selamat membaca

============================================

SEX
Dalam percumbuan kusadari hadirnya Tuhan

Aku menari
Dalam alunan nada yang kini memasuki seluruh jiwa dalam 
hidupku.
Hidup adalah sebuah tarian.
Kita semua sedang menari dalam alunan diri masing-masing. Ada yang 
menari untuk uang, menari untuk makan, menari untuk harga diri, 
menari untuk agama, menari untuk umat, menari untuk bekerja dan 
menari untuk menjual diri sendiri.
Menari adalah bercumbu.
Dalam derapan nafas yang sedang memburu.
Hidup adalah juga sebuah percumbuan.
Kita semua sedang bercumbu. Yang jelas percumbuan itu adalah waktu 
yang sedang berjalan dan sedang mengulum kita dalam detik-detiknya. 
Bercumbu dengan sebuah realita ataukah bercumbu dengan bayangan 
hidup itu sendiri?
Sex adalah kehidupan.
Saya tidak mengatakan bahwa kehidupan adalah sex.
Tidak! Dua hal tersebut adalah beda sama sekali!
Ketika ada sex, maka ada kehidupan,
Ketika ada kehidupan, maka belum tentu ada sex..
Menikmati sex adalah menikmati kehidupan. 
Dan ternyata.. Tuhan hanya dapat dirasakan dalam ... sex!!
Wow! Gelegar! Bum.. Dueerr!
Keindahan ada ketika kita mau dan terbuka terhadap keindahan 
tersebut. Sesuatu yang memang indah tak akan menjadi sebuah 
keindahan ketika kita tidak mau terbuka terhadapnya. Jadi keindahan 
itu tidak berada di luar diri kita. 
Dalam sex, kita sedang mengeluarkan keindahan yang berada di dalam 
diri.
Ia bersembunyi.
Ia bersemayam dalam ruang di dalam diri kita.
Ia tak mau keluar ketika kita tak berusaha untuk mengeluarkannya.
Keindahan asyik bermain di dalam diri seolah ia mempunyai teman yang 
enggan untuk dilepaskan. Memang demikian.
Keindahan asyik bercumbu dengan percumbuan sucinya di dalam jiwa 
manusia.
Sex adalah sebuah keindahan
Nafsu bukanlah keindahan.
Apakah ada sex tanpa nafsu?
Ada.
Apakah ada sex tanpa keindahan?
Ada.
Sex tanpa nafsu adalah keindahan. Sex tanpa keindahan adalah nafsu.
Kucari Tuhan dalam sekian lama perjalanan, dalam sekian 
tempat berbeda.
Tak kutemukan dia. Mengapa?
Karena memang Tuhan tidak mungkin untuk dicari.
Bagaimana kita akan menemukan Tuhan? Dimana tempat yang mampu 
menampung Tuhan?
Apakah Tuhan akan mengecilkan dirinya sendiri sehingga mampu kita 
temukan?
Tidak!!
Kalaupun Tuhan bersemayam dalam tempat ibadah itupun pasti bukan 
Tuhan semesta alam. Bukan! Tempat ibadah adalah tempat yang terlalu 
kecil untuk Tuhan. Kalaupun Tuhan bersemayam di kabah itupun tidak 
mungkin karena kabah tempat yang terlalu kecil untuk Tuhan.
Semua sudut tempat di alam raya ini dalam lingkup Tuhan, bagaimana 
mungkin ia kita temukan dalam satu tempat saja?
Sex adalah sebuah persepsi.
Kita melakukan sex sebenarnya kita sedang berasyik-masyuk 
dengan persepsi kita sendiri. Ketika ada rasa, sex menjadi indah. 
Ketika rasa tak ada, sex menjadi bahan yang menjemukan.
Cintaku mengantarkan aku pada sebuah rasa yang bergelora.
Rasa yang melebihi dari sebuah keindahan yang pernah kurasakan.
Ada sex yang dilakukan tanpa percumbuan, sexnya para ayam.
Yang dituju hanya pelampiasan keluarnya sperma dan terpuaskannya 
hasrat nafsu.
Tidak ada keindahan di sana. Tidak akan pernah ada. 
Percumbuan dengan keindahan adalah merasakan sebuah 
kehadiran rasa yang tak pernah ditemukan dalam sebuah pencarian. 
Rasa yang begitu besar yang luapannya melebihi besarnya alam raya 
yang ada. Rasa yang tidak mungkin untuk mengecilkan dirinya sendiri 
untuk sebuah pertemuan.
Rasa itu tidaklah mungkin untuk dicari.
Ia hanya bisa disadari ada kehadirannya.
Tuhan sangat tidak mungkin untuk dicari.
Tuhan bisa disadari ada kehadirannya.
Sex adalah percumbuan dengan Tuhan.
Ketika kita merasakan ada sebuah rasa dalam sex, Tuhan hadir. 
Lakukan sex dalam sholat, lakukan sex dalam doa, lakukan sex dalam 
dzikir, lakukan sex dalam segala macam ibadah... maka kehadiran 
Tuhan akan terasa.
Melakukan sex dalam sholat adalah percumbuan kita dengan Tuhan
Sex dalam doa adalah percumbuan kita dengan Tuhan
Sex dalam dzikir adalah percumbuan kita dengan Tuhan
Sex dalam segala macam ibadah adalah percumbuan kita dengan Tuhan.
Sholat tanpa rasa, sholat hanya untuk menunaikan kewajiban,
Adalah sex tanpa rasa yang hanya untuk mengeluarkan sperma 
saja.
Percumbuan dengan Tuhan
Adalah keindahan tak terkira yang tidak berada jauh di tempat sana. 
Ia ada dalam sex yang penuh rasa.
Kuhadirkan Tuhan dalam percumbuan itu. Bahkan sesungguhnya ia sudah 
hadir tanpa kuminta hadir, karena ia Maha hadir. Ke-Maha hadiranNya 
adalah karena keterlibatan rasa dalam sebuah percumbuan.
Kusadari bahwa dalam percumbuan kusadari hadirnya Tuhan.

Agung webe



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke