Apabila kita telaah lebih mendalam sedikit, sebenarnya di kota Jakarta ini memang hampir seluruh pengguna jalan tidak mengindahkan kaidah berlalu lintas yang baik dan benar, seperti memperhatikan kepentingan orang lain, memprioritaskan pejalan kaki, belum lagi pengendara sepeda motor yang dulu pernah mau diatur malah unjuk rasa, tapi setelah dilonggarkan malah pedestrian dijadikan jalan mereka, dimana kebebasan pejalan kaki dalam hal ini..??
Mentalitas berlalu lintas ini yang sebenarnya harus dibenahi, karena efeknya bisa sampai ke daerah2 lainnya, coba perhatikan kota semarang,jogja, solo dll, saat ini para pengemudi sama tidak sabarannya dengan pengemudi di Jakarta, karena apa,..? karena mereka mencari nafkah di Jakarta dan sifat berlalu lintas ini mereka bawa ke kampung halamannya, kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab..? Yang mutlak bertanggung jawab sudah pasti bukan hanya pemerintah daerah maupun pusat, tapi murni adalah dari diri kita sendiri, mulai dari diri kita sendiri untuk memperhatikan kepentingan orang lain, tidak menggunakan klakson sembarang waktu/setiap saat, memperhatikan para pejalan kaki, dan yang terpenting adalah, asupan yang kita santap setiap hari, kenapa..?? kalau asupan yang kita santap setiap hari hasil dari tidak menyusahkan orang lain alias halal, otomatis diri kita juga tidak mudah "panas" demikian juga buah hati kita yang mendapat asupan halal dari keringat orang tuanya. Ini hanyalah sekedar kata2 yang bisa diresapi oleh kita semua. Pendidikan di jalan raya bermula dari rumah, ini benang merahnya. Saya kira ini tanggapan dari saya, semoga tidak menyinggung dan dapat bermanfaat. Salam MERDEKA, Derryl R Soerjopoetro Note: akan lebih baik apabila kita juga mulai membiasakan diri untuk menggunakan kata2 yang benar, seperti bus way itu adalah jalan khusus buat bis, bukan nama bisnya, karena nama bisnya adalah TRANSJAKARTA, sama seperti PPD,MAYASARI BAKTI dll. jadi judul artikel ini sebenarnya adalah SUPIR BIS TRANSJAKARTA. bravo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Setuju . Ini dia susahnya kalau ada prioritas seperti busway. Belum lagi kelakuan pada petugas dishub nya, sangat arogan dan sangat tidak memperhatikan kepentingan pengguna jalan lain. Lihat di jalur Senen, selepas lamer Kemayoran biasanya ada petugas yang menghalau mobil untuk tidak masuk ke jalur busway. Sementara, di ujung per 4 an senen sampai ke deplu, jalur busway rusak parah dan dibongkar. Lagi, lagi para pengguna jalan harus mengalah dengan para busway .. padahal mereka yang mengambil jalur umum. bs [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. [Non-text portions of this message have been removed]