Katanya, Presiden juga manusia. Katanya, Amin Rais juga manusia. Lha, kita rakyat kecil ini apa dong ... !!??
On 5/27/07, Andriyono Kilat Adhi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mbak Ida, > > ternyata di Indonesia itu perlu sifat negarawan yang mumpuni. Untuk urusan > yang emosian dsb, mbok ya o diserahkan sama juru bicaranya. Buat apa ada > Jubir. Kalau sampai "salah" seperti ini (menurut saya dan sebagian orang > lho), kan ucapan dan pernyataannya, nggak bisa ditarik. Makanya, nggak > gampang jadi Presiden itu. > > Lebih baik baca milist mbak Ida Arimurti saja, biar tentrem hehehehehe > > Andriyono > > ----- Original Message ---- > From: Ida arimurti <[EMAIL PROTECTED] <arimurti%40cbn.net.id>> > To: [EMAIL PROTECTED] <idaarimurticlub%40yahoogroups.com> > Cc: idakrisnashow@yahoogroups.com <idakrisnashow%40yahoogroups.com> > Sent: Sunday, May 27, 2007 10:37:44 AM > Subject: Ida Arimurti 2,5 Tahun Bersabar, SBY Akhirnya 'Meledak' > > 2,5 Tahun Bersabar, SBY Akhirnya 'Meledak' > > Diam-diam ternyata Presiden SBY menyimpan kejengkelan me-nahun terhadap > Amien Rais. Me-nurut SBY, 2,5 tahun lamanya dia bersabar terhadap berbagai > kecaman dan serangan mantan Ketua MPR tersebut. Tapi batas kesabarannya > 'meledak' ketika Amien menyitir soal isu dana kampanye dari Washington. > Uneg-uneg kepala negara pun diungkap ke publik. > > "Lebih dua setengah tahun saya emban tugas sebagai kepala ne-gara. Selama > ini saya terus menahan diri dan tak ingin tanggapi komentar, kecaman, > serangan dengan kata-kata bahkan tindakan memperolok-olok saya oleh > saudara > Amien Rais di berbagai forum dan kegiatan publik," ungkap SBY dengan suara > bergetar di hadapan wartawan di ha-laman kompleks Istana Kepresi-denan, > Jakarta (25/05). > > Pemicu pengakuan presiden adalah opini yang dikembangkan Amien Rais dua > pekan terakhir, yakni ten-tang adanya pasangan capres-ca-wapres yang > semasa > kampanye Pilpres 2004 juga menerima dana nonbudgeter Departe-men Kelautan > dan Perika-nan(DKP) dan bantuan dari Washington, AS. > > Amien Rais memang tidak pernah menyebut secara terbuka indentitas pasangan > capres-cawapres yang dimak-sudnya. "Publik tahu arah opi-ni yang dibangun > itu pasangan SBY-JK, atau paling tidak tim kampanye SBY-JK juga mene-rima > dana DKP yang berma-salah itu. Secara tidak lang-sung juga diopinikan yang > menerima dana asing itu juga SBY-JK," ujar SBY. > > Menurutnya tuduhan itu sa-ngat kejam. "Tuduhan ini sung-guh fitnah yang > kejam. `Nauzu-billah` tidak ada satu dolar pun yang diterima pasangan > SBY-JK," tegasnya. Presiden juga mempersilakan KPU secara jujur untuk > menjelaskan soal adanya surat dari Washington yang disebut-sebut Amien > Rais > berada di KPU, yang mengin-dikasikan adanya aliran dana dari luar negeri > ke > salah satu pasangan capres-cawapres. > > Presiden mensinyalir tuduhan menerima dana asing tersebut telah ada sejak > kampanye Pilpres berlangsung pada 2004 dalam bentuk selebaran dan > sekaligus > isu-isu yang bergulir di masyarakat, yang menye-butkan adanya aliran dana > sekitar 50 juta dolar AS ke pa-sangan tersebut. > > "Meskipun saya sempat jengkel, saya tidak bisa berbuat apa-apa karena > tuduhan itu adalah selebaran yang beredar di masyarakat," katanya. Ia juga > mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak > bertanggung jawab itu merupakan black campaign kepada peserta Pil-pres. > > Presiden menegaskan akan menuntut Amien Rais, yang telah menuding dirinya > mene-rima aliran dana nonbudgeter dari Departemen Kelautan dan Periknan > (DKP), jika isu ter-sebut masih terus dikembang-kan ke publik karena hal > itu > tidak benar. > "Saya akan menggunakan hak saya untuk melakukan proses hukum demi keadilan > di negeri ini," kata Yudhoyono. > > Namun, saat ini Presiden Yudhoyono belum bermaksud menuntut Amien Rais > atau > pun pihak lain yang telah menuduh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf > Kalla (SBY-JK) menerima dana dari luar untuk kepentingan Pemilu 2004. > Presiden Yudhoyono, dalam kesempatan itu didampingi Mensesneg Hatta > Radjasa, > Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng > dan > Dino Patti Djalal. > > Yudhoyono menjelaskan, di-rinya tidak suka bila sedikit-sedikit > tuntut-menuntut kare-na hal itu tidak sehat, kecuali dalam perkembangannya > masalah itu telah makin masuk ke wilayah politik. Dalam kaitan itu, kata > presiden, dirinya ingin benar-benar mempelajari se-cara seksama dan > menelaah > semua dokumen, termasuk ke-terangan- keterangan yang dikumpulkan serta > mengidentifikasi seluruh pernyataan Amien Rais dan siapapun pihak yang > menuduh. > > "Terkait isu dana DKP, saya mengajak rakyat mengembalikan permasalahan > yang > se-sungguhnya menyangkut mantan Menteri DKP Rokhmin Dahuri yang diduga > melakukan korupsi dan kaitannya dengan pernyataan Amien Rais yang juga > mengaku menerima aliran dana DKP tersebut," katanya Presiden menjelaskan, > keter-kaitan kedua orang tersebut merupakan inti permasalahan sehingga KPK > dapat menyelesai-kan tugasnya untuk membuk-tikan apakah Rokhmin dan Amien > Rais bersalah atau tidak. "Kita tidak boleh campuri dan kita harus > memberikan keperca-yaan penuh kepada KPK," ka-tanya. > > Sementara itu, Mensesneg Hatta Radjasa tidak bersedia menjawab pertanyaan > warta-wan terkait tuduhan Amien Rais yang juga petinggi partai PAN, partai > tempat Hatta Radjasa menjadi sekjen. Hatta Radjasa lebih memilih bungkam > dan > tidak mengomentari apapun soal tuduhan itu.(zal/dtc/ gtr > > SBY tak Tahan Diolok > > Jum'at, 25 May 2007 22:52 > > JAKARTA--Prahara Politik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menabuh > genderang politik, menyerang balik salah satu rivalnya pada Pemilihan > Presiden 2004, Amien Rais.Mengaku sudah tidak tahan lagi diperolok-olok > dan > dituduh mcam-macam selama lebih dua setengah tahun menjadi presiden, SBY > bereaksi keras untuk mematahkan manuver lawan. Jumat (25/5) pukul 14.00WIB, > presiden menggelar jumpa wartawan di halaman istana presiden di Jakarta, > dan > pada acara itu menyebut nama Amien Rais sebanyak 15 kali. > > Saat memberi keterangan kepada wartawan, penampilan SBY tampak bebeda dari > lazimnya. Tidak banyak mengumbar senyum. Sedikit gerakan tangan. Rawut > wajah > memerah, raham agak keras ketika menekankan kata-kata dengan artikulasinya > tegas. > > Sebagai presiden sekarang maupun Capres pada Pilpres 2004, SBY > mengklarifikasi posisinya yang banyak diterpa isu-isu kecipratan aliran > dana > dari mantan Menteri Kelautan dan Pertanian Rokhmin Dahuri, dan bantuan > asing. SBY berdiri di depan podium didampingi mantan Sekjen Partai Amanat > Nasional selaku Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa, dan Sekretaris > Kabinet Sudi Silalahi. > > Di awal penjelasannya, presiden mengatakan sebagai kepala negara yang > ingin > mengembangkan amanah untuk membangun nilai dan budaya masyarakat yang jauh > dari fitnah-memfitnah, tuntut-menuntut dan kegaduhan sejenis. Dia tidak > ingin melibatkan diri dalam urusan dan wacana seperti ini. Namun karena > kehabisan kesabaran, SBY memilih membuat pernyataan resmi. > > "Lebih dari dua setengah tahun saya mengemban tugas sebagai kepala negara. > Selama ini saya terus menahan diri dan tidak ingin menanggapi komentar > kecaman, dan serangan dengan kata-kata bahkan tindakan memperolok-olok > saya > oleh saudara Amien Rais di berbagai forum dan kegiatan-kegiatan publik. > > Tapi kali ini, saya ingin menyampaikan secara tegas dan gamblang > penjelasan > saya yang sesungguhnya, lebih saya tujukan kepada seluruh rakyat > Indonesia. > Saya tidak ingin ada gangguan hubungan batin antara saya dengan rakyat > sebab > saya bekerja siang dan malam, juga untuk mereka, rakyat kita," ujar > presiden > SBY. > > Menggemparkan > > Bagaimana Amien Rais menyikapi kegeraman Presiden SBY yang menyebut > namanya > berulang-ulang sampai 15 kali? "Saya harus hati-hati dan saya tidak pernah > menyebut nama. Kalau kemudian ada pihak yang mengacu pada saya, itu > sesungguhnya ya hak dia sendiri," ujar Amien Rais. > > Namun demikian, agar semua persoalan menjadi jelas, pendiri dan mantan > Ketua > PAN itu meminta KPU membeberkan sumber-sumber dana Capres pada Pilpres > 2004. > "Ada dana Capres yang sudah dilaporkan ke KPU, dan banyak misterinya itu > mesti dibongkar. Saya belum bisa memberitahu tapi saya yakin sekali kalau > dibuka nanti cukup menggemparkan, " katanya. > > Amien menyampaikan dua pilihan. Opsi pertama, kejadian yang sudah berlalu, > dilupakan saja. Alasannya, kita bangsa besar yang tahu keadaan bangsa. > Opsi > kedua, yang menerima DKP itu supaya jujur ke atas permukaan dan hakimnya > itu > secara obyektif dan transparan, berikanlah keputusan yang betul-betul > adil. > > "Kalau memang maunya buka-bukaan, mungkin ini hands of God. Mungkin ini > rencana dari langit, masalah yang kecil kok bisa melebar dan meluas. Jadi > karena ini sudah kepalang basah, saya akan meminta Panwaslu untuk bertemu > kembali dan kemudian KPU yang dipenjara untuk." > > Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam telekomferens kemarin > mengatakan, tidak pernah mengungkap nama-nama penerima dana yang dikelola > departemennya. "Saya ingin tegaskan bahwa informasi terkuak soal aliran > dana > DKP ke mana itu adalah dari fakta persidangan. Waktu pada persidangan, ada > seorang saksi namanya Pak Didi Sadeli yang mengelola dana nonbudgeter. > > Jadi bukan saya yang mengungkapkan, tapi saksi-saksi di persidangan. Saya > selaku menteri waktu itu hanya mendisposisi kalau ada proposal melalui > tertulis maupun lisan," kata Rokhmin. > > Menyesatkan > > Seperti diwartakan sebelumnya, pada persidangan di Pengadilan Tipikor, > Jakarta. Rabu (23/5), Didi Sadeli, Kepala Biro Umum Departemen Kelautan > dan > Perikanan (DKP) yang ditugasi Rokhmin mengelola dana nonbudgeter DKP > sebanyak Rp 24 miliar antara 2001 hingga tahun 2004. Pengeluaran dana itu, > ia mengaku mencatat Rp 600 juta untuk mantan Ketua Umum MPR/Capres dari > PAN > Amien Rais. > > Selain Amien Rais, tercatat nama-nama politisi atau tim sukses saat > kampanye > Pilpres 2004. Tim kampanye Capres 2004 pun juga kecipratan dana. Steven > dari > Mega Center (kampanye Megawati-Hasyim Muzadi) kebagian Rp 200 juta, tim > kampanye pasangan SBY-JK Rp 450 juta. > > Menyangkut isu dana Departemen Kelautan dan Perikanan, laki-laki kelahiran > Pacitan 9 September 1949 ini mengajak semuanya untuk mengembalikan kepada > pokok permasalahan, inti permasalahan yang sesungguhnya. "Apa inti > permasalahannya? > > Rokhim Dahuri didakwa melakukan pelanggaran hukum atau korupsi oleh KPK > yang > kita kenal kemudian sebagai kasus dana DKP. > > Dalam kaitan ini saudara Amien Rais mengaku dan menerima dana DKP yang > bermasalah itu. Ini inti permasalahan sebenarnya. Dan bagi saya ini > benar-benar masalah hukum, silakan KPK menyelesaikan apakah Rokhim Dahuri > atau Amien Rais bersalah atau tidak." > > SBY juga mengajak semua pihak agar tidak mengintervensi dan tidak boleh > mencampuri proses hukum yang ditangani KPK. "Saya dan Jusuf Kalla jelas > sekali lagi tidak menerima dana DKP. > > Dengan demikian opini yang dibangun benar-benar menyesatkan dan tidak > sehat. > Diberitakan juga, sejumlah nama yang disebutkan sebagai tim kampanye > SBY-JK > juga menerima dana DKP tersebut. > > Kita sudah mendengar sendiri dari mereka yang disebut-sebut, mereka bukan > anggota tim kampanye SBY-JK dan bahkan dari mereka mengatakan saya pun > tidak > pernah menerima dana DKP itu," ucap sang pensiunan Jenderal. > (JBP/ade/yat/ amb) > > [Non-text portions of this message have been removed] > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed]