TIDUR SIANG TETAP PERLU Oleh : Utami Widowati
Membiasakan anak istirahat di siang hari memang tidak mudah. Seperti yang dialami Linda siang itu. Lebih dari satu jam ia membujuk anaknya agar segera ke pembaringan. Tapi ada saja alasan yang dikemukakan untuk menghindari acara rutin tersebut. Padahal, "Kalau sudah tidur, sulit bangunnya," kata perempuan berusia 32 tahun ini. Terus terang Linda sering mempertanyakan apa selama ini dia sudah melakukan cara yang benar dalam mengatur pola tidur anaknya. Masalahnya, sepulang sekolah hanya tersedia sedikit waktu untuk istirahat, sebelum sang anak mengikuti berbagai kegiatan tambahan seperti les musik dan belajar mengaji. Menurut para ahli, bagaimanapun kondisinya, tidur siang tetap penting untuk anak. Kecuali kalau tidur malamnya mencukupi, boleh saja sesekali absen tidur siang. Memang ada yang beranggapan bahwa masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk bereksplorasi. Namun, bukan berarti kita biarkan anak berbuat sesuka hati. Sebab, bila terlalu lelah di siang hari, bisa jadi dia akan kesulitan tidur di malam hari. Begitu telat tidur dengan sendirinya akan susah bangun pagi, sementara kewajiban ke sekolah sudah menunggu. Dalam situasi seperti ini, yang repot tentu orang tua. Itu sebabnya, meski anak menolak tidur siang, bukan berarti mereka tiak membutuhkannya. Orang tua perlu memperhatikan kesibukan anak. Kadang kala, karena keasykan bermain, ia jadi enggan beranjak ke tempat tidur. Padahal tak jarang mereka sesungguhnya sudah mulai lelah beraktivitas seharian. Karena itu, orang tua mesti peka terhadap tanda-tanda kelelahan menghinggapi anak. Misalnya, tiba-tiba mereka kehilangan gairah untuk bermain, rewel, manja, mudah ngambek, tidak sabar, menggosok mata, atau menguap brulang kali. Jika sinyal tersebut muncul, segera ajak si kecil ke tempat tidur. Seorang anak atau orang tua, seperti yang diungkapkan Jodi A. Mindell, PhD, dari Associate Director of the Sleep Disorders Center di Children's Hospital of Philadelphia, hanya akan memetik manfaat tidur siang bila tidurnya cukup berkualitas. Agar anak merasa aman dan nyaman, singkirkan barang-barang yang bisa membahayakan saat tidur, seperti bantal besar, selimut, atau mainan. "Jaga juga temperatur ruangan dan kenakan pakaian yang menyerap keringat," kata Mindell. Berbagai penelitian menunjukkan tidur siang bagi anak sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Anak yang cukup tidur siang akan tetap segar dan terjaga energinya hingga mreka bisa lebih fokus dalam belajar. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak yang biasa tidur siang cenderung lebih fleksibel dan bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Dia juga lebih berfokus pada satu perhatian dan jarang rewel dibandingkan dengan mereka yang sulit tidur siang. BIASAKAN ANAK TIDUR SIANG Mulailah dengan membuat jadwal yang konsisten. Usahakan anak tidur siang di waktu yang sama setiap hari., tapi jangan terlalu kaku. Seiring dengan bertambahnya usia, sesuaikan dengan aktivitas anak yang semakin meningkat. Beri anak-anak makan siang yang mengenyangkan atau makanan kecil satu setengah jam sebelum makan siang. Sebelum tidur, ajak anak menjalani waktu tenang setelah makan siang agar mereka bisa berhenti bermain. Atur agar ruang tidur tetap gelap. Setel musik yang menenangkan menjelang anak tertidur. Ganti baju mereka dengan pakaian tidur yang nyaman dan menyerap keringat. Jangan sampai kebiasaan sebelum tidur yang biasanya tak disukai anak, seperti gosok gigi, mencegah mereka tidur siang. Dengan anak kembar atau saudara sebaya mungkin akan ada lebih banyak masalah. Mereka akan saling ganggu meski Anda sudah menggunakan waktu tenang. Jika tak mempan, pisahkan tempat tidur mereka meski masih satu kamar. Jika anak menolak tidur siang, pertimbangkan untuk mengajak lebih cepat tidur di malam hari. Jika ada masalah, bicarakan dengan tenaga medis profesional. POLA TIDUR YANG SEHAT Usia baru lahir, 16-18 jam per hari, terbagi sekitar 6-7 kali. Usia 3 bulan, umumnya 15 jam setiap hari dengan tiga kali tidur siang. Usia 6 bulan, masih sekitar 15 jam sehari semalam dengan dua kali tidur siang. Usia 12 bulan, perlu 14 jam sehari semalam dengan 1-2 kali tidur siang, masing-masing sekitar 2-3 jam. Usia 18 bulan, total 13 hingga 14 jam sehari semalam, dengan 1-2 kali tidur siang masing-masing 2-3 jam. Usia 2 tahun, cukup 13,5 jam sehari semalam, dengan satu kali tidur siang sekitar 2,5 jam. Usia 3 tahun, biasakan 12-13 jam sehari semalam, dengan satu kali tidur siang sekitar 1 jam. Usia 4-6 tahun, bisa 12 jam sehari semalam, dengan satu kali tidur siang selama 1 jam atau tidak sama sekali. Perkiraan waktu tidur bersifat fleksibel, bergantung pada kebiasaan anak, aktivitas, dan kemungkinan mereka terbanun di malam hari. [berbagai sumber, tami] Koran Tempo 20 Januari 2007 [Non-text portions of this message have been removed]