BATUK PADA ANAK
 
oleh dr Pumamawati S Pujiarto SpAK. MMPed
 
Batuk merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada anak,
dan
merupakan keluhan yang seringkali menyebabkan orang tua membawa anak mereka
ke dokter. Batuk merupakan gejala dari sebagian besar infeksi pernapasan.
Infeksi pernapasan meliputi:
 
Infeksi pernapasan atas, seperti pilek (dikenal juga sebagai common colds,
hidung beringus, nasofaringitis akut atau faringorinitis akut.)
 
Infeksi pernapasan bawah, seperti pneumonia, bronkitis, bronkiolitis.
 
Kadang-kadang batuk terdengar hebat. Namun demikian, biasanya batuk bukan
merupakan gejala yang membahayakan. Sebenarnya batuk merupakan suatu refleks
tubuh untuk membantu membersihkan jalan napas. Namun demikian, batuk dapat
menjadi alasan untuk berkunjung ke dokter. Kita perlu mengenal jenis-jenis
batuk, agar kita tahu bagaimana menanganinya dan mengetahui pula kapan
sebaiknya kita meminta bantuan medis.
 
Jenis-jenis batuk dan Apa Maknanya
 
. Batuk "Menggonggong"
 
Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan
pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam
hari, atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus.
Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika
mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami
kesulitan bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita
croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun
khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak
dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya.
 
. Batuk Rejan (" Whooping Cough)
 
Bunyi "whoop" adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak
tersebut berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama
berberapa kali. Jika anak mengeluarkan bunyi "whoop" (yang terdengar seperti
"hoop") setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan
besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika anak anda belum
menerima vaksinasi difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP).
 
Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan
bunyi "whoop" setelah episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini
dapat kekurangan oksigen atau bahkan berhenti napas karena penyakit ini.
Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat mematikan. Oleh
karena itu, segera hubungi dokter. 
 
. Batuk dengan Mengi
 
Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini
mungkin menandakan adanya suatu "sumbatan" di jalan napas bawah. Sumbatan
ini dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti
bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang tersangkut
di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali kalau
anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat,
seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat
tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan
pengobatan tersebut, hubungi dokter.
 
. Stridor
 
Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar
yang terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor,
segera
hubungi dokter.
 
Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas,
biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul
akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau akibat infeksi
yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan keadaan yang
mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan menutupi aliran
udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah
adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun,
epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka bakar karena
air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus dan bakteri.
 
. Batuk Mendadak
 
 
jika anak batuk secara tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman
masuk "jalur yang salah" yaitu ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya
potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang
tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu
membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut.
 
Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan
tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Akan tetapi, jika batuk tidak
kunjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan
coba-coba membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena tindakan ini
justru dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa
udara.
 
. Batuk Malam Hari
 
Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak
berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke
tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak
mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak.
 
Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita
cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.
 
. Batuk Siang Hari
 
Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi
pernapasan lainnya. Udara dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan
batuk ini seringkali membaik pada malam hari atau pada saat anak
beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak dinyalakan, tidak ada
binatang piaraan atau asap, yang menyebabkan anak batuk.
 
. Batuk disertai Pilek (Colds)
 
Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat
dimengerti jika saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau
berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala
pilek (colds) lainnya telah mereda.
 
. Batuk dengan Demam
 
Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus,
kemungkinannya adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk
yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu
dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi
dokter sesegera mungkin.
 
. Batuk dengan Muntah
 
Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya,
hal ini tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang
batuk
dengan pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke
lambung dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal
yang biasa dan tidak berbahaya.
 
. Batuk Menetap
 
Batuk yang disebabkan oleh pilek (colds) dapat berlangsung selama
berminggu-minggu, hingga mencapai 3 minggu, terutama jika pileknya hilang
timbul. Asma, alergi, atau suatu infeksi kronis di sinus atau jalan napas
mungkin merupakan penyebab batuk lama. Jika anak batuk lebih dari sebulan,
buatlah jadwal untuk berkunjung ke dokter.
 
. Batuk pada Bay! Kecil
 
Batuk dapat melelahkan bagi bay! berusia kurang dari 6 bulan. Oleh karena
itu, observasi bayi anda jika ia mengalami batuk. Bayi juga merupakan
populasi yang
paiing berisiko terhadap komplikasi akibat respiratory syncytial virus
(RSV), yang paling sering menyerang pada musim dingin. RSV menyebabkan pilek
(colds) dan infeksi telinga pada anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Akan tetapi pada bayi kecil, RSV dapat menyebabkan bronkiolitis dan
pneumonia dan menimbulkan masalah pernapasan yang berat. Pada awalnya,
gejala seperti pilek
(colds) biasa tetapi bisa memburuk menyebabkan mengi, batuk, dan kesulitan
bernapas. Pada keadaan ini, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisi
anak. Beberapa kasus perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapat oksigen dan
cairan. 
 
