Biar DIET, Tetap Nikmati HIDUP

  


 


 


 


 

Oleh: Prof. dr. Iwan Darmansjah, Sp. FK

 

Makan itu salah satu kesenangan hidup. Sayang, di tengah maraknya jenis
makanan yang tersedia, muncul kekhawatiran terhadap makanan tertentu. 

 

Ketika media massa membahas berbagai diet yang dianggap dapat membuat tubuh
sehat, siapa tak mau? Ramalan Alvin Toffler bahwa yang akan unggul di
pasaran ialah bidang fashion, food, and fun - kini ditambah health - pun
menjadi kenyataan.

Diet menjadi percakapan sehari-hari yang sangat populer dan pertanyaan yang
sering diajukan kepada dokter ialah makan apa supaya sehat dan dapat
terhindar dari penyakit tertentu?

 

Berbagai penelitian mengenai diet menghubungkan jenis makanan dengan risiko
serangan jantung, hipertensi, diabetes, pirai (gout). Malahan osteoporosis,
autisme, dan epilepsi pun dicarikan pengobatan dalam diet. Ukuran nilai
biokimiawi dalam darah seperti profil kolesterol, asam urat, dan gula darah,
menjadi pemeriksaan laboratorium rutin.

 

Searah dengan itu ditemukan berbagai kelas obat yang dapat mempengaruhi
nilai-nilai laboratorium itu, sekaligus memperlihatkan perbaikan dalam
insidens serangan jantung, risiko kematian bila terkena serangan jantung,
tingginya tekanan darah, hubungannya dengan serangan gout, risiko akan patah
tulang, dsb.

Persepsi manusia terhadap kesehatannya telah berubah, dan kita ingin hidup
lebih lama dan sehat. Sebagian masyarakat memang berusaha keras mengatur
makanannya. Namun, sebagian lagi menjalankan diet secara tak rasional.
Sebagai contoh, mereka hanya makan malam.

 

Ada seorang ibu yang selama dua tahun setiap hari secara patuh hanya makan
rebusan. Namun, dia tetap gemuk dengan kolesterol yang juga tidak kunjung
turun. Ia menangis karena tak tahan makan seperti itu terus-menerus!

 

Jadi, bagaimana harus mengatur diet sembari tetap dapat menikmati hidup?
Bila Anda menderita diabetes, memang tidak ada jalan lain kecuali "tidak
makan gula lagi", artinya jangan menambahkan gula ke makanan Anda.
Minuman/makanan yang banyak menggunakan gula seperti coca-cola, fanta, teh
botol, sirop, dsb., harus dihindari sama sekali.

 

Pada penderita diabetes, satu gelas minuman ini saja akan menaikkan kadar
gula tinggi sekali! Selain itu, makanan yang cepat menjadi gula dalam tubuh,
seperti nasi, ketan, mi, roti, kentang, dan buah seperti mangga, anggur,
semangka, durian, harus dibatasi jumlahnya.

Apalagi singkong. Makanan yang banyak penggemarnya ini sayang sekali
merupakan makanan yang menyebabkan kadar gula penderita diabetes sulit
dikontrol. Mengapa, belum ada jawaban yang memuaskan. Memang, bagi penderita
diabetes, memilih makanan sehari-hari ini sulit. Namun, tanpa diet seperti
ini obat antidiabetes saja tidak akan berhasil.

 

Di lain pihak, berlebihan pula untuk sama sekali tidak makan gula dengan
memasak khusus setiap hari. Saya kira, Anda tetap boleh ikut makan dengan
anggota keluarga lainnya di meja makan. Yang penting, jumlah yang dimakan
dibatasi. Bila Anda gagal melakukan semua ini secara konsisten, komplikasi
pada mata, jantung, ginjal, otak, belum lagi cepat tua, luka yang tidak mau
sembuh, dsb. pasti akan datang.

 

Diet ketat lainnya berkaitan dengan penyakit pirai. Serangan pirai
berhubungan erat sekali dengan makanan yang banyak mengandung asam urat,
seperti jerohan, daging sapi, kacang, coklat, dsb. Jempol kaki yang sakit,
merah, dan bengkak merupakan serangan pirai yang klasik.

 

Bila Anda tidak menderita pirai, sakit pegal-pegal di otot tidak ada
kaitannya dengan asam urat dalam darah. Namun, masyarakat luas telanjur
menghubungkan pegal-linu selalu dengan tingginya asam urat (juga, dengan
tingginya kolesterol, atau dengan perkapuran). Pendapat ini tidak benar.
Sakit pegal-linu sebagian besar ditimbulkan oleh sikap kerja kita
sehari-hari.

 

Untunglah diet karena penyakit lain (serangan jantung, hipertensi, dan
osteoporosis), tidak sesulit diet akibat diabetes. Yang lebih menentukan
ialah menjaga jangan sampai overeating. Kuantitas lebih penting daripada
kualitas. Dengan demikian hidup dengan diet tidak terlalu sulit, dan
ketergantungan pada obat atau suplemen makanan dapat dikurangi. (Intisari)

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke