Renungan di bawah bisa didapatkan di buku Kebeningan Jiwa : Percikan Renungan Hikmah karangan saya yang diterbitkan Gema Insani Press, terbit bulan Mei 2007. Silakan "menikmati".
Budi Handrianto 2 Nasihat Ali Ali bin Abi Thalib berkata Siapa mampu menghimpun enam perkara Maka benar ia telah berusaha Dapatkan surga dan hindari neraka Mengenal Allah lalu taat kepada-Nya Mengenal setan lalu menentangnya Mengenal kebaikan lalu mengikutinya Mengenal kebathilan lalu menjauhinya Mengenal dunia lalu mengabaikannya Mengenal akhirat lalu berusaha mencapainya A li bin Abi Thalib dijuluki Rasulullah saw sebagai pintunya ilmu. Artinya kalau seseorang berguru pada beliau maka akan dapat menyelami lautan ilmu. Beliau adalah orang yang berilmu tinggi. Meskipun secara materi termasuk orang yang miskin namun beliau adalah orang yang kaya ilmu. Banyak hikmah ilmu yang keluar dari lisan beliau. Beberapa sempat dibukukan dalam kitab yang berjudul Najhul Balaghah yang berisi kumpulan petuah-petuah Ali ra. Salah satu hikmah yang disampaikan adalah jika seseorang mampu mengenal enam perkara dan menindaklanjuti pengenalannya itu dalam praktek kehidupan niscaya akan meraih surga dan terhindar dari neraka. Ali menyebutkan, barang siapa yang mengenal Allah dan lalu taat kepadanya maka ia akan mendapatkan surga dan lepas dari neraka. Mengenal Allah artinya mengenal Dzatnya, sifat-sifatnya dan seruannya. Termasuk di dalamnya adalah mengenal apa-apa yang diperintahkan-Nya untuk dilaksanakan dan mengenal segala larangan-Nya untuk ditinggalkan. Semua daftar The Do and The Don't dipelajari dengan seksama. Kemudian dengan ketaatannya berusaha keras melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Namun itu saja belum cukup. Sebab, bisa saja dalam menjalani kehidupan seseorang tergelincir ke jurang maksiat atau enggan melaksanakan perintah. Maka Ali menambahkan bahwa agar selamat seorang muslim mesti mengenal syaitan beserta tipu dayanya. Seperti sudah ditetapkan, syaitan adalah musuh terbesar manusia yang ia bersumpah akan menyesatkan manusia sampai hari kiamat tiba. Coba perhatikan, bagaimana canggihnya syaitan menggoda manusia. Pada jaman dahulu di kalangan Bani Israil ada seorang pendeta yang sangat shalih bernama Bal'an bin Baura. Orang ini sangat taat beribadah kepada Allah. Syaitan merasa putus asa berusaha menyesatkannya. Lalu ia mengumpulkan rakyatnya dan menawarkan siapa yang bisa menggoda menjerumuskan pendeta tersebut. Semuanya tidak sanggup. Akhirnya ada satu yang angkat tangan mengajukan diri menerima tantangan, yaitu jin Ifrit. Ia menyanggupi dan pergi berangkat menuju kediaman sang pendeta. Di kampung tempat pendeta itu tinggal hiduplah tiga orang pria bersaudara. Mereka mempunyai seorang adik perempuan yang berparas cantik yang tengah menginjak dewasa. Ifrit memulai projeknya dari sini. Suatu hari, ketiga pria tersebut harus pergi keluar kota. Mereka bingung siapa yang akan menjaga adiknya. Mulailah Ifrit membisikkan suara ke telinga mereka. "Titipkanlah adikmu kepada pendeta Bal'an yang shalih itu. Ia pasti bisa dipercaya menjaganya." Akhirnya mereka sepakat untuk menitipkan sang adik kepada pendeta itu. Bal'an mulanya menolak karena takut fitnah. Namun karena mereka mendesak akhirnya disetujui dengan catatan tinggal di tempat yang berbeda. Lalu pergilah sang kakak ke luar kota untuk jangka waktu yang lama. Ifrit dengan sabar membiarkan kondisi ini berlangsung aman-aman saja. Mereka tinggal di tempat masing-masing. Tiap hari wanita tersebut mengantarkan makanan ke tempat pendeta. Ia hanya mengetuk pintu dan menaruh makanan di luar rumah. Dalam satu kesempatan, ketika wanita tersebut mengantarkan makanan Ifrit sengaja menyingkapkan pakaian wanita tersebut sehingga betisnya kelihatan oleh pendeta. Mulailah berdesir hatinya. Dari sinilah Ifrit mulai membisikkan rayuannya untuk mendekati wanita tersebut. Akhirnya sang pendeta mulai menunggu wanita itu ketika mengantarkan makanan. Singkat cerita, terjadilah komunikasi antara Bal'an dengan wanita cantik itu. Komunikasi, yang mulanya terhalang hijab akhirnya menjadi bertemu muka. Ifrit terus menghembus-hembuskan nafsu birahi di antara keduanya. Akhirnya, terjadilah apa yang diinginkan oleh Ifrit. Yaitu perzinahan. Begitu dosa itu dilakukan, kaget dan paniklah sang pendeta. Sebagai orang yang suci ia sangat tidak layak melakukan hal itu. Ia demikian menyesal. Tapi Ifrit, yang mengaku diri sebagai kawan pendeta menenangkannya. Katanya, "Tenang saja, toh tidak ada orang yang tahu kamu melakukan perbuatan itu." Bal'an pun mulai agak tenang. Lama kelamaan penyesalannya hilang karena perbuatan kejinya tidak ada yang mengetahui. Maklum, padepokan atau tempat tinggalnya jauh dari keramaian orang. Ifrit masih saja menemani untuk menggiring Bal'an terjerumus lebih dalam. Dan akhirnya wanita itupun hamil. Sang pendeta kembali panik dan menemui Ifrit, "Apa yang harus aku lakukan ?" Ifrit berusaha memberikan nasihat secara bijak. "Kamu kan orang shaleh. Kalau ketahuan perbuatan ini kamu bisa berabe. Apalagi jika kakak-kakaknya nanti datang. Agar posisimu aman, sebaiknyawanita itu dibunuh saja !" Bal'an terbelalak, "Hah, Apa ? Dibunuh ? Itu kan dosa besar ?" Ifrit berkata dengan tenang, "Ya, terserah. Rasanya tidak ada alternatif lain. Kecuali kamu mau diarak orang-orang keliling kampung sebelum kamu dipancung. Lagipula kepalang tanggung, kamu kan juga sudah melakukan dosa besar dengan berzina." "Lalu bagaimana kalau kakak-kakaknya menanyakannya ?" tanya Bal'an. "Tenang saja," ujar Ifrit. "Kamu tinggal bilang kalau sepeninggalan kakak-kakaknya sang adik sakit dan kondisinya terus memburuk. Tidak ada tabib yang mampu mengobati, akhirnya anak itu meninggal. Gampang kan ? Mereka pasti akan percaya karena kamu di mata mereka seorang yang shaleh." Pikir punya pikir akhirnya Bal'an mengikuti nasihat Ifrit. Dibunuhnya wanita tersebut dan dikubur di belakang rumahnya. Tak beberapa lama kakak-kakaknya datang dan menanyakan kondisi sang adik. Dengan berpura-pura sedih Bal'an menceritakan kejadian yang dikarangnya itu. Tentu saja mereka sangat sedih, namun tetap mengucapkan terima kasih kepada Bal'an karena telah merawat adiknya dengan baik. Malam harinya, Ifrit kembali bekerja. Ia datang kepada ketiga kakaknya dalam bentuk mimpi. Ifrit mengatakan, dalam mimpi mereka, bahwa sebetulnya adik mereka telah dinodai oleh Bal'an dan kemudian dibunuh. Kalau tidak percaya, silakan bongkar kuburnya yang ada di belakang rumah Bal'an. Akan terlihat bekas-bekas cikikan di lehernya. Ketiganya bangun dan saling bertanya apakah mendapat mimpi yang sama. Merasa yakin bahwa itu adalah wangsit yang dapat dipercaya maka pergilah mereka ke rumah Bal'an dan membongkar makam yang ada di belakang rumahnya. Akhirnya mereka mendapatkan adiknya memang meninggal dalam keadaan dibunuh. Marahlah ketiga orang tersebut kepada