Kapan Menghubungi Dokter
 
Kebanyakan batuk pada anak tidak perlu dikhawatirkan. Namun, pada keadaan
tertentu, berkonsultasilah dengan dokter. Hubungi dokter jika anak:
 
. Mengalami kesulitan bernapas
 
. Bibir, wajah dan lidah berwarna biru atau pucat
 
. Mengalami demam tinggi (hubungilah dokter untuk setiap demam yang terjadi
pada bayi berusia kurang dari 3 bulan)
 
. Bayi (usia 3 bulan atau kurang) yang telah batuk selama beberapa jam
 
. Menimbulkan bunyi " whoop?' waktu mengambil napas setelah batuk
 
. Batuk darah (kecuali jika anak baru saja mengalami mimisan, maka biasanya
batuk darah tersebut bukan masalah)
 
. Ada stridor saat menghirup napas
 
. Ada mengi saat menghembuskan napas (kecuali jika anda telah mendapat
petunjuk
dari dokter bagaimana menangani asma di Rumah)
 
. Tampak lesu
 
Kapan anak dikatakan sesak atau sulit bernapas?
 
Untuk mengetahui apakah anak mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas,
anda dapat menghitung berapa kali anak bernapas selama 1 menit. Pemeriksaan
ini dilakukan saat anak dalam keadaan tenang (tidur). Laju napas
berbeda-beda
sesuai dengan usia anak.
 
Berikut ini adalah tabel laju napas anak berdasarkan usia:
 
Umur
 
Kisaran Normal
 
0-1 bulan
 
30-60
 
1 bulan - 1 tahun
 
30-60
 
1 tahun - 2 tahun
 
25-50
 
3 tahun - 4 tahun
 
20-30
 
5 tahun - 9 tahun
 
15-30
 
10 tahun atau lebih
 
15-30
 
Selain menghitung laju napas, anda dapat juga memperhatikan kepala dan dada
anak. Bila anak cenderung menengadahkan kepala (ke belakang), hal ini
menunjukkan adanya kesulitan napas pada anak. Disamping itu, dapat pula
ditemukan cekungan di di bawah leher, di sela iga dan di atas ulu hati yang
menunjukkan anak berusaha menggunakan otot bantu napas untuk memudahkannya
bernapas. Perhatikan juga adanya napas cuping hidung yang menandakan
kesulitan bernapas pada anak.
 
Penanganan Profesional
 
Salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis batuk adalah dengan mendengar.
Dokter akan menentukan cara penanganannya antara lain berdasarkan bunyi
batuknya. Karena sebagian besar penyakit pernapasan disebabkan oleh virus,
dokter tidak perlu meresepkan antibiotika pada banyak kasus batuk.
Antibiotika tidak digunakan untuk pencegahan. Antibiotika dapat digunakan
untuk "mengobati" infeksi bakteri tetapi antibiotika tidak mempunyai efek
terhadap virus. Pada common colds, antibiotika tidak diperlukan karena
karena antibiotika tidak mempercepat penyembuhan dan tidak mencegah
komplikasi. Jika dicurigai pneumonia atau infeksi bakteria lainnya, dokter
mungkin akan meresepkan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat
menyebabkan bakteri menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika.
Resistensi ini merupakan masalah berat yang mengkhawatirkan seluruh dunia
dan dapat menimbulkan penyakit yang serius dan kematian. Untuk mencegah
resistensi ini, maka hal-hal yang perlu dilakukan antara lain adalah jangan
meminta antibiotika pada dokter jika anda/anak anda mengalami pilek (colds).
Di lain pihak, jika anda mendapat antibiotika untuk infeksi bakteri, gunakan
sesuai petunjuk dokter; jangan berbagi antibiotika dengan orang lain.
 
Pada umumnya, obat-obat batuk tidak diperlukan. Obat-obat ini, baik yang
diresepkan atau yang dijua! bebas, mungkin mempunyai efek samping yang tidak
menyenangkan dan bahkan dapat berbahaya bag! bay! dan anak kecil. Biasanya
yang paling baik ialah dengan membiarkan perjalanan penyakitnya, hingga
penyakit itu sembuh dengan sendirinya.
 
Pneumonia, pertusis, RSV, dan kasus croup yang berat, mungkin perlu rawat
inap di rumah sakit. Biasanya hal ini diperlukan hanya untuk pemantauan
ketat dan untuk memastikan kecukupan asupan cairan. Kadang-kadang, jika anak
mengalami kesulitan bernapas, diberikan oksigen.
 
Penanganan di Rumah
 
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih
nyaman saat ia sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan
pada keadaan-keadaan seperti yang telah dijelaskan di atas.
 
. Jika anak menderita asma, pastikan bahwa anda telah menerima petunjuk
penanganan asma dari dokter anak. Pantau perkembangan anak dengan seksama
selama serangan asma dan berikan obat-obat asma sesuai petunjuk dokter.
 
. Jika anak -hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya sebelum memberikan
makanannya. Untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung dapat digunakan
tetes hidung yang mengandung garam fisiologis (NaCI 0,9%) sebanyak 2 tetes
pada masing-masing hidung 15- 20 menit sebelum makan. Tetes hidung NaCI 0,9%
tidak memiliki efek samping. Jangan gunakan tetes hidung yang mengandung
obat lain, karena obat tersebut dapat diserap dalam jumlah yang berlebihan.
Cara lain untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung yaitu dengan alat
hisap yang terbuat dari karet. Jangan lupa untuk memencet alat tersebut
terlebih dahulu, kemudian ujung karet dimasukkan ke satu lubang hidung, lalu
perlahan keluarkan dan lepaskan pencetan pada alat tersebut. Cara ini akan
mengeluarkan lender yang menyumbat hidung dan memudahkan anak bernapas
kembali. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada bayi berusia kurang dari 6
bulan. Anak yang lebih besar mungkin akan menolak cara ini. Penggunaan garam
fisiologis lebih dianjurkan daripada cara ini karena alat hisap tidak mudah
didapatkan dan penghisapan yang tidak hati-hati dapat menyakitkan.
 
. Jika anak anda mengalami colds, beristirahatlah di rumah. Hal ini akan
membantu penyembuhannya dan menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat,
cuci tangan merupakan hal yang penting untuk mencegah penularan.
 
. Jika anak terbangun pada malam hari dengan batuk seperti "menggonggong",
bawa anak ke kamar mandi,. tutup pintu, dan putar keran shower air hangat
selama beberapa menit hingga memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air
hangat, anda dapat memasukkan air panas ke dalam ember dan biarkan ruangan
menjadi penuh uap. Duduklah bersama anak di lantai kamar mandi selama
sekitar 20 menit. Uap air akan membantu anak bernapas lebih mudah.
Bacakanlah buku cerita supaya anak merasa nyaman.
 
. Jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi
kering).
 
. Minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman
bersoda atau minuman asam karena dapat merangsang saluran cerna.
 
. Jangan berikan anak (terutama bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang
dijual bebas tanpa petunjuk khusus dari dokter. Kebanyakan obat-obat ini
menekan batuk sehingga dapat membahayakan anak. Batuk tidak boleh ditekan 
karena batuk justru membantu mengeluarkan sekret/kotoran yang kadang-kadang
timbul pada penyakit pernapasan. Pada beberapa keadaan, obat-obat ini bahkan
menimbulkan efek samping yang berbahaya bila diberikan pada bayi dan anak
yang masih sangat kecil. Selain itu, pedoman dosis obat-obat yang dijual
bebas untuk anak seringkali berdasarkan pedoman dosis untuk dewasa (bukan
diformulasi khusus untuk bayi), jadi obat tersebut mungkin tidak bekerja
secara tepat seperti yang diinginkan.
 
Kesimpulan
 
Batuk merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada anak. Meskipun
kadang-kadang batuk terdengar berat, batuk umumnya tidak berbahaya dan dapat
ditangani di rumah. Batuk merupakan suatu refleks tubuh untuk membantu
membersihkan jalan napas kita. Ingat, batuk merupakan gejala dan bukan
penyakit. Jika anak batuk, harus dipikirkan apa yang menjadi penyebabnya.
Oleh karena itu, kita perlu mengenal jenis-jenis batuk agar kita tahu
bagaimana menanganinya dan kapan harus menghubungi dokter.
 
Tulisan ini disunting dari
 
Coughs, Colds, and Antibiotics. JAMA 8C ARCHIVES JOURNALS. American Medical
Assosiation. http://www.medem.com/medlb/article
<http://mailhosting.idola.net.id/cgi-bin/sqwebmail?redirect=http%3A%2F%2Fwww
.medem.com%2Fmedlb%2Farticle&timestamp=1118222246&md5=WcwoH5ewaADBVrmtjc4G6g
%3D%3D>  detaillb.ctm?article
ID=ZZZAFHOC8GDetsub cat=277 Common colds and Young Children.
http://www.aap.org/pubed/ZZZN097VA7Chtm7sub
<http://mailhosting.idola.net.id/cgi-bin/sqwebmail?redirect=http%3A%2F%2Fwww
.aap.org%2Fpubed%2FZZZN097VA7Chtm7sub&timestamp=1118222246&md5=WcwoH5ewaADBV
rmtjc4G6g%3D%3D>  cat= 107 Cough and Cold Remedies for The Treatment of
Acute Respiratory Infection in Young Children. Department of Child and
Adolescent Health and Development. World Health Organization.
 
. Dowshen S, Rutherford K. Your Child's Cough. Mayo Clinic.
 
Mato.ndang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisik pada Anak.
Sagung
Seto, Jakarta, 2000; hal 205
 
Oleh Daulika Yusna + Sps
 
Jakarta, 6 April 2005

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to