Bal'an dan menyeretnya kepada orang banyak. Masyarakat pun tidak kalah marah dan gemas. Mereka tidak menyangka pendeta yang selama ini dianggapnya suci ternyata berbuat keji. Mereka merasa tertipu. Mereka beramai-ramai mengarak Bal'an dalam keadaan tersalib sambil melemparinya dengan telur busuk dan kotoran untuk kemudian akan dieksekusi. Memang seperti itulah hukum yang berlaku di kalangan Bani Israil pada waktu itu. Bal'an pun sudah tidak bisa apa-apa karena memang itulah yang diperbuatnya. Pada saat itulah muncul Ifrit menampakkan dirinya di hadapan Bal'an. Langsung Bal'an menyeru, "Ifrit... tolonglah aku Ifrit..." Ifrit dengan tersenyum penuh kemenangan berkata, "Aku bisa menolong mengeluarkanmu dari kondisi parah ini, namun ada syaratnya." Bal'an berkata,"Apapun syarat yang kamu ajukan pasti akan aku penuhi asal aku keluar dari keadaan ini." Ifrit berkata, "Kamu sujud padaku, niscaya aku akan menolongmu." Berkata lagi Bal'an, "Bagaimana aku bisa sujud padamu sedang badanku dalam keadaan tersalib seperti ini." Ifrit berkata, "Cukup kau tundukkan kepalamu padaku sebagai bukti kau sujud padaku." Maka Bal'an pun melakukan apa yang dikatakan Ifrit. Bal'an seorang yang semula ahli ibadah telah melakukan zina, membunuh dan berbohong, saat itu telah sujud kepada Ifrit. Ia telah menjadi kafir. Maka berkatalah Ifrit, "Aku berlepas diri dari semua perbuatanmu..." sambil meninggalkan Bal'an penuh kemenangan. Saat itulah orang-orang itu mengeksekusi Bal'an. Akhirnya, matilah Bal'an dalam keadaan kafir sekaligus mengenaskan. Ia telah meninggal dalam keadaan su'ul khotimah. Naudzubillah min dzalik. Seseorang yang tidak mengetahui tipu daya syaitan maka ia tidak akan tahu bagaimana cara menentangnya. Bal'an sebagai pendeta hanya mengetahui dan mendalami ibadah-ibadah saja. Maka ketika syaitan menggodanya, dirinya mudah dijerumuskan. Selanjutnya, seseorang yang tidak bisa mengenali kebaikan, bagaimana ia bisa melaksanakannya ? Seperti seorang yang masuk kantor hari pertama tanpa membaca terlebih dahulu job description maka ia akan bingung. Ia mengerjakan pekerjaan apa adanya. Sang atasan tentu marah karena yang dikerjakan karyawan baru ini tidak seseuai dengan tugas yang dibebankan padanya. Manusia yang tidak mengetahui kebaikan maka ia akan mengarang-karang sendiri arti kebaikan. Padahal bisa jadi apa yang dikarangnya tidak sesuai dengan kebaikan dari Allah. Orang seperti itu akan terjerumus dalam perbuatan bid'ah. Demikian pula dengan kejahatan, apabila tidak dikenali maka kita tidak bisa atau tidak tahu bagaimana cara menghindarinya. Seorang karyawan yang diterima di sebuah perusahaan harus memperlajari Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) agar tahu mana yang dilarang di perusahaan tersebut. Kalau melakukan ini ia akan mendapat Surat Peringatan I (SP I). Kalau melakukan itu ia akan mendapat SP II dan seterusnya. Bisa jadi kalau dia mengabaikan akan mendapatkan sanksi PHK. Kalau kita di-PHK Allah dari bumi-Nya, lantas kita mau kemana. Mengenal dunia dan akhirat juga syarat mutlak apabila kita ingin meraih atau meninggalkannya. Dunia yang bersifat materi dan menggoda harus dikendalikan. Bagaimana kita bisa mengendalikan apabila kita tidak mengenal dengan jelas mana dunia dan mana akhirat ? Semoga kita bisa mengenal 6 hal yang disarankan sahabat Ali sehingga kita dapat meraih keridhaan dan surga-Nya. [Non-text portions of this message have been removed]